Citizen6, Sleman: Pasag Merapi (sebut Pasag) dibentuk ketika musibah erupsi merapi pada 1994 yang melanda dusun Turgo, Purwobinangun, Pakem, Sleman, salah satu dusun di lereng merapi, di Kabupaten Sleman. Saat itu jumlah masyarakat yang meninggal 30 orang, (penduduk Dusun Turgo) total jumlah korban mencapai 60 orang, dengan musibah tersebut. Masyarakat merapi, bertekad membentuk wadah PB untuk ancaman letusan merapi.
Selang beberapa tahun, yaitu 1995 dibentuknya Pasag Merapi (Paguyuban Sabuk Gunung Merapi). Pelan tapi pasti, bersamaan dengan itu tahun yang sama, bersama organisasi lSM, yang menamakan dirinya Kappala Indonesia, salah satu orangnya bernama Eko Teguh Paripurno (Kang Et ) dan Sigit "Gendon" Widdiyanto melakukan kegiatan CBDRM bersama masyarakat (Pasag Merapi) karena Pasag Merapi semuanya adalah masyarakat lereng merapi, selain kegiatan CBDRM, juga sudah mengenal pelatihan PPGD (Penanggulangan Penderita Gawat Darurat), melakukan pelatihan bersama–sama dengan waktu yang cukup intens.
Pada awalnya Pasag Merapi hanya mencakup 1 Kabupaten, 3 Kecamatan dan 3 Desa (Ngandong, Turgo, Kaliadem) terkadang dalam pelaksanaan pelatihan banyak warga masyarakat yang iuran, tidak hanya berupa uang, tetapi juga beras, makanan pokok (untuk kebutuhan konsumsi) karena kita sadar masyarakat merasa butuh dan perlu pelatihan CBDRM dan PPGD tingkat dusun.
Kegiatan CBDRM waktu itu (1995) difasilitasi teman–teman Kappala Indonesia, yang mendampingi kawasan merapi. Secara otomatis sudah membangun jejaring kesiapsiagaan. Tidak berhenti di sini saja, Pasag Merapi juga dalam kegiatannya tidak hanya kesiapsiagaan dan PB tetapi juga kegiatan advokasi lingkungan (tolak tambang), juga konservasi lingkungan. Selain itu juga tolak Taman Nasional Gunung Merapi, yang pada saat itu kawasan merapi akan diklaim menjadi Taman Nasional.
Perjuangan Pasag Merapi belum selesai di situ. Masyarakat mempunyai ide gagasan, bagaimana jika kita menjadi 4 Kabupaten jadi satu meliputi Sleman, Magelang, Boyolali dan klaten. Perjalanan untuk menyatukan masyarakat merapi jadi satu tidaklah hal yang mudah. Semua itu memerlukan perjuangan. Masuk 2000-2001, kegitan–kegiatan rutin seperti PPGD dan CBDRM terus dilakukan, mengingat jarak waktu erupsi merapi dari 2–7 tahun itu masa istirahat gunung merapi.
Pada 2001 Pasag Merapi sudah mencakup wilayah kabupaten Magelang. Mengingat letusan merapi tak mengenal batas administratif suatu wilayah. Kemudian pada tahun 2003 sudah mencakup wilayah Kabupaten Boyolali dan Klaten. Sejak itulah di tahun 2003 Pasag Merapi merubah nama menjadi Pasag Merapi (Paguyuban Siaga Merapi).
Jadi masyarakat lereng merapi tentunya sudah tahu betul kegiatan kesiapsiagaan yang berkaitan dengan penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Sejak tahun 2003 tersebut, Pasag merapi sudah meliputi 2 provinsi (D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah) dan 4 Kabupaten (Sleman, Magelang, Boyolali dan Klaten) dan 12 Kecamatan (Pakem, Turi, Srumbung, Dukun, Sawangan, Selo, Cepogo, Musuk, Cangkringan, Kemalang, Ngemplak dan Kalasan). Sekarang total 60 desa di lereng merapi, baik KRB III maupun KRB II (Kawasan Rawan Bencana) masuk ditahun berikutnya 2006 terjadi erupsi merapi ke Sektor Timur (wilayah Kabupaten Sleman), di mana kawan–kawan Pasag bekerja ektra keras, di semua lintas Kabupaten.
Menginjak 2007 Pasag Merapi bersama PSMB UPN menggandeng aparat pemerintah dan bersama–sama menyusun draft rencana aksi daerah berkaitan dengan penanggulangan bencana. Pada 2008 Pasag Merapi sudah diakui Pemerintah tentang kegiatan–kegiatan kesiapsiagaan, Pasag Merapi dilibatkan dalam Forum Merapi, yaitu wadah semua pegiat bencana merapi ( sektor pemerintahan di 4 kabupaten, LSM internasional, akademisi, juga vulkanologi/BPPTK), dengan diikutkan forum merapi pada tahun 2008, pasag merapi telah dipercaya menjadi faslitator WLPB (wajib latih penanggulangan bencana) yang diselenggarakan UNICEF, PSMB UPN, BPPTK. Sampai saat ini pasag Merapi mempunyai beberapa fasilitator meliputi cbdrm, ppgd, wlpb, dan fasilitator cbdrm bagi perempuan di sekitar lereng merapi. (Pasag Merapi/Ibn)
*Pasag Merapi adalah pewarta warga.
Selang beberapa tahun, yaitu 1995 dibentuknya Pasag Merapi (Paguyuban Sabuk Gunung Merapi). Pelan tapi pasti, bersamaan dengan itu tahun yang sama, bersama organisasi lSM, yang menamakan dirinya Kappala Indonesia, salah satu orangnya bernama Eko Teguh Paripurno (Kang Et ) dan Sigit "Gendon" Widdiyanto melakukan kegiatan CBDRM bersama masyarakat (Pasag Merapi) karena Pasag Merapi semuanya adalah masyarakat lereng merapi, selain kegiatan CBDRM, juga sudah mengenal pelatihan PPGD (Penanggulangan Penderita Gawat Darurat), melakukan pelatihan bersama–sama dengan waktu yang cukup intens.
Pada awalnya Pasag Merapi hanya mencakup 1 Kabupaten, 3 Kecamatan dan 3 Desa (Ngandong, Turgo, Kaliadem) terkadang dalam pelaksanaan pelatihan banyak warga masyarakat yang iuran, tidak hanya berupa uang, tetapi juga beras, makanan pokok (untuk kebutuhan konsumsi) karena kita sadar masyarakat merasa butuh dan perlu pelatihan CBDRM dan PPGD tingkat dusun.
Kegiatan CBDRM waktu itu (1995) difasilitasi teman–teman Kappala Indonesia, yang mendampingi kawasan merapi. Secara otomatis sudah membangun jejaring kesiapsiagaan. Tidak berhenti di sini saja, Pasag Merapi juga dalam kegiatannya tidak hanya kesiapsiagaan dan PB tetapi juga kegiatan advokasi lingkungan (tolak tambang), juga konservasi lingkungan. Selain itu juga tolak Taman Nasional Gunung Merapi, yang pada saat itu kawasan merapi akan diklaim menjadi Taman Nasional.
Perjuangan Pasag Merapi belum selesai di situ. Masyarakat mempunyai ide gagasan, bagaimana jika kita menjadi 4 Kabupaten jadi satu meliputi Sleman, Magelang, Boyolali dan klaten. Perjalanan untuk menyatukan masyarakat merapi jadi satu tidaklah hal yang mudah. Semua itu memerlukan perjuangan. Masuk 2000-2001, kegitan–kegiatan rutin seperti PPGD dan CBDRM terus dilakukan, mengingat jarak waktu erupsi merapi dari 2–7 tahun itu masa istirahat gunung merapi.
Pada 2001 Pasag Merapi sudah mencakup wilayah kabupaten Magelang. Mengingat letusan merapi tak mengenal batas administratif suatu wilayah. Kemudian pada tahun 2003 sudah mencakup wilayah Kabupaten Boyolali dan Klaten. Sejak itulah di tahun 2003 Pasag Merapi merubah nama menjadi Pasag Merapi (Paguyuban Siaga Merapi).
Jadi masyarakat lereng merapi tentunya sudah tahu betul kegiatan kesiapsiagaan yang berkaitan dengan penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Sejak tahun 2003 tersebut, Pasag merapi sudah meliputi 2 provinsi (D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah) dan 4 Kabupaten (Sleman, Magelang, Boyolali dan Klaten) dan 12 Kecamatan (Pakem, Turi, Srumbung, Dukun, Sawangan, Selo, Cepogo, Musuk, Cangkringan, Kemalang, Ngemplak dan Kalasan). Sekarang total 60 desa di lereng merapi, baik KRB III maupun KRB II (Kawasan Rawan Bencana) masuk ditahun berikutnya 2006 terjadi erupsi merapi ke Sektor Timur (wilayah Kabupaten Sleman), di mana kawan–kawan Pasag bekerja ektra keras, di semua lintas Kabupaten.
Menginjak 2007 Pasag Merapi bersama PSMB UPN menggandeng aparat pemerintah dan bersama–sama menyusun draft rencana aksi daerah berkaitan dengan penanggulangan bencana. Pada 2008 Pasag Merapi sudah diakui Pemerintah tentang kegiatan–kegiatan kesiapsiagaan, Pasag Merapi dilibatkan dalam Forum Merapi, yaitu wadah semua pegiat bencana merapi ( sektor pemerintahan di 4 kabupaten, LSM internasional, akademisi, juga vulkanologi/BPPTK), dengan diikutkan forum merapi pada tahun 2008, pasag merapi telah dipercaya menjadi faslitator WLPB (wajib latih penanggulangan bencana) yang diselenggarakan UNICEF, PSMB UPN, BPPTK. Sampai saat ini pasag Merapi mempunyai beberapa fasilitator meliputi cbdrm, ppgd, wlpb, dan fasilitator cbdrm bagi perempuan di sekitar lereng merapi. (Pasag Merapi/Ibn)
*Pasag Merapi adalah pewarta warga.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 10-20 September ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Komunitasku Keren!". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.