Gaun Malam Songket Palembang Bernuansa Timur Tengah di PFW 2018

Desainer lokal Palembang Bian menggabungkan kemewahan songket Palembang dengan nuansa Tibet, Timur Tengah dalam koleksi gaun malam di Palembang Fashion Week 2018

oleh Vinsensia Dianawanti diperbarui 01 Apr 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2018, 15:00 WIB
Palembang Fashion Week
Koleksi busana desainer Bian di Palembang Fashion Week (Liputan6.com/Vinsensia Dianawati)

Liputan6.com, Jakarta Ratusan warga Palembang memadati area Main Atrium Ground Floordi Palembang Icon pada Sabtu (31/3/2018) untuk menyaksikan peragaan busana terbesar di Palembang, yakni Palembang Fashion Week 2018. Berlangsung sejak 28 Maret-1 April 2018, Palembang Fashion Week 2018 menghadirkan pagelaran busana yang mengangkat tema "Unity of Diversity Asia".

Sebanyak 30 desainer lokal Palembang ikut memeriahkan Palembang Fashion Week 2018. Salah satunya adalah Brilianto (Bian), seorang desainer lokal yang memiliki brand busana Pesona Palembang. Brilianto bersama Pesona Palembang-nya menghadirkan 11 koleksi busana bertajuk "Caranvansary: Journey to The Silk Road".

Dalam koleksi, Bian menggabungkan unsur etnik Palembang dan budaya Timur Tengah. "Asianya lebih ke China dan India. Tibet itu sendiri mix culture dari China, India, Arab, dan Persia," ujar Bian ketika ditemui Liputan6.com di sela-sela pagelaran Palembang Fashion Week 2018.

Caravansary merupakan rumah singgah atau tempat singgah di sepanjang jalur sutera di Timur Tengah. Dulu, jalan tersebut merupakan jalur para pedagang yang hendak bertukar jualan dari China ke Persia dan dari India ke Tibet.

 

 

Jalur Sutera

Palembang Fashion Week
Koleksi busana desainer Bian di Palembang Fashion Week (Liputan6.com/Vinsensia Dianawati)

Maka terjadilah akulturasi budaya lewat Jalur Sutera. Ini yang menjadi inspirasi bagi Bian untuk menghadirkan busana yang menggabungkan budaya Palembang dengan Timur Tengah.

Karena PFW 2018 berdekatan dengan Asean Games, konsep busana yang dirancang oleh Bian menceritakan kemewahan dan glamornya kain songket Palembang. Kain tersebut digabungkan dengan tenun Blongsong dan tenun Tajung yang dipertegas dengan lurik Jawa.

Menurut Bian, lurik Jawa yang memiliki motif garis mampu mempertegas rancangan busana yang dibuatnya. Dengan memadukan beragam jenis kain yang memiliki motif, warna, dan filosofinya masing-masing menjadikan rancangan ini sebuah tantangan bagi Bian.

"Tantangannya aku harus nge-block warna dengan motif dan tekstur dalam satu desain. Gimana caranya jadi satu kesatuan, tidak berlebihan. Tapi tetap punya nyawa," ujar Bian.

Tantangan

Palembang Fashion Week
Koleksi busana desainer Bian di Palembang Fashion Week (Liputan6.com/Vinsensia Dianawati)

Sebab itu, Bian berkolaborasi dengan dua desainer lainnya untuk mendesain sepatu dan aksesori. Aksesori ini dibuat oleh desainer asal Bandung Msfreshlemonade. Sedangkan untuk sepatu, Bian berkolaborasi dengan Nadina Salim yang menghadirkan sepatu India.

Secara keseluruhan, busana yang dihadirkan Bian merupakan evening gown. Sehingga warna hitam dan emas begitu mendominasi koleksi busana yang ditampilkan Bian di Palembang Fashion Week 2018.

Keempat jenis bahan ini dibuat dalam beragam cutting pakaian untuk wanita dan pria. Koleksi busana Caravansary ini cocok digunakan untuk gala dinner atau acara malam yang akan menonjolkan karakter etnik dari pakaian tersebut.

Ini bukan pertama kalinya Bian bersama Pesona Palembang mengikuti Palembang Fashion Week. Melainkan kelima kalinya bagi Bian dan Pesona Palembang mengikuti pagelaran busana terbesar di Palembang ini.

Selain Palembang Fashion Week, Bian bersama Pesona Palembang juga pernah mengikuti Indonesia Fashion Week 2015, Jogja Fashion Week 2016-2017, dan Jakarta Fashion Week 2018.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya