Liputan6.com, Jakarta - Kekayaan wastra Indonesia tak habisnya menerbitkan inspirasi. Tenun baduy, misalnya, dibawakan desainer Syukriah Rusydi ke panggung Moscow Fashion Week 2025. Ia pun menjadi satu-satunya desainer Indonesia yang tampil di pekan mode yang berpusat di ibu kota negara Rusia.
Syukriah Rusydi membawakan koleksi Reborn29 bertema The Whisper of Grace. Koleksi musim gugur/musim dingin itu terinspirasi dari keanggunan bunga dandelion dan makna filosofis di dalamnya. Koleksinya menampilkan potongan busana model A-line dan H-line yang klasik tapi menunjang keseharian para pemakainya.
Advertisement
Koleksi tersebut didominasi oleh warna-warna musim, seperti hijau army, hitam, dan cokelat, abu-abu, yang terkesan tenang tapi tetap mewah. Selain tenun baduy yang dihasilkan secara manual, Syukriah juga memanfaatkan katun dan tulle daur ulang sebagai wujud penerapan prinsip keberlanjutan dalam fesyen.
Advertisement
"Dengan meningkatnya kesadaran akan sustainable fashion, saya yakin koleksi Reborn29 bisa bersaing dan diterima dengan baik di pasar Rusia," kata Syukri dalam rilis yang diterima Lifestyle Liputan6.com, Sabtu, 22 Maret 2025.
Sentuhan teknik manipulasi kain menghasilkan bentuk menyerupai biji dandelion yang beterbangan, memberi aksen berbeda pada busana. Dikombinasikan dengan makeup para model yang bernuansa biru muda, Syukriah berhasil meninggalkan kesan mendalam, menambahkan volume dan harmoni dengan rangkaian koleksinya.
Ia berharap memperoleh peluang besar dari partisipasinya di pekan mode tersebut, khususnya dari pasar Rusia dan Eropa Timur secara umum. Pasalnya, ajang tersebut memfasilitasi desainer untuk berkolaborasi dengan buyer, distributor, dan peritel lokal.
Menyimak Koleksi Brand Rusia
Sementara itu, brand Rusia, Nelly Kruk, menampilkan koleksi pakaian geometris danmulti-layered, serta kain yang ringan, alami, dan flowing. Nelly Kruk menampilkan gaun nananggun dan juga airy jacket, dipadukan dengan flowing skirts yang berpadu dengan siluet terstruktur, korset, decorative drapery, sabuk, peplums, dan elemen lainnya. Palet warna dominan terdiri dari nuansa putih salju, powdery, yang kemudian bertransisi ke warna gelap.
Mengadopsi prinsip modest fashion, Moscow Zuhat mencoba paduan warna yang tidak konvensional dengan menekankan nuansa pastel. Menyatukan elegansi tradisional dengan femininitas, brand ini menggabungkan penggunaan kain ringan dan transparan ke dalam beberapa tampilan yang berani. Mempertunjukkan teknik layering dan konsep dekonstruksi, Moscow Zuhat mempertahankan identitasnya yang khas.
Tak ketinggalan, brand BOUZMA ethnique mengungkapkan koleksi terbarunya, menawarkan interpretasi kontemporer dari pola etnis di mana burka didefinisikan kembali sebagai jubah dan mantel anggun dalam skema warna hijau tua yang rapi. Penonton terpesona dengan gaun-gaun mewah yang dihiasi dengan coin belts, bordir tangan yang rumit, dan desain yang terinspirasi dari ornamen tradisional Kaukasus.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Fashion Show
Mengutip laman moscowfashion.ru, Moscow Fashion Week 2025 dihelat di Aula Pameran Pusat ‘Manege’. Acara tersebut tidak hanya menampilkan lebih dari 90 show yang menampilkan lebih dari 180 merek dari 27 wilayah Rusia, tetapi juga show dari sejumlah desainer asing.
Disebutkan bahwa lebih dari seribu aplikasi diterima dari 111 kota di Rusia, seperti Anapa, Bataysk, Beloretsk, Bratsk, Voskresensk, Gelendzhik, Dzerzhinsk, Dubna, Kamensk-Uralsky, Kolomna, Kurgan, Lytkarin, Ramensky, Severodvinsk, Taganrog, dan Ussuriysk. Pada tahun ini pula, desainer dari negara asing ikut serta, seperti Tiongkok, Indonesia, Afrika Selatan, Turki, India, dan Ethiopia, bersama dengan para peserta baru dari Armenia dan Tajikistan.
"Selain itu, peragaan busana kolektif yang menampilkan lebih dari 100 mahasiswa akan diadakan. Peserta akan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam ceramah dan kelas master yang dipimpin oleh para profesional industri,” kata Alexei Fursin, Menteri Pemerintah Moskow, Kepala Departemen Kebudayaan Moskow.
Market beroperasi setiap hari di Aula Pameran Pusat ‘Manege’, tempat pengunjung dapat membeli pakaian, sepatu, dan aksesori dari desainer Rusia. Pasar akan buka mulai pukul 13.00 hingga 21.00 waktu setempat. Untuk pertama kalinya, stan kolektif bernama “Made in Moscow”, yang diselenggarakan oleh Departemen Kewirausahaan dan Pengembangan Inovatif dipamerkan di Pasar tersebut.
Polemik Fashion Show Indonesia Now
Jika Moscow Fashion Week berjalan lancar, tidak demikian dengan group show Indonesia Now, yang dulu bernama Indonesian Diversity, di ajang New York Fashion Week (NYFW). Pada akhir 2024, sederet partisipan mengkritik penyelenggara, memprotes mismanajemen hingga kurangnya transparansi pembayaran acara fashion show tersebut.
Pemilik Fimela Collection, Fitri Salhuteru, mengatakan pada VOA Indonesia di video investigasi yang diungah ke YouTube publikasi itu, Sabtu, 25 Januari 2025, bahwa ia ditawari sejumlah penawaran "menarik" oleh Founder Indonesia Now untuk NYFW, Dina Fatimah, alias Eski.
"Dia menawarkan beberapa kesempatan," ujar Fitri. "Selain membuat show di sana, kami juga dikasih tempat untuk memperkenalkan brand kami sekaligus berjualan. Plus, kami juga ditawarkan untuk ada beriklan di Times Square, dan semua itu berbayar di luar paket untuk show, tapi semua nggak ada yang berjalan dengan baik."
Ketika tiba di Big Apple untuk show NYFW, seseorang, yang disebut teman oleh Fitri, mengabarkan ada kendala yang membuat presentasi fesyen mereka terancam batal. Bersama partisipan lain, mereka kemudian patungan menalangi pembiayaan problem tersebut.
"Dengan harapan Eski bisa menyelesaikan kewajiban dia sebelum show," imbuhnya. "Kalau nggak salah, (uang yang diberikan saat itu) kurang lebih 10 ribu atau 13 ribu (dolar AS, sekitar Rp162 juta atau Rp211 juta). Waktu itu saya dan teman-teman kasih ke Eski, tapi masalahnya nggak sampai di situ saja."
Advertisement
