Memahami Tujuan Hikayat: Fungsi, Karakteristik, dan Nilai-Nilai Penting

Pelajari tujuan hikayat sebagai karya sastra lama, termasuk fungsi, ciri khas, nilai-nilai, dan contohnya. Pahami pentingnya hikayat dalam budaya Melayu.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Des 2024, 13:35 WIB
Diterbitkan 16 Des 2024, 13:35 WIB
tujuan hikayat
tujuan hikayat ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Pengertian dan Definisi Hikayat

Liputan6.com, Jakarta Hikayat merupakan salah satu bentuk karya sastra lama yang berasal dari tradisi Melayu. Secara etimologis, kata "hikayat" berasal dari bahasa Arab "hikayah" yang berarti kisah, cerita, atau dongeng. Dalam konteks sastra Melayu klasik, hikayat dapat didefinisikan sebagai cerita panjang berbentuk prosa yang mengisahkan kehidupan para tokoh istana, bangsawan, atau orang-orang ternama dengan berbagai keajaiban dan kesaktian yang dimilikinya.

Hikayat biasanya ditulis dalam bahasa Melayu klasik dan memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dari karya sastra modern. Cerita dalam hikayat umumnya bersifat imajinatif, fantastis, dan sarat akan unsur-unsur supranatural. Meski demikian, hikayat tetap mengandung nilai-nilai moral, ajaran agama, dan kearifan lokal yang mencerminkan pandangan hidup masyarakat Melayu pada masa itu.

Sebagai bagian dari khazanah sastra lama, hikayat memiliki kedudukan penting dalam perkembangan kesusastraan Nusantara. Karya sastra ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga menjadi media untuk menyampaikan pesan-pesan moral, melestarikan tradisi, serta merekam sejarah dan budaya masyarakat Melayu. Melalui hikayat, kita dapat mempelajari cara berpikir, nilai-nilai, dan kearifan lokal yang dianut oleh masyarakat pada masa lampau.

Tujuan dan Fungsi Utama Hikayat

Hikayat sebagai karya sastra lama memiliki beragam tujuan dan fungsi yang penting dalam masyarakat. Berikut ini adalah beberapa tujuan dan fungsi utama dari hikayat:

  1. Hiburan dan Pelipur Lara

    Salah satu tujuan utama hikayat adalah untuk menghibur pembaca atau pendengarnya. Cerita-cerita yang fantastis dan penuh keajaiban dalam hikayat dapat membawa pembaca ke dunia imajinasi yang menyenangkan. Hikayat sering dibacakan pada acara-acara tertentu untuk menghibur dan meramaikan suasana. Selain itu, hikayat juga berfungsi sebagai pelipur lara atau penghibur hati bagi mereka yang sedang bersedih atau mengalami kesulitan.

  2. Penyampaian Nilai-nilai Moral dan Ajaran Agama

    Hikayat seringkali mengandung pesan-pesan moral dan ajaran agama yang disampaikan melalui kisah para tokohnya. Melalui perbuatan baik yang dicontohkan oleh tokoh-tokoh dalam hikayat, pembaca diharapkan dapat memetik pelajaran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai seperti kejujuran, keberanian, kebijaksanaan, dan ketaatan pada ajaran agama sering menjadi tema utama dalam hikayat.

  3. Pembangkit Semangat Juang

    Banyak hikayat yang mengisahkan tentang kepahlawanan dan perjuangan para tokohnya dalam menghadapi berbagai rintangan. Cerita-cerita semacam ini bertujuan untuk membangkitkan semangat juang dan patriotisme di kalangan pembaca atau pendengarnya. Hikayat dapat menginspirasi masyarakat untuk berjuang demi kebaikan dan membela kebenaran, seperti yang dicontohkan oleh para tokoh dalam cerita.

  4. Pelestarian Tradisi dan Budaya

    Hikayat menjadi sarana untuk melestarikan tradisi, adat istiadat, dan budaya masyarakat Melayu. Melalui cerita-cerita dalam hikayat, berbagai aspek kehidupan masyarakat pada masa lampau dapat terekam dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Hal ini membantu menjaga kesinambungan budaya dan identitas masyarakat Melayu dari masa ke masa.

  5. Dokumentasi Sejarah

    Meskipun banyak mengandung unsur fiksi dan fantasi, beberapa hikayat juga memiliki nilai historis. Hikayat dapat menjadi sumber informasi tentang peristiwa-peristiwa sejarah, silsilah kerajaan, atau tokoh-tokoh penting pada masa lalu. Tentu saja, informasi dalam hikayat perlu dikaji secara kritis dan dibandingkan dengan sumber-sumber sejarah lainnya.

Dengan memahami berbagai tujuan dan fungsi hikayat ini, kita dapat lebih menghargai nilai dan peran penting karya sastra lama tersebut dalam membentuk identitas budaya dan masyarakat Melayu.

Karakteristik dan Ciri Khas Hikayat

Hikayat memiliki sejumlah karakteristik dan ciri khas yang membedakannya dari karya sastra modern. Memahami ciri-ciri ini penting untuk dapat mengapresiasi hikayat dengan lebih baik. Berikut adalah beberapa karakteristik utama hikayat:

  1. Penggunaan Bahasa Melayu Klasik

    Hikayat umumnya ditulis dalam bahasa Melayu klasik yang berbeda dengan bahasa Indonesia modern. Banyak kata-kata arkais atau kuno yang digunakan, seperti "hatta", "syahdan", dan "alkisah". Gaya bahasa yang digunakan cenderung puitis dan penuh kiasan.

  2. Bersifat Anonim

    Kebanyakan hikayat tidak mencantumkan nama pengarangnya atau bersifat anonim. Hal ini karena hikayat sering kali merupakan hasil karya kolektif yang diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi sebelum akhirnya dibukukan.

  3. Istana Sentris

    Cerita dalam hikayat biasanya berpusat pada kehidupan istana atau kerajaan. Tokoh-tokoh utamanya seringkali adalah raja, pangeran, putri, atau tokoh-tokoh bangsawan lainnya. Latar cerita juga sering mengambil tempat di lingkungan istana.

  4. Mengandung Unsur Fantasi dan Supranatural

    Hikayat sarat akan unsur-unsur fantasi, keajaiban, dan hal-hal supranatural. Tokoh-tokohnya sering digambarkan memiliki kesaktian atau kekuatan magis. Ceritanya terkadang sulit diterima oleh logika modern karena banyak mengandung hal-hal yang tidak masuk akal.

  5. Struktur Alur yang Episodik

    Alur cerita dalam hikayat cenderung bersifat episodik, di mana satu peristiwa mengikuti peristiwa lainnya tanpa selalu memiliki hubungan sebab-akibat yang jelas. Ceritanya dapat sangat panjang dan terkadang melompat-lompat dari satu episode ke episode lainnya.

  6. Penggunaan Kata-kata Pembuka Khas

    Hikayat sering dimulai dengan kata-kata pembuka yang khas seperti "Alkisah", "Hatta", atau "Sebermula". Kata-kata ini berfungsi sebagai penanda awal cerita atau pergantian episode.

  7. Penokohan yang Sederhana

    Karakter atau tokoh dalam hikayat umumnya digambarkan secara sederhana dan hitam-putih. Tokoh protagonis biasanya memiliki sifat-sifat sempurna, sementara antagonis digambarkan sepenuhnya jahat tanpa sisi baik.

  8. Mengandung Ajaran Moral dan Agama

    Hikayat sering mengandung pesan-pesan moral dan ajaran agama yang disampaikan baik secara tersurat maupun tersirat melalui perbuatan para tokohnya.

  9. Bersifat Didaktis

    Selain menghibur, hikayat juga bertujuan untuk mendidik pembacanya. Cerita-cerita dalam hikayat sering mengandung pelajaran hidup dan nilai-nilai kebajikan yang ingin ditanamkan kepada masyarakat.

  10. Penggunaan Gaya Bahasa Berulang

    Hikayat sering menggunakan gaya bahasa yang berulang-ulang, terutama dalam menggambarkan keindahan, kekayaan, atau kehebatan sesuatu. Hal ini bertujuan untuk memberikan penekanan dan menciptakan efek tertentu pada pembaca.

Dengan memahami karakteristik-karakteristik ini, kita dapat lebih menghargai keunikan hikayat sebagai karya sastra lama dan memahami konteks budaya di mana karya tersebut diciptakan.

Nilai-nilai Penting dalam Hikayat

Hikayat tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, tetapi juga mengandung berbagai nilai penting yang mencerminkan pandangan hidup dan kearifan masyarakat pada zamannya. Berikut adalah beberapa nilai penting yang sering ditemui dalam hikayat:

  1. Nilai Moral

    Hikayat kaya akan nilai-nilai moral yang bertujuan untuk membentuk karakter dan perilaku yang baik. Nilai-nilai seperti kejujuran, keberanian, kesetiaan, dan kebijaksanaan sering ditonjolkan melalui sikap dan tindakan para tokoh dalam cerita. Melalui contoh-contoh konkret dalam hikayat, pembaca diharapkan dapat memetik pelajaran moral dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

  2. Nilai Religius

    Banyak hikayat yang mengandung ajaran-ajaran agama, terutama nilai-nilai Islam mengingat pengaruh agama ini yang kuat dalam masyarakat Melayu. Nilai-nilai religius seperti ketaatan kepada Tuhan, kesabaran dalam menghadapi cobaan, dan pentingnya berbuat baik kepada sesama sering menjadi tema sentral dalam hikayat. Cerita-cerita tentang tokoh-tokoh agama atau kisah-kisah yang mengandung mukjizat juga sering ditemui.

  3. Nilai Sosial

    Hikayat juga merefleksikan nilai-nilai sosial yang dianut oleh masyarakat. Hal ini termasuk pentingnya gotong royong, hormat kepada orang tua dan pemimpin, serta menjaga keharmonisan dalam masyarakat. Melalui interaksi antar tokoh dalam hikayat, pembaca dapat mempelajari norma-norma sosial yang berlaku pada masa itu.

  4. Nilai Budaya

    Sebagai produk budaya, hikayat menjadi wadah untuk melestarikan dan menyebarluaskan nilai-nilai budaya Melayu. Aspek-aspek seperti adat istiadat, tradisi, kepercayaan lokal, dan kearifan tradisional terekam dalam cerita-cerita hikayat. Dengan membaca hikayat, kita dapat memperoleh gambaran tentang kekayaan budaya Melayu pada masa lampau.

  5. Nilai Pendidikan

    Hikayat memiliki fungsi edukatif yang penting. Selain mengajarkan nilai-nilai moral dan agama, hikayat juga sering mengandung pengetahuan tentang sejarah, geografi, dan berbagai aspek kehidupan lainnya. Melalui cerita-cerita dalam hikayat, masyarakat dapat belajar tentang dunia di luar lingkungan mereka.

  6. Nilai Kepemimpinan

    Banyak hikayat yang mengisahkan tentang raja-raja atau pemimpin yang bijaksana. Melalui tokoh-tokoh ini, hikayat menyampaikan nilai-nilai kepemimpinan yang ideal, seperti keadilan, kebijaksanaan, dan pengabdian kepada rakyat. Hal ini dapat menjadi inspirasi bagi pembaca dalam menjalankan peran kepemimpinan mereka masing-masing.

  7. Nilai Kepahlawanan

    Hikayat sering menampilkan tokoh-tokoh pahlawan yang gagah berani dan rela berkorban demi membela kebenaran atau melindungi yang lemah. Nilai-nilai kepahlawanan seperti keberanian, pengorbanan, dan cinta tanah air ditonjolkan untuk menginspirasi pembaca.

  8. Nilai Estetika

    Meskipun ditulis dalam bahasa yang terkadang sulit dipahami oleh pembaca modern, hikayat memiliki nilai estetika tersendiri. Penggunaan bahasa yang indah, kiasan-kiasan yang puitis, dan deskripsi yang mendetail mencerminkan keindahan sastra Melayu klasik.

  9. Nilai Historis

    Beberapa hikayat mengandung unsur-unsur sejarah yang dapat memberikan gambaran tentang peristiwa-peristiwa atau tokoh-tokoh penting pada masa lalu. Meskipun perlu dikaji secara kritis, hikayat dapat menjadi sumber informasi tambahan dalam mempelajari sejarah.

  10. Nilai Filosofis

    Tidak jarang hikayat mengandung pemikiran-pemikiran filosofis tentang hakikat kehidupan, hubungan manusia dengan alam, atau pencarian makna hidup. Nilai-nilai ini sering disampaikan melalui perenungan tokoh atau peristiwa-peristiwa simbolis dalam cerita.

Dengan memahami berbagai nilai yang terkandung dalam hikayat, kita dapat lebih menghargai kekayaan intelektual dan spiritual yang terdapat dalam karya sastra lama ini. Nilai-nilai tersebut tidak hanya relevan pada masa lalu, tetapi juga dapat menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi masyarakat modern dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Struktur dan Unsur-unsur Hikayat

Untuk memahami hikayat secara lebih mendalam, penting untuk mengenal struktur dan unsur-unsur yang membangunnya. Meskipun hikayat memiliki gaya penceritaan yang berbeda dari karya sastra modern, ia tetap memiliki struktur dan unsur-unsur tertentu yang dapat diidentifikasi. Berikut adalah penjelasan tentang struktur dan unsur-unsur hikayat:

Struktur Hikayat:

  1. Abstrak (Opsional)

    Bagian ini merupakan ringkasan singkat atau gambaran umum tentang isi cerita. Tidak semua hikayat memiliki bagian abstrak, karena sifatnya yang opsional.

  2. Orientasi

    Orientasi berisi pengenalan tentang latar cerita, termasuk waktu, tempat, dan tokoh-tokoh utama. Bagian ini memberikan informasi awal yang diperlukan pembaca untuk memahami konteks cerita.

  3. Komplikasi

    Komplikasi merupakan bagian utama cerita yang berisi rangkaian peristiwa dan konflik yang dialami oleh tokoh-tokoh. Dalam hikayat, komplikasi bisa sangat panjang dan terdiri dari berbagai episode.

  4. Resolusi

    Bagian ini menunjukkan bagaimana konflik atau masalah dalam cerita diselesaikan. Dalam hikayat, resolusi biasanya mengarah pada kemenangan tokoh protagonis atau tercapainya tujuan utama cerita.

  5. Koda (Opsional)

    Koda merupakan bagian penutup yang berisi kesimpulan atau pesan moral dari cerita. Tidak semua hikayat memiliki koda yang eksplisit, terkadang pesan moral disampaikan secara implisit melalui keseluruhan cerita.

Unsur-unsur Hikayat:

  1. Tema

    Tema adalah gagasan utama atau pesan pokok yang ingin disampaikan melalui cerita. Dalam hikayat, tema bisa berupa nilai-nilai moral, ajaran agama, atau pandangan hidup tertentu.

  2. Alur

    Alur dalam hikayat cenderung bersifat episodik dan tidak selalu linear. Cerita bisa melompat-lompat dari satu peristiwa ke peristiwa lain tanpa selalu memiliki hubungan sebab-akibat yang jelas.

  3. Tokoh dan Penokohan

    Tokoh-tokoh dalam hikayat biasanya digambarkan secara sederhana dan stereotipikal. Tokoh utama sering kali memiliki sifat-sifat sempurna, sementara tokoh antagonis digambarkan sepenuhnya jahat.

  4. Latar

    Latar dalam hikayat meliputi tempat, waktu, dan suasana cerita. Latar tempat sering kali bersifat eksotis atau fantastis, sementara latar waktu bisa sangat lampau atau tidak spesifik.

  5. Sudut Pandang

    Hikayat umumnya menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu, di mana pencerita mengetahui segala hal tentang tokoh dan peristiwa dalam cerita.

  6. Gaya Bahasa

    Hikayat menggunakan gaya bahasa yang khas, termasuk penggunaan kata-kata arkais, ungkapan-ungkapan formulaik, dan gaya penceritaan yang berulang-ulang.

  7. Amanat

    Amanat adalah pesan moral atau nilai-nilai yang ingin disampaikan melalui cerita. Dalam hikayat, amanat bisa disampaikan secara eksplisit maupun implisit.

  8. Unsur Fantasi dan Supranatural

    Hikayat sering mengandung unsur-unsur fantasi, keajaiban, dan hal-hal supranatural yang menjadi ciri khas cerita.

Dengan memahami struktur dan unsur-unsur hikayat ini, kita dapat lebih mudah menganalisis dan mengapresiasi karya sastra lama tersebut. Penting untuk diingat bahwa meskipun memiliki struktur dan unsur-unsur tertentu, hikayat tetap memiliki keunikan dan variasi dalam penyajiannya, yang mencerminkan kekayaan tradisi sastra Melayu.

Contoh-contoh Hikayat Terkenal

Untuk lebih memahami karakteristik dan nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat, mari kita telaah beberapa contoh hikayat terkenal beserta ringkasan singkat dan nilai-nilai yang dapat dipetik dari masing-masing cerita:

  1. Hikayat Hang Tuah

    Hikayat ini mengisahkan tentang kepahlawanan Hang Tuah, seorang laksamana Kerajaan Melaka yang terkenal akan kesetiaannya kepada raja. Cerita ini penuh dengan nilai-nilai kepahlawanan, kesetiaan, dan pengabdian. Meskipun demikian, hikayat ini juga mengajarkan tentang dilema moral ketika kesetiaan berbenturan dengan keadilan.

  2. Hikayat Si Miskin

    Juga dikenal sebagai Hikayat Marakarma, cerita ini mengisahkan tentang perjuangan seorang miskin yang akhirnya berhasil menjadi raja. Hikayat ini mengajarkan nilai-nilai seperti ketekunan, kesabaran dalam menghadapi cobaan, dan pentingnya berbuat baik kepada sesama.

  3. Hikayat Raja-raja Pasai

    Hikayat ini merupakan salah satu contoh hikayat yang memiliki nilai sejarah. Ia mengisahkan tentang asal-usul dan perkembangan Kerajaan Pasai, salah satu kerajaan Islam tertua di Nusantara. Cerita ini mengandung nilai-nilai religius dan memberikan gambaran tentang proses Islamisasi di kawasan Melayu.

  4. Hikayat Bayan Budiman

    Hikayat ini bercerita tentang seekor burung bayan yang bijaksana yang memberikan nasihat-nasihat kepada majikannya. Cerita ini kaya akan nilai-nilai moral dan kebijaksanaan hidup. Hikayat ini mengajarkan pentingnya berpikir sebelum bertindak dan menjaga kesetiaan dalam hubungan.

  5. Hikayat Indera Bangsawan

    Mengisahkan tentang petualangan dua pangeran kembar, Indera Bangsawan dan Syah Peri. Hikayat ini penuh dengan unsur fantasi dan keajaiban. Nilai-nilai yang dapat dipetik antara lain keberanian, kecerdikan, dan pentingnya persaudaraan.

Melalui contoh-contoh hikayat di atas, kita dapat melihat bagaimana nilai-nilai moral, sosial, dan budaya disampaikan melalui cerita-cerita yang menarik dan penuh imajinasi. Hikayat-hikayat ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi media untuk menyampaikan ajaran-ajaran penting yang relevan bagi kehidupan masyarakat.

Kesimpulan

Hikayat memiliki peran penting dalam khazanah sastra Melayu klasik, tidak hanya sebagai karya sastra yang menghibur tetapi juga sebagai media penyampai nilai-nilai luhur dan kearifan lokal. Tujuan utama hikayat meliputi hiburan, penyampaian ajaran moral dan agama, pembangkit semangat juang, serta pelestarian tradisi dan budaya.

Karakteristik khas hikayat seperti penggunaan bahasa Melayu klasik, sifat anonim, dan unsur fantasi membedakannya dari karya sastra modern. Nilai-nilai penting yang terkandung dalam hikayat mencakup nilai moral, religius, sosial, budaya, dan pendidikan yang masih relevan hingga saat ini.

Dengan memahami struktur, unsur-unsur, dan contoh-contoh hikayat terkenal, kita dapat lebih mengapresiasi kekayaan intelektual dan spiritual yang terdapat dalam karya sastra lama ini. Meskipun berasal dari masa lampau, hikayat tetap menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi masyarakat modern dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus melestarikan dan mempelajari hikayat sebagai bagian dari warisan budaya yang berharga. Dengan demikian, nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang, memperkaya pemahaman kita tentang sejarah, budaya, dan kearifan lokal masyarakat Melayu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya