Saskhya Aulia Prima: Pentingnya Pengembangan Kemampuan Problem Solving pada Anak

Psikolog Saskhya Aulia Prima mengungkapkan pentingnya kemampuan problem solving dan critical thinking bagi anak melalui eksperimen sains.

oleh Aditia Saputra Diperbarui 27 Apr 2025, 20:01 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2025, 06:00 WIB
Saskhya Aulia Prima
Saskhya Aulia Prima... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Saskhya Aulia Prima, seorang psikolog anak, menekankan bahwa pengembangan kemampuan pemecahan masalah (problem solving) sangat penting dilakukan sejak dini. Ia mengusulkan eksperimen sains sebagai metode yang efektif untuk mencapai tujuan ini. Dengan melakukan eksperimen sains, anak-anak tidak hanya dapat mengembangkan rasa ingin tahu dan pemikiran kritis, tetapi juga melatih kemampuan berpikir logis, sistematis, dan memahami hubungan sebab-akibat.

Dalam proses eksperimen, anak-anak belajar untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis situasi, dan mengimplementasikan solusi secara efektif. Selain itu, eksperimen sains memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar secara langsung, menemukan hal-hal baru, dan menjadikan pembelajaran sebagai aktivitas yang menyenangkan. Dengan melibatkan berbagai eksperimen yang sesuai dengan usia anak, perkembangan fisik, intelektual, bahasa, dan sosial emosional mereka akan terstimulasi dengan optimal.

“Problem solving adalah kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, menganalisa situasi, membuat dan mengimplementasikan solusi dengan cara yang paling efektif,” jelas Saskhya. “Critical thinking adalah kemampuan untuk melihat analisa dengan baik, mengevaluasi dan menilai keputusan secara kritis. Keduanya sangat penting untuk membantu anak menghadapi tantangan di masa depan,” tambahnya.

Mengembangkan Kemampuan Sejak Dini Melalui Eksperimen Sains

Saskhya Aulia Prima
Saskhya Aulia Prima... Selengkapnya

Saskhya menjelaskan bahwa problem solving dan critical thinking bisa dikembangkan sejak dini melalui pendekatan eksperimen sains. Metode ini terbukti efektif dalam meningkatkan ketelitian belajar siswa serta kemampuan berpikir logis dan sistematis. “Eksperimen sains dapat membantu mengembangkan rasa ingin tahu, pemikiran kritis, dan kemauan belajar. Anak-anak juga dapat belajar tentang urutan, sistematisasi, dan aturan,” ungkapnya.

Dengan melakukan eksperimen, anak-anak berkesempatan untuk belajar secara langsung dan menemukan hal-hal baru, sehingga proses belajar menjadi lebih menyenangkan. Untuk mendapatkan manfaat maksimal, penting untuk memberikan eksperimen yang variatif dan interaktif. Aktivitas ini juga harus sesuai dengan tahap perkembangan anak agar dapat merangsang aspek fisik, intelektual, bahasa, dan sosial emosional mereka.

Einstein Science Project: Membangun Kemandirian dan Kreativitas Anak

Einstein Science Project (ESP) hadir untuk menginspirasi anak mencintai ilmu sains melalui metode hands-on learning. Ni Nengah Kristanti, Product and Science Lab Manager ESP, mengatakan bahwa praktik yang dilakukan anak dapat membantu menumbuhkan kemampuan problem solving dan critical thinking. “Kami menyediakan pengalaman eksperimen sains interaktif dan menyenangkan untuk anak usia 3-14 tahun,” ujarnya.

Di ESP, anak-anak akan merasakan pengalaman menjadi ilmuwan cilik. Mereka akan mengenakan jas lab dan diperkenalkan dengan alat-alat laboratorium sains yang mungkin belum pernah mereka lihat sebelumnya. “Kami berharap ESP dapat menjadi learning partner bagi anak dan orang tua,” tambahnya.

Area eksperimen di ESP mencakup Sensory Corner, Messy Play and Chemical Experiment, serta meja belajar untuk melakukan eksperimen hands-on. Anak-anak dapat memilih aktivitas sesuai dengan usia dan waktu yang mereka inginkan. “Durasi kelas untuk 1 eksperimen adalah 60 menit, sementara 2 eksperimen membutuhkan waktu 90 menit,” kata Kristanti.

Contoh Aktivitas yang Menstimulasi Kemampuan Anak

Salah satu contoh kegiatan yang dapat dilakukan di ESP untuk melatih problem solving dan critical thinking adalah Giant Toothpaste. Dalam aktivitas ini, anak-anak akan mencampurkan bahan-bahan kimia yang aman untuk membuat reaksi kimia yang menghasilkan busa besar. “Kegiatan ini membantu anak melatih logika dan memahami sebab akibat, serta cara mengikuti instruksi,” jelas Saskhya.

“Kami juga akan mengadakan kompetisi sains jenjang SD berupa Olimpiade Internal untuk program Ekstrakurikuler Sains bersama ESP pada bulan Mei mendatang. Kami berharap aktivitas di ESP dapat meningkatkan kemampuan problem solving dan critical thinking anak-anak Indonesia sehingga mereka bisa menjadi pemimpin masa depan,” tutup Ni Nengah Kristanti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya