9 Risiko Gangguan Kesehatan Perempuan di Tempat Kerja

Sebagian besar wanita bekerja demi menambah pendapatan keluarga. Tapi, setiap pekerjaan memiliki risiko yang bisa mengganggu kesehatan.

oleh Melly Febrida diperbarui 05 Jun 2014, 14:00 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2014, 14:00 WIB
Pekerja perempuan membuat shuttle-Cock di industri rumahan shuttle-cock "Bonex", Desa Sumengko, Kecamatan Sukomoro, Nganjuk, Jatim. (Antara)

Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar wanita bekerja demi membantu suami menambah pendapatan keluarga. Tapi, setiap pekerjaan memiliki risiko yang bisa mengganggu kesehatan.

Risiko ini bisa datang dari mana saja seperti bahan yang digunakan dalam pekerjaan seperti sabun atau bahan kimia pembersih lainnya. Tak hanya itu, risiko gangguan kesehatan juga bisa karena duduk terus menerus atau berdiri dalam waktu lama.

Demikian dituliskan Muchtaruddin Mansyur dalam buku berjudul `Bunga Rampai Masalah Kesehatan dari Dalam Kandungan Hingga Lanjut Usia` yang dikutip Tim Health Liputan6.com, Kamis (5/6/2014).

"Gangguan kesehatan bisa terjadi ketika interaksi antara bahaya potensial sebagai penyebab, dengan faktor lingkungan yang tidak menguntungkan," tulis Mansyur.

Menurutnya, ketika tubuh tak kuat bertahan maka terjadilah sakit. Apabila wanita bekerja dengan bahan-bahan yang mengandung bahan kimia, waspadai beberapa gangguan kesehatan dengan gejala seperti dibawah ini:


1. Kepala pusing

Nyeri dan berkunang-kunang sering dihubungkan dengan gangguan kesehatan akibat bahan pembasmi serangga, keracunan timah hitam, ataupun bahan perawatan rambut. Kepala pusing juga merupakan gejala kurang darah yang diakibatkan keracunan timah hitam.

2. Iritasi mata

Ini ditandai dengan mata merah, berair, dan perih. Keadaan ini disebabkan bahan pengiritasi selaput lendir mata seperti bahan pelarut.

3. Gangguan saluran napas, paru, sesak napas, asma, batuk kering, dan sering cepat lelah

Gangguan ini banyak dialami akibat debu atau bahan kimia yang terhisap melalui saluran napas seperti pembuat keramik dan pengolah kapas.

4. Selain kurang darah

Keracunan timah hitam juga bisa berupa perubahan pada gigi seperti menghitam atau keropos, gusi membiru.

5. Iritasi kulit dan kulit terbakar

Penyakit ini banyak dialami pada pekerja yang sering bersentuhan dengan sabun dan bahan pembersih lainnya.

6. Gangguan hati

Ini ditandai dengan kulit dan mata yang menguning, air seni seperti air teh pekat, tinja berwarna lempung atau tanah liat, bagian perut sebelah kanan terasa nyeri. Jika gejalanya sudah seperti ini maka gangguan hati sudah cukup parah.

7. Gangguan ginjal atau saluran kemih

Ini ditandai dengan air seni hanya sedikit-sedikit keluarnya atau tidak keluar sama sekali, warna air seni berubah, atau muncul darah dalam air seni. Bahan kimia terutama timah hitam dan logam berat yang paling sering menyebabkan kerusakan ginjal dan kandung kemih.

8. Gangguan pada syaraf

Ini akibat bahan pelarut, logam berat termasuk timah hitam dan juga bahan pembasmi hama. Tanda-tanda gangguan syaraf beruba mudah gugup, mudah marah, tubuh gemetaran, atau jantung berdebar-debar tanpa alasan, dan selalu merasa kehabisan tenaga, seolah-olah mabuk atau sulit berpikir jernih.

9. Gangguan menstruasi

Ini gangguan reproduksi yang paling sering dialami perempuan. Gangguan ini berupa menstruasi yang tak teratur, berhenti menstruasi lebih awal.

Beberapa jenis bahan kimia yang bisa mengganggu menstruasi seperti pelarut benzen, karbon disulfid, formalin, air raksa atau merkuri, dan juga trikloretilen. Pengaruh bahan kimia juga bisa berupa ketidakseimbangan hormon, keguguran, kesulitan persalinan, dan kematian bayi dalam kandungan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya