Kepikunan Bisa Menjadi Penyakit yang Menyeramkan, Waspadalah

Jika benar orang tua dinyatakan demensia maupun demensia Alzheimer orang-orang di sekitar sebaiknya sering mengajaknya bersosialisasi

oleh Benedikta Desideria diperbarui 23 Sep 2014, 17:30 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2014, 17:30 WIB
7 Fakta Mengerikan Tentang Alzheimer
Sampai detik ini, para peneliti termuka dunia sulit memahami dengan pasti apa penyebab terjadinya Alzheimer.

Liputan6.com, Jakarta  “Aduh kacamata ibu mana?” Padahal kacamata sedang dipakai. 

“Bapak mana?” Selang lima menit bertanya kembali pertanyaan yang sama.

Jika Anda menghadapi tanda menurunnya daya ingat seperti kasus di atas serta beberapa gejala dari sembilan gejala umum demensia Alzheimer pada orang tua maupun kerabat Anda yang berusia lanjut, ada baiknya segera dibawa ke dokter saraf untuk diperiksa.

“Agar berbasis bukti atau evidence based, kita bawa ke dokter untuk deteksi dini. Para dokter biasanya akan melihat apakah benar ada gejala demensia. Biasanya juga dilakukan dengan pemeriksaan MRI,” terang Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia, DY Suharya usai temu media pemaparan hasil penelitian GE Healthcare di JW Mariott, Jakarta, pada Selasa (23/9/2014).

Menurut Suharya, jika benar orang tua dinyatakan demensia maupun demensia Alzheimer orang-orang di sekitar sebaiknya sering mengajaknya bersosialisasi, tertawa, berolahraga. “Hal sederhana memang yang bisa kita lakukan. Penyakit ini memang tidak akan membuat kematian pada seseorang, namun nanti pelan-pelan di depan akan jadi penyakit yang menyeramkan,” terang Suharya.

Demensia adalah sebuah gangguan otak yang berdampak pada kemampuan ingatan, pikiran, perilaku,dan emosi. Sekitar 60-70 persen kasus demensia merupakan penyakit Alzheimer. Tahap demensia Alzheimer paling awal adalah mulai lupa dan tak fokus, jika sudah tahap paling parah ketika penderita kembali seperti anak kecil, seperti tak bisa mengontrol pipis dan buang air besar  hingga tak bisa makan sendiri.                

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya