Liputan6.com, Jakarta Merokok bagi sebagian orang menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan. Hal ini karena rokok mengandung zat adiktif yang menyebabkan kecanduan, yakni nikotin. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk berhenti merokok yakni dengan hipnosis, seperti yang dilakukan oleh Romy Rafael.
Meski demikian, Romy mengaku dirinya memilih klien yang hendak ditanganinya. Hal ini karena menurut dia, seseorang yang datang kepadanya tanpa ada niat dapat merusak reputasinya sebagai seorang hipnoterapis.
Baca Juga
"Ya kalau orangnya kurang pintar, keinginan berubahnya enggak ada, ngapain?" ujar Romy, saat diwawancarai Health Liputan6.com, Rabu (7/3/2018).
Advertisement
Romy mengibaratkan klien hipnosis yang tidak serius ingin berhenti merokok itu seperti mahasiswa di sebuah kampus yang tidak dijamin kelulusannya. Menurutnya, tanpa ada keseriusan dan niat untuk lulus, mahasiswa pun tidak akan dijamin lulus dari kampus tersebut.
"Malah kalau tidak lulus atau gagal, itu kan bisa merusak reputasi saya," tegas Romy.
Untuk menghindari kegagalan klien yang hendak berhenti merokok, Romy melakukan assessment terlebih dahulu. Hal ini dilakukannya untuk mengurangi risiko kegagalan klien dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Â
Saksikan juga video berikut ini :
Menghilangkan kebiasaan merokok seperti membuang virus dari gadget
Dalam melakukan hipnosis pada pasien merokok, Romy Rafael mengibaratkan kliennya seperti gadget yang terkena virus. Menurut dia, kebiasaan merokok layaknya instalasi program mengandung virus yang dapat masuk ke dalam pikiran seseorang.
"Program itu entah siapa yang menginstal. Mungkin dari sosialnya," ungkap Romy.
Oleh sebab itu, hipnosis yang dilakukan Romy itu serupa memasukkan antivirus pada pikiran klien yang hendak berhenti merokok. Antivirus tersebut diyakini dapat menghentikan kebiasaan merokok, baik itu perokok pemula maupun yang sudah lama merokok.
"Itu kan sama saja kayak program baru terinstal sama sudah lama. Kan enggak ngaruh toh?" tutup Romy.
Advertisement