Liputan6.com, Jakarta Memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada sang buah hati merupakan salah satu kontrasepsi alami. Syaratnya ibu harus memberikan ASI eksklusif kepada buah hati seperti disampaikan dokter kebidanan dan kandungan RS Cipto Mangunkusumo, Andon Hestiantoro.
Saat seorang ibu menyusui hormon prolaktin yang dihasilkan di otak membuat ASI akan memancar keluar. "Produksi prolaktin paling tinggi ketika bayi menghisap puting susu ibunya," kata Andon dalam diskusi peringatan Hari Kontrasepsi Dunia beberapa saat lalu bersama Bayer ditulis Sabtu (29/9/2018).
Advertisement
Baca Juga
Ketika kadar hormon prolaktin tinggi, maka hormon kesuburan seperti FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Lutenizing Hormone) akan rendah atau tertekan.
Advertisement
"Ketika FSH dan LH rendah, hormon estrogen rendah, maka sel telur tidak akan berkembang," jelas Andon.
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Â
Efektivitas menyusui
Pastikan kebutuhan ASI bayi tercukupiÂ
Untuk bisa mendapatkan manfaat menyusui sebagai kontrasepsi alami, Andon menegaskan hanya akan terwujud lewat pemberian ASI eksklusif.
"Maka, penting sekali menyusui bayi sesuai kebutuhannya. Rata-rata ASI eksklusif bertahan sampai empat bulan, tapi kalau ASI-nya banyak bisa sampai enam bulan," katanya.
Untuk mengetahui bayi sudah cukup mendapat ASI atau belum dilihat dari apakah bayi jadi tenang, tidur usai disusui, dan berat badan naik. Jika bayi jadi rewel usai disusui, cari tahu kenapa penyebabnya.
Biasanya di atas empat bulan harus mulai diperhatikan apakah si bayi sudah butuh makanan pendamping ASI atau tidak.
"Ketika sudah tidak lagi menyusu, disitu tidak efektif (sebagai kontrasepsi alami) karena bayi jadi tidak menyusui, efek sebagai kontrasepsi berkurang," lanjut Andon.
Namun, bila ibu ragu, bisa juga mengonsumsi kontrasepsi hormonal khusus untuk wanita menyusui. Salah satunya, pil KB prolaktin.
Advertisement