Liputan6.com, Jakarta Beranjak besar, biasanya anak akan semakin aktif bergerak. Hal itu terkadang membuat ibu atau pengasuhnya kewalahan dan mencurigai anak kelewat aktif atau hiperaktif. Padahal anak aktif dan hiperaktif itu berbeda. Simak sharing dari Mommy Feimi Wijaya dari Babyologist berikut ini.
Moms, jangan buru-buru tarik kesimpulan dulu ya. Setelah usia 1 tahun, memang biasanya anak makin tidak bisa diam, tapi jangan buru-buru menyimpulkan si Kecil nakal banget, atau kelewat aktif.
Baca Juga
Saya masih mau melanjutkan sharing dari acara Morinaga beberapa waktu yang lalu. Dokter yang memberikan presentasi sempat menyinggung soal anak aktif dan hiperaktif.
Advertisement
Hal ini sangat di-highlight, jadi bedanya yang paling signifikan itu adalah:
- Aktif: Anak aktif memang aktif bergerak, tapi tidak melakukan hal-hal yang berbahaya.
- Hiperaktif: Anak yang ada kecenderungan hiperaktif biasanya mereka bergerak terus, dan juga cenderung suka membahayakan dirinya sendiri. Misalnya, mau menjatuhkan badan dari ketinggian, sangat berbahaya ya Moms.
Si Kecil yang menginjak usia 1 tahun itu memang sedang di masa aktif-aktifnya. Bisa dibilang tidak bisa diam. Duduk sebentar bosan, main sebentar bosan, kadang bisa naik turun meja, dan lain-lain. Saya juga kadang sampai pusing menjaganya.
Perbedaannya itu lebih kepada fokus, anak aktif jika diajak bicara masih bisa fokus dengan lawan bicaranya, sedangkan anak hiperaktif cenderung sulit untuk fokus. Anak aktif itu mudah bosan, tapi kalau sudah menemukan suatu kegiatan yang ia sukai, dia biasanya mau duduk diam, asyik dengan hal yang dia kerjakan, sedangkan kalau anak hiperaktif memang cenderung sulit diam.
Kapan Keaktifannya Mulai Bisa Terlihat?
Sebagai orang tua, saya yakin Moms punya feeling yang paling baik dibandingkan orang lain. Biasanya sih dari 1 tahun ke atas itu semakin jelas, karena anak memang sedang aktif-aktifnya.
Kadang kita juga suka menemui balita yang suka memukul kepala atau membenturkan kepalanya, jangan buru-buru kita labeli hiperaktif ya Moms. Kita bisa lihat dulu, apakah ia melakukan hal-hal tersebut hanya karena cari perhatian saja, atau ya memang karena dia suka membahayakan dirinya sendiri.
Selalu ingatkan anak setiap kali melakukan berbahaya. Apabila Moms merasa masih kurang yakin, coba konsultasikan ke psikolog.
Â
Semoga bermanfaat.