Liputan6.com, Jakarta Perkembangan zaman dan tuntutan hidup yang semakin tinggi, membuat masyarakat menerapkan pola hidup tidak sehat, seperti merokok, konsumsi minuman beralkohol, dan sering mengonsumsi makanan cepat saji berlebihan. Selain itu, kebiasaan kurang berolahraga, sedikit tidur, serta stres berkepanjangan juga menjadi faktor penyebab munculnya penyakit kritis.Â
Salah satu penyakit kritis yang menduduki peringkat atas sebagai penyebab utama kematian dan menjadi penghalang terbesar harapan hidup seseorang di setiap negara adalah kanker. Di Indoensia pada 2018, diperkirakan ada 18,1 juta kasus kanker baru.Â
Baca Juga
Melihat fenomena tersebut, tentu harus menjadi perhatian bagi seluruh pihak untuk semakin meningkatkan kesadaran diri atas pentingnya hidup sehat. Oleh karena itu, masyarakat perlu memberi perhatian lebih terhadap kesiapan secara finansial, melalui pengelolaan keuangan yang baik.Â
Advertisement
Itu karena, diketahui bahwa lebih dari 70 persen pasien kanker mengalami beban keuangan yang sangat memberatkan dalam kurun waktu 12 bulan setelah terdiagnosa kanker. Didasari fakta tersebut, untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang menjadi solusi perlindungan penyakit kritis di era modern ini, AXA Financial Indonesia produk inovasi terbaru, AXA Critical Elite Solution.
Niharika Yadav selaku Presiden Direktur AXA Financial Indonesia menjelaskan bahwa AXA Critical Elite Solution diluncurkan karena melihat meningkatkan risiko penyakit kritis, ditambah rendahnya kesadaran terhadap pencegahan, serta perencanaan keuangan biaya pengobatan yang belum dikelola dengan baik.Â
"AXA Financial Indonesia melihat adanya kebutuhan produk stand-alone asuransi penyakit kritis dengan fleksibilitas sesuai kebutuhan nasabah. Peluncuran produk ini sejalan dengan komitmen kami untuk menjadi mitra jangka panjang bagi nasabah, dengan memberikan perlindungan keuangan mereka terhadap beban biaya yang muncul akibat penyakit kritis," jelas Niharika Yadav.Â
AXA Critical Elite Solution memberikan manfaat unik yang berbeda dari produk asuransi penyakit kritis lainnya. Produk ini tidak hanya memberikan manfaat perlindungan bagi 65 jenis penyakit kritis di stadium akhir, tetapi juga memberikan manfaat khusus untuk pasien kanker sejak stadium awal.
Selain itu manfaat tambahan untuk penyakit kanker akan diberikan setelah dua tahun masa pemulihan dari stadium akhir, dengan total manfaat mencapai 170 persen dari uang pertanggungan dan pengembalian premi yang telah dibayarkan.Â
Produk ini juga memberikan manfaat prosedur angioplasty sebesar 20 persen dari uang pertanggungan hingga Rp200 juta, dan manfaat perlindungan jika meninggal dunia. Pembayaran premi adalah lima tahun dan semua premi yang dibayarkan akan dikembalikan pada tahun ke-10 selama polis masih aktif.Â
Selain itu, produk ini menawarkan fleksibilitas dimana nasabah dapat memilih manfaat perlindungan hingga tahun ke-15 dan mendapatkan pengembalian semua premi yang dibayarkan, atau dapat diperpanjang hingga tahun ke-30 dengan pengurangan pengembalian uang premi.
Melalui beragam manfaat yang ditawarkan oleh produk ini, diharapkan perlindungan terhadap penyakit kritis dapat memberikan kenyamanan kepada nasabah dalam menjalani perawatan. Selain
itu juga, memberikan solusi finansial kepada pasien penyakit kritis serta keluarga mereka yang harus menanggung banyak beban keuangan lainnya, seperti biaya perawatan selama masa pemulihan.Â
Yudhistira Dharmawata selaku Chief of Proposition AXA Financial Indonesia menambahkan, AXA Critical Elite Solution hadir sebagai solusi finansial yang diberikan dalam jumlah keseluruhan (lumpsum) karena menyadari tingginya beban keuangan yang timbul atas perawatan dan pemulihan penyakit kritis.Â
"Produk ini memberikan perlindungan finansial fleksibel yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan biaya pengobatan dan perawatan pasien, biaya pendampingan keluarga, serta biaya lain yang timbul sebagai dampak ekonomis dari penyakit tersebut. Dengan demikian, pasien dapat menjalani proses pengobatan dan perawatan dengan tenang, serta mengurangi beban keluarga secara finansial sehingga dapat memberikan dukungan penuh kepada pasien," jelas Yudhistira.Â
Â
(*)