Liputan6.com, Jakarta - Saya melihat secara umum permasalahan kesehatan Indonesia masih didominasi seputar pemasalahan pandemi COVID-19 bencana alam. Kita banyak belajar dari bencana COVID-19 ini bahwa ternyata memang ketahanan kesehatan kita sangat lemah.
Permasalahan kesehatan yang muncul di tahun 2022 juga dipengaruhi oleh berbagai faktor pendukung yang ada misal keterbatasan big data, bahan baku obat, reagen dan alat kesehatan yang sebagian besar masih impor, kekurangan dokter di daerah karena distribusi dokter umum, spesialis dan subspesialis yang tidak merata.
Momok Omicron juga melanda dunia di akhir tahun 2021, akan menjadi permasalahan di tahun 2022, WHO juga tidak mengangap remeh atas keberadaan Omicron ini, karena setelah melihat dampak penularan yang cepat di negara asal dan negara tetangga WHO mengumumkan bahwa varian Omicron yang pertama kali dilaporkan pada tanggal 24 November 2021 dari Afrika Selatan, menjadi variant of corcern (VOC).Â
Advertisement
Baca Juga
Memang wajar, kita memberikan perhatian penuh terhadap keberadaan varian Omicron ini, karena hampir 1 bulan setelah pertama kali dilaporkan sudah 78 negara yang menyampaikan keberadaan Omicron di negaranya melalui platform GISAID dan ini lebih cepat dari penyebaran Delta.
Penyebaran Omicron Diprediksi Semakin Memburuk
Pada tahun 2022, penyebaran varian Omicron diprediksi akan semakin buruk, mengingat, kasus impor sudah meluas ke seluruh dunia. Bahkan di beberapa negara, Omicron sudah mendominasi kasus baru di negaranya. Varian yang di awal saat ditemukan tampaknya dengan gejala ringan, ternyata beberapa negara maju misal Amerika, Inggris sudah melaporkan adanya kematian pada pasien yang menderita COVID-19 karena varian Omicron ini.
Melihat pengalaman pada gelombang kedua COVID-19 di Indonesia pada bulan Juni-Juli 2021, berbagai transformasi kesehatan harus dipercapat agar kita lebih siap dalam menghadapi dampak terburuk terjadinya gelombang ketiga COVID-19 di Indonesia.
Riset inovasi dengan melibatkan industri dari awal memang harus di dukung dan tentu dengan pendanaan yang cukup besar dan multi years, agar produk riset inovasi ini bisa dihilirisasi. Vaksin Merah Putih harus terus di dukung agar sesuai dengan peta jalan yang telah dibuat, diharapkan Vaksin Merah Putih sudah menjalani uji klinik pada pertengahan tahun 2022, sehingga pada akhir tahun 2022, masyarakat Indonesia bisa mendapatkan vaksin produksi dalam negeri.
Salam sehat,
Ari Fahrial Syam
** Penulis adalah Akademisi dan Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM
Advertisement