Liputan6.com, Jakarta Sejak 13 Mei 2022 beberapa negara non endemik melaporkan kasus monkeypox. Penyakit yang juga disebut cacar monyet kini sudah ditemukan di 28 negara dengan 1.536 kasus suspek di Afrika dan 1.285 kasus terkonfirmasi di Eropa, Amerika, dan Australia.
Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Mohammad Syahril, kasus cacar monyet di dunia pada 23 Juni 2022 sebanyak 3.335 konfirmasi, 298 suspek, dan 117 discarded (disingkirkan).
Baca Juga
Syahril juga merinci 8 negara dengan kasus konfirmasi cacar monyet lebih tinggi dari 100. Negara-negara itu yakni Inggris, Jerman, Spanyol, Portugal, Prancis, Kanada, Belanda, dan Amerika Serikat.
Advertisement
-Inggris 766 kasus konfirmasi.
-Jerman 521 konfirmasi.
-Spanyol 520 kasus konfirmasi dan 32 suspek.
-Portugal 317 konfirmasi.
-Prancis 277 kasus konfirmasi.
-Kanada 210 konfirmasi dan 44 suspek.
-Belanda 167 konfirmasi.
-Amerika Serikat 156 konfirmasi.
“Untuk di Indonesia, Alhamdulillah saat ini kasusnya belum ada,” kata Syahril dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan, Jumat (24/6/2022).
Meski begitu, beberapa wilayah di Indonesia telah melaporkan kasus yang dicurigai. Setelah penyelidikan lebih lanjut, disimpulkan bahwa belum ada satupun yang memenuhi kriteria suspek atau probable.
Total kasus yang dicurigai ada 9, dari 9 orang tersebut 7 di antaranya dinyatakan negatif setelah tes PCR orthopoxviridae, 1 orang didiagnosa Pemfigoid Bulosa (penyakit kulit langka yang menyerang sistem imun), dan 1 orang lainnya Varicella atau cacar air.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Siapkan 2 Laboratorium
Guna mengantisipasi sebaran cacar monyet di Indonesia, pemerintah telah menyiapkan 2 laboratorium rujukan pemeriksaan monkeypox.
Kedua laboratorium tersebut yakni:
-Pusat Studi Satwa Primata, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (LPPM IPB) di Jalan Lodaya II No. 5 Bogor, 16151.
-Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Sri Oemiyati di Kompleks Pergudangan Kemenkes Gedung 01, Jalan Percetakan Negara II No. 23, Jakarta, 10560.
“Jadi di dua tempat ini dipusatkan untuk mendeteksi apabila ada dugaan kasus monkeypox.”
Sebelumnya Syahril menjelaskan, monkeypox adalah penyakit zoonosis yang pertama kali ditemukan di Denmark pada 1958. Saat itu terdapat dua kasus cacar yang muncul pada kera yang dipelihara untuk kegiatan penelitian. Karena terjadi pada kera atau monyet, maka penyakit ini dinamakan monkeypox.
Cacar monyet pertama kali mengenai manusia pada 1970 di Republik Kongo. Setelah itu, penyakit tersebut menjadi endemik di Afrika Barat dan Tengah yaitu Kamerun, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Ivory Coast, Liberia, Ghana, Sierra Leone, Gabon, dan Sudan Selatan.
Advertisement
Ditemukan di Negara Non Endemik
Sejak 13 Mei 2022, monkeypox ditemukan di negara non endemik. Yang terbaru dilaporkan di Korea Selatan.
Korea Selatan melaporkan temuan pertama kasus monkeypox pada Rabu, 22 Juni 2022.
Dengan adanya temuan pertama kasus cacar monyet di negaranya, Korea Selatan pun meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut dan meminta monitoring serta sistem respons diperkuat.
Kasus pertama cacar monyet di Korea Selatan ditemukan pada warga negara tersebut yang baru saja tiba dari Jerman, Selasa, 21 Juni 2022. Warga negara Korea Selatan yang terpapar itu kini menerima perawatan di Incheon Medical Center setelah menunjukkan beberapa gejala cacar monyet dan menunjukkan hasil tes positif. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA) tidak menjelaskan detail individu yang terpapar tersebut.
Setelah adanya temuan kasus pertama, KDCA meningkatkan status level terhadap penyakit tersebut menjadi 'waspada'.
KDCA menyatakan akan meningkatkan pemantauan terhadap area-area yang memerlukan penguatan manajemen karantina, terutama bagi orang-orang yang datang dari negara-negara di mana penyakit cacar monyet sering terjadi, dilansir Channelnewsasia.
Mendorong Penggunaan Vaksinasi Cacar Monyet
Komisioner KDCA Peck Kyong-ran mengatakan, pihaknya telah mendorong untuk menggunakan vaksinasi cacar monyet dan perawatan yang aman, serta meningkatkan sosialisasi terhadap hal tersebut. Sementara KDCA terus memperluas kemampuan pengujian diagnostiknya.
Sebelumnya pada hari yang sama, KDCA melaporkan dua kasus suspek virus monkeypox. Sementara satu kasus lain yang merupakan warga negara asing yang masuk ke Korea Selatan pada Senin, 20 Juni 2022 dengan gejala ruam dan sakit tenggorokan menunjukkan hasil tes negatif. KDCA mengatakan, pasien tersebut didiagnosis dengan penyakit lain, tanpa menjelaskan detailnya.
Secara terpisah pada hari yang sama, Presiden Yoon Suk-yeol memerintahkan otoritas kesehatan untuk "meningkatkan manajemen karantina pendatang asing di bandara ... dan sepenuhnya siap untuk mendistribusikan vaksin dan perawatan ke bidang medis."
Yoon juga memerintahkan untuk segera menyelesaikan pengenalan vaksin generasi ketiga dan obat antivirus untuk cacar monyet.
Sebelumnya pada bulan Juni, Korea Selatan menetapkan cacar monyet sebagai penyakit menular tingkat dua, menurut sistem empat tingkatnya, dengan 22 penyakit menular termasuk COVID-19, kolera, dan cacar air termasuk dalam kategori yang sama.
Advertisement