Liputan6.com, Jakarta - Diabetes dapat menyerang siapa saja. Pada anak bisa saja mengalami diabetes yang umumnya diabetes tipe 1 dimana pankreas tidak mampu memproduksi insulin. Namun, tidak menutup kemungkinan anak-anak juga bisa terkena jenis diabetes tipe 2.
Sumber penyebab utama usia anak sudah mengalami diabetes tipe 2 adalah pola makan tidak sehat. Jika dilihat trennya, makin lama jumlah diabetes yang masih usia makin bertambah.
Baca Juga
"Diabetes pada anak-anak ini ternyata meskipun kecil makin lama makin banyak," ucap Ketua Umum Persadia (Persatuan Diabetes Indonesia) dokter spesialis penyakit dalam Sony Wibisono M.
Advertisement
Hadir di kesempatan yang sama, dokter spesialis penyakit dalam konsultan Fatimah Eliana Taufik menjelaskan bahwa memang sekitar 90 persen penyebab diabetes itu karena gaya hidup yang tidak sehat.
"Sekitar 90 persen penyebabnya karena gaya hidup yang kurang sehat, pola makan yang tidak jelas, tidak teratur, kurang olahraga," tambah Eliana.
Selain itu, faktor lainnya meliputi faktor lingkungan misalnya polusi, genetik, infeksi, obat-obatan dan banyak faktor lainnya.
Jika sudah terkena diabetes maka tidak dapat disembuhkan tapi bisa dikontrol agar gula darah stabil.
"Penyakit diabetes itu merupakan suatu penyakit krorik, metabolik, ya, yang juga generatif artinya tentu saja tidak bisa sembuh. Namun demikian dia bisa dikontrol dengan baik, bahkan bisa tanpa obat bila kita melakukan perubahan tata hidup yang baik," ujar Eliana dalam webinar bersama Diabetasol dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia 2022 pada Kamis (10/11/2022).
Cara Menangani Diabetes
Tatalaksana diabetes dapat dilakukan dengan edukasi diabetes berkala, rutin kontrol gula darah, diet diabetes sesuai kebutuhan, olahraga paling tidak 30 menit per hari dan selalu berbahagia untuk meningkatkan kualitas hidup.
Apabila Anda mengecek gula darah dan ternyata diketahui menderita diabetes, maka hal pertama yang harus dilakukan yaitu merubah gaya hidup.
"Sebagai basic foundation-nya adalah perubahan perilaku," ucap Eliana.
Eliana menjelaskan, perubahan perilaku yaitu mengatur gaya hidup yang sehat. Atur pola makan dengan 3J yaitu jadwal, jumlah dan jenis, dan melakukan olahraga secara teratur.
Meskipun demikian, gula darah terkontrol bukan berarti pasien tersebut bebas kembali ke gaya hidup kurang sehat.
"Jadi kalau misalnya pasien sudah terkontrol gula darahnya, tetap harus mengatur gaya hidupnya dengan baik," tutur Eliana.
Kemudian, jika perubahan gaya hidup tidak berhasil dilakukan, maka lakukan terapi obat-obatan.
Ada beberpaa pasien yang harus terus mengonsumsi obat-obatan yang diakibatkan misalnya karena faktor usia. Namun, ada juga pasien umumnya pasien usia muda yang tidak perlu obat sama sekali.
"Cukup dengan gaya hidup saja dilanjutkan, dia bisa terkontrol (gula darahnya) tanpa obatan-obatan,"
Advertisement
Gejala Diabetes yang Tidak Disadari
Masalahnya, hanya 50 persen saja yang diketahui atau sudah terdiagnosis diabetes. Seringkali, seseorang tidak menyadari bahwa dirinya menderita diabetes. Hal ini karena dia mengabaikan gejala yang terjadi dan menganggapnya bukan masalah besar.
Namun, ketika gejala yang dialami makin parah, timbul ketidaknyamanan yang menyebabkan dia periksa ke dokter. Saat itulah baru diketahui bahwa orang tersebut menderita diabetes.
"Dia enggak tahu kalau dia diabetes, enggak pernah periksa gula, tahu-tahunya dia ada gangguan ereksi saja, tahu-tahunya dia ada gangguan penglihatan aja," tutur Eliana.
"Itulah sebabnya diabetes disebut sebagai silent disease," kata Eliana.
(Penulis: Adelina Wahyu Martanti)