Liputan6.com, Jakarta Kabar dugaan perselingkuhan Syahnaz Sadiqah dan Rendy Kjaernett masih menjadi perbincangan hangat. Bahkan, obrolan berlanjut ke isu perselingkuhan sebelumnya yang turut dibongkar oleh warganet.
Obrolan Syahnaz dengan Nagita Slavina menjadi salah satu yang viral. Dalam sebuah video lawas, Nagita Slavina menyinggung soal awal pertemuan Syahnaz dengan suaminya saat ini, Jeje Govinda.
Baca Juga
Berdasarkan ungkapan warganet, tidak heran bila adik Raffi Ahmad satu ini selingkuh dalam rumah tangganya.
Advertisement
Hal tersebut lantaran sebelum menikah dengan Jeje Govinda pun, Syahnaz disebut-sebut memulai hubungan itu dengan perselingkuhan.
"Dulu Nanaz (panggilan untuk Syahnaz) waktu masih sama Juan itu selingkuh ke Jeje makanya bisa nikah karena Nanaz yang ngejar Jeje terus. Kan pernah di spill di acara janji suci Raffi Gigi," cuit seorang warganet di Twitter.
"Nagita aja tau kalo Nanaz sama Jeje sebelum nikah mereka selingkuh wkwkwk jadi makin takut sama stigma 'selingkuh itu gabisa sembuh dan gaada obatnya' emang beneran ya? serius nanya bgt huhuhu," tulis warganet lainnya.
Selingkuh Belum Jadi Penyakit
Hingga kini belum sepenuhnya jelas soal kabar perselingkuhan Syahnaz Sadiqah dan Rendy Kjaernett. Kedua belah pihak belum memberikan respons terkait hal ini.
Tetapi, setiap kali muncul soal isu perselingkuhan, warganet tak pernah ketinggalan menyebut kalau selingkuh adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan.
Terlepas dari kasus Syahnaz, lantas, apa iya selingkuh masuk kategori penyakit yang sulit disembuhkan?
"Di dalam perspektif abnormal psychology, selingkuh belum dikategorikan sebagai mental disorder. Namun, selingkuh memang merupakan perilaku yang buruk," kata psikolog anak, remaja, dan keluarga Universitas Kristen Maranatha Bandung, Efnie Indriani pada Health Liputan6.com, Kamis, (22/6/2023).
Kebiasaan Selingkuh Butuh Waktu Panjang untuk Disembuhkan
Lebih lanjut Efnie mengungkapkan bahwa meski belum masuk sebagai kategori penyakit, selingkuh akan membentuk sebuah habit (kebiasaan).
Jika memang sudah menjadi habit itulah, selingkuh butuh waktu panjang untuk diputihkan agar tidak terus berulang.
"Selingkuh bisa disembuhkan atau tidak tergantung dari faktor yang melandasi perselingkuhan tersebut," kata Efnie.
Efnie menggarisbawahi ketika seseorang ingin meninggalkan 'habit' lama maka harus dilandasi keinginan sendiri.
"Jika memang selingkuh sudah jadi 'habit' maka butuh waktu yang panjang untuk memulihkannya dan hal ini juga harus dilandasi oleh keinginan dari individu yang bersangkutan. Jadi dengan memahami faktor yang jadi pemicu di balik selingkuh bisa menjadi dasar untuk memulihkan," sambungnya.
Advertisement
Paham Faktor Perselingkuhan Jadi Dasar Pemulihan
Menurut Efnie, ada tiga hal yang menjadi dasar untuk memulihkan kebiasaan selingkuh.
Pertama, harus diawali dengan keinginan individu untuk berubah.
"Kedua, mengidentifikasi penyebab di balik selingkuh, karena ini yang menjadi dasar penanganan. Apa yang dicari, apa yang masih kurang, atau karena menjadikan selingkuh itu sebagai tantangan sehingga menimbulkan keasyikan tersendiri," kate Efnie.
"Ketiga, meningkatkan spiritualitas hidup dengan menemukan apa yang menjadi makna hidup yang sesungguhnya."
Dengan begitu, kebiasaan selingkuh kemungkinan besar dapat diatasi sehingga tidak terus terulang di kemudian hari.
Penyebab Orang Terbiasa untuk Selingkuh
Dalam kesempatan yang sama, Efnie menjelaskan soal apa kemungkinan penyebab orang bisa terbiasa untuk selingkuh.
Menurutnya, selingkuh bisa lebih dulu diawali dengan keinginan mencoba, ditambah jika ada kesempatan, dan sudah punya riwayat keberhasilan untuk selingkuh sebelumnya.
"Selingkuh bisa berawal dari coba-coba saat ada kesempatan. Saat hal tersebut berhasil dilakukan maka akan terbentuk habit yang sulit dihilangkan," pungkasnya.
Advertisement