6 Dampak Buruk Jarang Ganti Seprai untuk Kesehatan Kulit

Dampak buruk jarang ganti seprai sering kali disepelekan banyak orang.

oleh Husnul Abdi diperbarui 05 Sep 2020, 12:06 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2020, 12:06 WIB
Ilustrasi seprai
Ilustrasi seprai (Dok.Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Dampak buruk jarang ganti seprai sering kali disepelekan banyak orang. Hal ini disebabkan karena mencuci seprai yang panjang tentunya membutuhkan tenaga dan waktu, sehingga membuat banyak orang malas melakukannya. Namun, hal ini tidak boleh dibiasakan karena dapat menimbulkan berbagai masalah bagi kesehatan kulit. 

Bakteri, jamur, dan debu pada seprai dapat membuat tubuh dan kulit bermasalah jika tidak dicuci secara teratur. Hal ini akan mengakibatkan kulit berjerawat, alergi, hingga mengalami gatal-gatal hingga iritasi karena tungau dan bakteri.

Dampak buruk jarang ganti seprai harus diperhatikan lagi. Para ahli menyarankan agar kamu mencuci seprai setidaknya seminggu atau sepuluh hari sekali. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari masalah kulit dan kesehatan.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (5/9/2020) tentang dampak buruk jarang ganti seprai.

Dampak Buruk Jarang Ganti Seprai

Meringankan Jerawat
Ilustrasi Wajah Berjerawat Credit: pexels.com/pixabay

Jerawat

Salah satu dampak buruk jarang ganti seprai adalah timbulnya jerawat pada kulit. Saat tidur tentunya kamu tidak bisa menghindari wajah dari terkena sarung bantal atau seprai. Hal inilah yang mengakibatkan jerawat tumbuh.

Hal ini biasanya disebabkan oleh kotoran dan debu yang menempel pada sarung bantal dan seprai tempat tidur. Jika kamu tidak rajin mencuci seprai, akibatnya kulit wajah bisa jadi berjerawat, peradangan hingga menunjukkan tanda-tanda penuaan lebih cepat.

Selain itu, tidur dengan makeup adalah hal yang sangat tidak disarankan. Namun tahukah kamu jika melakukan ini berturut-turut, makeup akan menempel pada sprei dan dapat mengakibatkan dampak buruk pada wajah. Tanda-tanda penuaan, inflamasi, dan infeksi dapat terjadi pada kulit.

Oleh karena itu, kamu harus mencuci seprai, termasuk sarung bantal dan guling setidaknya setiap seminggu atau 10 hari sekali agar wajah tidak mudah berjerawat.

Infeksi Jamur dan Bakteri

Bagi kamu yang sering berkeringat saat sedang tidur di malam hari, dampak buruk jarang ganti sprei dapat menyebabkan infeksi jamur dan bakteri. Hal ini terjadi karena keringat tersebut dapat menempel pada seprai, sarung bantal, guling, atau selimut. Hal ini juga yang menyebabkan jamur dapat tumbuh di tempat tidur.

Sprei yang kotor adalah surga bagi jamur dan bakteri untuk bertumbuh. Sehingga bukannya tidak mungkin kamu yang tidur di atasnya mengalami infeksi ini. Infeksi bisa terjadi di kulit bahkan bisa juga menyebabkan infeksi tubuh bagian dalam.

Bahkan ada jenis jamur di tempat tidur yang lembap, yang dapat menyebabkan asma, radang paru-paru. Jamur tersebut juga dapat menyebabkan infeksi yang disebut Onychomycosis, yang dapat menyebabkan jaringan kulit yang tumbuh secara tidak normal (Lesi kulit) dan bisa menyebabkan kuku kaki jadi hancur.

Dampak Buruk Jarang Ganti Seprai

Iritasi Kulit
Iritasi Kulit

Iritasi Kulit

Dampak buruk jarang ganti seprai tidak hanya memicu bakteri, namun juga dapat menyebabkan kulit iritasi. Sebab, sisa-sisa produk yang kamu kenakan akan menempel di seprai dan memicu gejala-gejala ini. Jika kamu suka menunda untuk mencuci sprei, bakteri dan kuman yang menempel pada seprai tersebut bisa melukai kulit dan menyebabkan iritasi. Apalagi, Pergesekan kulit dan sprei yang terjadi di malam hari saat kita tidur memang tidak bisa dihindari.

Sebaiknya, pastikan semua produk yang kamu gunakan sebelum tidur sudah menyerap dengan baik ke dalam kulit. Hal ini bisa membantu kamu untuk terhindar dari iritasi.

Alergi

Kamu juga bisa mengalami alergi sebagai dampak buruk jarang ganti seprai untuk kesehatan kulit. Bakteri dan tungau debu dapat menyebabkan alergi atau bahkan memperburuknya. Untuk mengatasinya, kamu harus rajin mencuci seprai supaya kuman, bakteri dan jamur bisa mati. Selain itu, pastikan juga kamu mengganti bantal setidaknya dua atau tiga tahun sekali untuk mengurangi risiko alergi.

Dampak Buruk Jarang Ganti Seprai

Gatal
Ilustrasi Gatal Credit: freepik.com

Gatal Akibat Kutu Busuk

Dampak buruk jarang ganti seprai selanjutnya adalah munculnya kutu busuk. Hewan ini memang agak susah untuk dilihat dengan mata telanjang. Kutu busuk biasanya akan dapat tumbuh dengan cepat dan menyebar ketika berada di sprei kasur yang kotor. Hal ini biasanya menyebabkan gatal-gatal pada kulitmu.

Jika kamu menemui kutu busuk di seprai, segera cuci dengan air panas dengan suhu minimum 49oC hingga 60oC agar bakteri dan kutu busuk bisa mati. Untuk kasur yang dihinggapi oleh kutu busuk, gunakan vacuum cleaner dan sikat kering untuk membantu menghilangkan kutu dan telur-telurnya yang menempel di kasur.

Gatal Akibat Tungau Debu

Tungau seringkali hidup di area tempat tidur yang jarang dibersihkan, seperti sekat-sekat kasur dan ujung-ujung sprei. Dampak buruk jarang ganti seprai selanjutnya adalah mengalami gatal-gatal karena tungau debu.

Jutaan tungau yang ada di kasur dapat menyebabkan gatal atau meninggalkan bekas pada kulit di bagian leher, wajah, lengan, atau tubuh bagian atas lainnya. Jika sudah parah, tungau debu bahkan bisa menyebabkan gangguan pernapasan.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya