Unsur-Unsur Puisi Instrinsik dan Ekstrinsik, Ketahui Pengertiannya

Unsur-unsur puisi ada dua, yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik.

oleh Laudia Tysara diperbarui 16 Jan 2021, 13:35 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2021, 13:35 WIB
Membaca
Ilustrasi membaca | (dok. Pixabay.com/ThoughtCatalog/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta Membuat sebuah puisi harus didasari dengan pemahaman pada unsur-unsur puisi, ciri-ciri, dan jenisnya. Puisi adalah karya sasta yang tujuannya mengungkapkan pesan dengan samar atau tersirat.

Ada dua unsur-unsur puisi yang perlu dimengerti, yakni unsur intrinsik yang terdiri dari fisik dan batin, serta unsur ekstrinsik. Unsur-unsur puisi intrinsik adalah unsur puisi yang membangun puisi dari dalam. 

Sedangkan unsur-unsur puisi ekstrinsik adalah unsur yang membangun puisi dari luar. Fungsi kedua unsur-unsur puisi ini berbeda dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya. 

Agar bisa lebih memahaminya, berikut Liputan6.com ulas unsur-unsur puisi, pengertian, ciri-ciri, dan jenisnya dari berbagai sumber, Sabtu (16/1/2021).

Unsur-Unsur Puisi Intrinsik Fisik

Membaca
Ilustrasi Membaca Buku | Credit: freepik.com

Diksi

Diksi adalah unsur-unsur puisi yang menekankan pada pemilihan kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya. Puisi adalah bentuk karya sastra yang padat dengan sedikit kata-kata sehingga diksi atau pemilihan kata menjadi sangat penting dan krusial bagi nilai estetika puisi.

Imaji

Imaji adalah unsur-unsur puisi yang melibatkan penggunaan indra manusia. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual) dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil).

Kata Konkret

Kata kongkret merupakan unsur-unsur puisi dengan kata yang memungkinkan terjadinya imaji. Kata konkret bersifat imajinatif sehingga memunculkan imaji, biasanya berhubungan dengan kata kiasan atau lambang.

Gaya Bahasa

Gaya bahasa atau majas adalah unsur-unsur puisi yang menekankan pada penggunaan bahasa yang bersifat seolah-olah menghidupkan dan menimbulkan makna konotasi dengan menggunakan bahasa figuratif.

Rima

Rima atau irama merupakan unsur-unsur puisi yang menonjol pada persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah atau pada akhir baris puisi. Sementara ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi.

Tipografi

Tipografi atau perwajahan adalah bentuk unsur-unsur puisi yang dipenuhi dengan kata, tepi kiri kanan dan tidak memiliki pengaturan baris. Biasanya pada baris puisi tidak selalu diawali huruf besar (kapital) serta tidak diakhiri dengan tanda titik.

Unsur-Unsur Puisi Intrinsik Batin

Membaca Buku
Ilustrasi Membaca Buku | Credit: freepik.com

Tema

Tema adalah unsur-unsur puisi yang paling utama, karena tema berkaitan erat dengan makna yang dihasilkan dari suatu puisi. Pada puisi, sebuah tema menjadi landasan dan garis besar dari isi puisi tersebut.

Rasa

Rasa atau feeling pada puisi merupakan unsur-unsur puisi yang membawa sikap penyair pada pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial, pengalaman, dan psikologi penyair.

Nada

Nada atau suasana pada puisi adalah bentuk unsur-unsur puisi yang membawa sikap penyair terhadap pembacanya. Nada berhubungan dengan tema dan rasa yang ditujukan penyair pada pembaca, bisa dengan nada menggurui, mendikte, nada sombong, nada tinggi atau seolah ingin bekerja sama dengan pembaca.

Amanat

Amanat atau tujuan merupakan unsur-unsur puisi yang berupa pesan di dalam sebuah puisi. Amanat dapat ditemukan dengan memaknai puisi tersebut secara langsung atau tidak langsung.

Unsur-Unsur Puisi Ekstrinsik

Membaca
Ilustrasi Membaca | Credit: unsplash.com/Priscilla

Unsur Biografi

Maksud unsur biografi yaitu unsur-unsur puisi dengan latar belakang atau riwayat hidup dari penyair puisi. Tentunya pengalaman hidup dari penyair akan mempengaruhi karya puisi yang diciptakan.

Unsur Nilai

Dalam puisi selalu mengandung unsur-unsur puisi berupa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Unsur nilai pada puisi bisa berupa nilai-nilai di bidang ekonomi, politik, budaya, sosial, pendidikan dan lain-lain.

Unsur Masyarakat

Maksud unsur masyarakat adalah unsur-unsur puisi yang berkaitan dengan kondisi dan situasi sosial saat puisi ini dibuat. Unsur masyarakat bisa berupa keadaan lingkungan sekitar hingga situasi politik suatu negara yang bersangkutan.

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

Membaca
Ilustrasi Membaca | Credit: unsplash.com/MinAn

Putu Arya Tirtawirya

Pengertian puisi ialah suatu ungkapan secara implisit dan samar, maknanya yang tersirat, dimana kata-katanya condong pada makna konotatif.

Muhammad Hj. Salleh

Pengertian puisi ialah sebuah bentuk karya sastra yang kental dengan musik bahasa serta suatu kebijaksanaan oleh si penyair dan tradisinya. Karena semua kekentalan itu, sesudah puisi tersebut dibaca akan menjadikan kita lebih bijaksana.

Herbert Spencer

Pengertian puisi adalah suatu bentuk pengucapan gagasan yang sifatnya emosional dengan mempertimbangkan suatu keindahan.

Herman Waluyo

Pengertian puisi menurut definisi Herman Waluyo adalah karya sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia.

James Reevas

Pengertian puisi menurut definisi James Reevas adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat.

Usman Awang

Menurut Usman Awan, Pengertian puisi bukanlah suatu nyanyian orang putus asa yang mencari ketenangan dan kepuasan dalam puisi yang ditulisnya.

Herman J. Waluyo

Pengertian puisi yaitu suatu karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan si penyair dengan cara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dalam pengonsentrasian sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.

Ciri-Ciri Puisi

Membaca
Ilustrasi membaca | pexels.com/@olly

Puisi Baru

1. Nama pengarang jelas.

2. Secara lisan maupun tertulis.

3. Tidak terikat aturan rima, jumlah baris, dan suku kata.

4. Mempunyai bentuk yang rapi dan simetris.

5. Persajakan akhir yang teratur.

6. Majas dinamis dan berubah-ubah.

7. Berisi tentang sebuah kehidupan.

8. Memakai pola sajak pantun dan syair meskipun dengan pola yang lain.

9. Umumnya puisi 4 seuntai.

10. Di setiap baris atasnya sebuah gatra atau kesatuan sintaksis.

11. Di setiap gatra terdiri dua kata, pada umumnya 4 sampai 5 suku kata.

Puisi Lama

1. Puisi lama memiliki ciri-ciri puisi yang biasanya berisi puisi rakyat dan tidak ada nama pengarangnya.

2. Masih terikat aturan seperti jumlah baris setiap bait, sajak, serta jumlah suku kata pada setiap baris.

3. Biasanya disampaikan dari mulut ke mulut atau disebut sastra lisan.

4. Menggunakan majas tetap dan klise.

5. Berisi cerita kerajaan, fantastis, serta istanasentris.

Jenis-Jenis Puisi

Membaca
Ilustrasi Membaca Buku | Credit: freepik.com

Puisi Lama

Puisi lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan lama seperti jumlah baris, jumlah bait, bunyi sajak atau rima, jumlah suku kata pada tiap baris, dan irama. Berikut beberapa jenis puisi lama:

- Mantra, adalah sajak yang berisi ucapan-ucapan yang masih dianggap mempunyai suatu kekuatan gaib.

Pantun, adalah bentuk puisi lama yang memiliki ciri-ciri puisi yang bersajak a-b-a-b, tiap baris terdiri 8 hingga 12 suku kata, dua baris awal pantun merupakan sampiran, dan dua baris akhir merupakan isi, dan tiap bait terdiri dari 4 baris.

- Karmina, adalah jenis pantun lebih pendek.

- Gurindam, adalah jenis puisi lama yang terdiri dari dua baris dalam satu bait, bersajak a-a-a-a, dan berisi nasihat-nasihat.

- Syair, adalah jenis puisi lama yang berasal dari negara Arab, mempunyai ciri tiap bait terdiri 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau sebuah cerita.

- Talibun, adalah jenis puisi lama yang memiliki ciri-ciri puisi seperti sebuah pantun genap, yang tiap baitnya terdiri dari sebuah bilangan genap seperti 6, 8, maupun 10 baris.

Puisi Baru

Puisi baru adalah sebuah puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan tertentu layaknya puisi lama. Jenis puisi baru ini memiliki bentuk yang lebih bebas dibandingkan dengan puisi lama baik dalam jumlah baris, suku kata, maupun rima. Berikut beberapa jenis puisi baru:

- Balada, adalah sebuah puisi yang berisi cerita-cerita. Balada terdiri dari 3 bait, masing-masing bait terdiri dari 8 larik, larik pertama memiliki skema rima a-b-a-b-b-c-c-d, kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c, dan skema rima yang terakhir dalam satu bait pertama digunakan sebagai referensi dalam bait-bait selanjutnya.

- Himne, adalah puisi baru yang digunakan sebagai pujaan untuk Tuhan, tanah air, pahlawan, dan Lembaga.

- Ode, adalah puisi baru yang berisi sanjungan bagi orang yang berjasa. Nada dan gaya Ode sangatlah resmi, bernada anggun, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi maupun suatu peristiwa.

- Epigram, adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup.

- Romansa, adalah puisi yang berisi luapan perasaan penyair tentang cinta kasih.

- Elegi, adalah puisi yang berisi sebuah kesedihan.

- Satire, adalah puisi yang berisi sindiran atau kritikan.

- Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris atau puisi seuntai.

- Terzinaa, adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 3 baris.

- Kuatrain, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 4 baris.

- Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 5 baris.

- Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris.

- Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 7 baris.

- Oktaf atau Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 8 baris.

- Soneta, adalah jenis puisi baru yang memiliki ciri-ciri puisi terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi 2, pada 2 bait pertama terdiri 4 baris, dan pada 2 bait kedua terdiri 3 baris

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya