Liputan6.com, Jakarta Syair adalah puisi lama yang berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Menilik pengertian syair menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) syair merupakan puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama.
Baca Juga
Advertisement
Bagi seorang penikmat karya sastra tentunya sudah mengetahui sedikit banyak tentang puisi maupun jenis-jenis puisi itu sendiri. Puisi sendiri merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Sementara syair adalah jenis puisi lama yang sejarahnya berhubungan dengan masuknya Islam ke Indonesia.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, sastra juga ikut berkembang salah satunya adalah puisi. Hal tersebut tentunya agar karya sastra ini, khususnya puisi bisa dinikmati oleh generasi saat ini. Walaupun syair adalah puisi lama, namun syair ini kerap dicari. Pasalnya terdapat pesan yang tersirat yang disampaikan penulis pada sebuah syair.
Syair adalah puisi lama yang harus dipahami ciri-ciri dan macam-macamnya. Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang pengertian syair hingga macam-macamnya, Selasa (10/11/2020).
Pengertian Syair
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, syair adalah salah satu puisi lama, syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Istilah Syair berasal dari bahasa Arab yakni Syi’ir atau Syu’ur yang berarti perasaan menyadari. Kemudian kata Syu’ur berkembang menjadi Syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.
Dalam perkembangannya Syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi yang sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Syair adalah jenis puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas 4 larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama.
Syair adalah salah satu puisi lama yang dipakai untuk melukiskan hal-hal yang panjang contohnya tentang sebuah cerita, nasihat, agama, cinta, dsb. Oleh sebab itu, bait-bait dalam syair sangat banyak.
Advertisement
Ciri-ciri Syair
Setiap karya sastra tentunya memiliki ciri-ciri untuk membedakan dengan karya sastra lainnya. Syair adalah puisi lama yang juga memiliki ciri-ciri yang membantu kamu mana agar lebih memahami tentang syair tersebut.
1. Terdiri dari 4 barisnya
Ciri-ciri syair yang pertama adalah terdiri dari 4 baris. Syair bisa teridiri dari beberapa bait. Namun, di tiap baitnya, syair harus terdiri dari 4 baris.
Contoh:
Janganlah engkau berbuat maksiat
Janganlah engkau berbuat jahat
Segeralah engkau bertaubat
Agar selamat dunia akhirat
Bait syair tersebut terdiri dari 4 baris.
2. Tiap baris terdiri dari 4-6 kata
Ciri-ciri syair selanjutnya adalah terdiri dari 4 sampai 6 kata dalam tiap barisnya. Berikut contohnya:
Paksi / Simbangan /konon / namanya (4 kata)
Cantik / dan / manis / sekalian / lakunya (5 kata)
Matanya / intan / cemerlang / cahayanya (4 kata)
Paruhnya / gemala / tiada / taranya (4 kata)
3. Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata
Tiap baris syair memiliki 8-12 suku kata. Suku kata adalah jumlah gabungan 1 atau lebih huruf konsonan dan 1 huruf vokal. Sebagai contoh, kata kamus terdiri dari dua suku kata: ka dan mus. Berikut contohnya:
Ter/bang/nya/ Sim/bang/an ber/pe/ri/-pe/ri/ (11 suku kata)
Lin/tas/ di/ Kam/pung/ Ba/yan/ Jo/ha/ri/ (10 suku kata)
Ter/li/hat/lah ke/pa/da/ pu/tri/nya/ Nu/ri/ (12 suku kata)
Mu/ka/nya/ ce/mer/lang/ ma/nis/ ber/se/ri/ (11 suku kata).
4. Semua baris adalah isi
Berbeda dengan pantun yang memiliki sampiran di dua awal barinya, syair hanya terdiri dari isi dalam 4 barisnya. Ciri-ciri syair inilah yang membedakannya dengan pantun dan puisi lama lainnya.
Tiap baris dalam syair biasanya menyampaikan cerita atau pesan. Berikut contohnya:
Bermula kisah kita mulai
Zaman dahulu zaman bahari
Asal mulanya sebuah negeri
Timbulnya kerajaan Raja di Candi
Kerajaan bernama Negara Dipa
Raja pertama Empu Jatmika
Putra tunggal Mangkubumi dengan Sitira
Asal Negeri Keling di Tanah Jawa
Mangkubumi saudagar kaya
Kerabat raja yang bijaksana
Berputera seorang elok rupanya
Empu Jatmika konon namanya
5. Memiliki rima akhir a-a-a-a
Ciri-ciri syair lainnya adalah memiliki rima atau akhiran a-a-a-a tiap barisnya. Ini berbeda dengan ciri pantun yang memiliki rima a-b-a-b. Contoh:
Paksi Simbangan konon namanya
Cantik dan manis sekalian lakunya
Matanya intan cemerlang cahayanya
Paruhnya gemala tiada taranya
6. Berisi cerita atau pesan
Syair biasanya berisi tentang sebuah cerita atau kisah yang mengandung unsur mitos, sejarah, agama/filsafat, ataupun rekaan belaka. Syair juga bisa berisi petuah atau nasihat bijak.
Unsur-unsur dan Fungsi Syair
Unsur-unsur dalam syair terbagi menjadi dua yakni unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik :
Unsur Instrinsik
1. Tema: merupakan ide pokok yang ingin penyair sampaikan melalui syairnya kepada para pembaca.
2. Perasaan: sesuatu yang ingin penyair utarakan/ungkapan yang berupa ciri khasnya, cara pandang, karakter dan lain sebagainya.
3. Nada: suatu intonasi atau juga penekanan dalam isi syair yang dapat berupa mengejek, menasehati, bergurau, bergembira,mengkritik, bernelas kasihan serta sebagainya.
4. Amanat: merupakan suatu pesan atau nasehat yang ingin penyair sampaikan kepada tiap-tiap pembaca.
Unsur ekstrinsik
Latar belakang kehidupan penyairnya
Pendidikan penyair
Latar belakang budaya dan sosial
Adat atau juga kebiasaan masyarakat setempat
Fungsi Syair
- Berfungsi dalam kegiatan kesenian dan kebudayaan masyarakat.
- Syair dijadikan sebagai hiburan. Syair sering dilagukan dalam majlis-majlis tertentu. Selain itu, ia juga digunakan dalam adat perkahwinan.
- Syair juga dilagukan atau dinyanyikan sebagai mengiringi tarian-tarian tertentu.
- Kemerduan suara atau kelembutan nada syair berupaya mengusik perasaan dan seterusnya meninggalkan kesan yang mendalam.
- Syair juga digunakan untuk menyampaikan pengajaran melalui cerita dan lagu tersebut.
Advertisement
Jenis-jenis Syair
Syair adalah salah satu puisi lama yang memiliki beberapa jenis. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya syair berbeda dengan pantun, dimana syair tidak mempunyai sampiran. Oleh karena itu, setiap bait syair merupakan isi dan memiliki makna. Syair adalah puisi lama yang terdapat beberapa macam.
1. Syair Panji
Jenis syair yang pertama yakni adalah syair panji. Syair panji adalah syair yang isinya bercerita mengenai keadaan yang terjadi dalam istana (kerajaan), situasi orang-orang yang ada atau berasal dari dalam istana.
Contoh syair panji ialah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.
2. Syair Romantis
Jenis syair yang berikutnya yakni syair romantis. Syair romantis ialah syair yang berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita alipur laram hikayat, maupun cerita rakyat.
Contoh syair romantis yakni syair bidasari yang menceritakan tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya.
3. Syair Kiasan
Jenis syair berikutnya yakni syair kiasan. Syair kiasan adalah syair yang menceritakan kisah percintaan antara ikan, burung, bunga, lalu buah-buahan yang semuanya itu sebagai perumpamaan untuk di dalamnya, kiasan atau sindiran kepada peristiwa tertentu.
Contoh syair kiasan ialah syair burung pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat atau seperi perumpamaan “seperti pungguk merindukan bulan”.
4. Syair Sejarah
Syair adalah puisi lama yang memiliki beberapa jenis. Jenis syair yang keempat yakni syair sejarah yang merupakan syair yang berasal dari peristiwa sejarah terpenting, contohnya terkait peperangan.
Contoh syair sejarah ialah syair perang mangkasar “dahulu bernama syair sipelman” berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.
5. Syair Agama
Jenis syair yang berikutnya yakni syair agama. Syair agama adalah syair yang terdapat tema ajaran ilmu tasawuf. Syair agama tergolong syair terpenting, terbagi menjadi 4, yakni syair sufi, syair mengenai ajaran Islam, syair riwayat Nabi, serta syair nasihat.
Contoh syair agama seperti syair perahu, syair dagang “banyak yang bilang karangan Hamzah Fansuri, tapi para ahli membantahnya” syair kiamat, bahr An-Nisa, syair takbir mimpi, syair raksi.
Contoh Syair
1. Syair Panji Syair Abdul Muluk)
Berhentilah kisah raja Hindustan,
Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamit syah padaku sultan,
Duduklah baginda bersuka-sukaan.
Abdul Muluk putra baginda,
Besarlah sudah bangsawan muda,
Cantik majelis usulnya syahdam
Tiga belas tahun umurnya ada.
Paras elok amat sempurna,
Petah menjelis bijak laksana,
Memberi hati bimbang gulana,
Kasih kepadanya mulya dan hina
2. Syair Kiasan (Syair Ikan Terubuk)
Bismillah itu permulaan kalam
Dengan nama Allah Khalik al-‘alam
Melimpahkan rahmat siang dan mala
Kepada segala mukmin dan Islam
Mula dikarang ikan terubuk
Lalai memandang ikan di lubuk
Hati dan jantung bagai serbuk
Laksana kayu dimakan bubuk
Asal terubuk ikan Puwaka
Tempatnya konon dilaut Malaka
Siang dan malam berhati duka
Sedikit tidak menaruh suka
Pagi dan petang duduk bercinta
Berendam dengan airnya mata
Kalbunya tidak menderita
Karena mendengar kabar berita
Pertama mula Terubuk merayu
Berbunyilah guruh mendayu-dayu
Senantiasa berhati sayu
Terkenang putrid ikan puyu-puyu
Putrid puyu-puyu konon namanya
Didalam kolam konon tempatnya
Cantik majelis barang lakunya
Patutlah dengan budi bahasanya
Kolam tu konon di tanjung padang
Disanalah tempatnya terubuk bertandang
Pinggangnya ramping dadanya bidang
Hancurlah hati terubuk memandang
Muda menentang dari saujana
Melihat putrid terlalu lena
Hati di dalam bimbang gulana
Duduk bercinta tiada semena
Gundah gulana tidak ketahuan
Lalulah pulang muda bangsawan
Setelah sampai ke tanjung tuan
Siang dan malam igau-igauan
Advertisement
Contoh Syair
3. Syair Agama (Syair Kiamat)
Bismillah itu permulaan kalam,
Dengan nama Allah Khalikul’alam,
Dipermulai kitab diperbuat nazam,
Supaya ingat mukmin dan Islam.
Sudah memuji Tuhan yang kaya,
Salawatkan rasul Nabi yang mulia,
Itulah penghulu segala Anbia,
Sekalian Islam jin dan manusia.
Barang yang maksiat beroleh bala,
Kerana murka Allah Taala,
Di dalam neraka ia tersula,
Badannya hancur tiada terkala.
Dijadikan dunia oleh Tuhanmu,
Bukan di sini akan tempatmu,
Sekadar ibadah dengan ilmu,
Serta amalkan dengan yakinmu.
Barang bercinta akannya mati,
Tidaklah lupa berbuat bakti,
Siang dan malam diamat-amati,
Seumur hidup tidak berhenti.
Harta itu cari olehmu,
Sambil dengan menuntut ilmu,
Serta amalkan dengan baktimu,
Supaya jangan jadi selemu.