Syair adalah Puisi Lama, Pahami Ciri-ciri dan Contohnya

Syair adalah salah satu jenis puisi lama.

oleh Selma Intania Hafidha diperbarui 10 Nov 2020, 12:20 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2020, 12:20 WIB
Syair
Ilustrasi Menulis Syair Credit: unsplash.com/Green

Liputan6.com, Jakarta Syair adalah puisi lama yang berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Menilik pengertian syair menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) syair merupakan puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama.

Bagi seorang penikmat karya sastra tentunya sudah mengetahui sedikit banyak tentang puisi maupun jenis-jenis puisi itu sendiri. Puisi sendiri merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Sementara syair adalah jenis puisi lama yang sejarahnya berhubungan dengan masuknya Islam ke Indonesia.

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, sastra juga ikut berkembang salah satunya adalah puisi. Hal tersebut tentunya agar karya sastra ini, khususnya puisi bisa dinikmati oleh generasi saat ini. Walaupun syair adalah puisi lama, namun syair ini kerap dicari. Pasalnya terdapat pesan yang tersirat yang disampaikan penulis pada sebuah syair.

Syair adalah puisi lama yang harus dipahami ciri-ciri dan macam-macamnya. Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang pengertian syair hingga macam-macamnya, Selasa (10/11/2020).

Pengertian Syair

Jumlah Kata Sebanyak 4-6 Kata per Baris
Ilustrasi Menulis Syair Credit: unsplash.com/Charice

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, syair adalah salah satu puisi lama, syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Istilah Syair berasal dari bahasa Arab yakni Syi’ir atau Syu’ur yang berarti perasaan menyadari. Kemudian kata Syu’ur berkembang menjadi Syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.

Dalam perkembangannya Syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi yang sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Syair adalah jenis puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas 4 larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama.

Syair adalah salah satu puisi lama yang dipakai untuk melukiskan hal-hal yang panjang contohnya tentang sebuah cerita, nasihat, agama, cinta, dsb. Oleh sebab itu, bait-bait dalam syair sangat banyak. 

 

Ciri-ciri Syair

Terdiri dari 4 Baris
Ilustrasi Menulis Syair Credit: unsplash.com/Aaron

Setiap karya sastra tentunya memiliki ciri-ciri untuk membedakan dengan karya sastra lainnya. Syair adalah puisi lama yang juga memiliki ciri-ciri yang membantu kamu mana agar lebih memahami tentang syair tersebut.

1. Terdiri dari 4 barisnya

Ciri-ciri syair yang pertama adalah terdiri dari 4 baris. Syair bisa teridiri dari beberapa bait. Namun, di tiap baitnya, syair harus terdiri dari 4 baris.

Contoh:

Janganlah engkau berbuat maksiat

Janganlah engkau berbuat jahat

Segeralah engkau bertaubat

Agar selamat dunia akhirat

Bait syair tersebut terdiri dari 4 baris.

 

2. Tiap baris terdiri dari 4-6 kata

Ciri-ciri syair selanjutnya adalah terdiri dari 4 sampai 6 kata dalam tiap barisnya. Berikut contohnya:

Paksi / Simbangan /konon / namanya (4 kata)

Cantik / dan / manis / sekalian / lakunya (5 kata)

Matanya / intan / cemerlang / cahayanya (4 kata)

Paruhnya / gemala / tiada / taranya (4 kata)

 

3. Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata

Tiap baris syair memiliki 8-12 suku kata. Suku kata adalah jumlah gabungan 1 atau lebih huruf konsonan dan 1 huruf vokal. Sebagai contoh, kata kamus terdiri dari dua suku kata: ka dan mus. Berikut contohnya:

Ter/bang/nya/ Sim/bang/an ber/pe/ri/-pe/ri/ (11 suku kata)

Lin/tas/ di/ Kam/pung/ Ba/yan/ Jo/ha/ri/ (10 suku kata)

Ter/li/hat/lah ke/pa/da/ pu/tri/nya/ Nu/ri/ (12 suku kata)

Mu/ka/nya/ ce/mer/lang/ ma/nis/ ber/se/ri/ (11 suku kata).

 

4. Semua baris adalah isi

Berbeda dengan pantun yang memiliki sampiran di dua awal barinya, syair hanya terdiri dari isi dalam 4 barisnya. Ciri-ciri syair inilah yang membedakannya dengan pantun dan puisi lama lainnya.

Tiap baris dalam syair biasanya menyampaikan cerita atau pesan. Berikut contohnya:

Bermula kisah kita mulai

Zaman dahulu zaman bahari

Asal mulanya sebuah negeri

Timbulnya kerajaan Raja di Candi

Kerajaan bernama Negara Dipa

Raja pertama Empu Jatmika

Putra tunggal Mangkubumi dengan Sitira

Asal Negeri Keling di Tanah Jawa

Mangkubumi saudagar kaya

Kerabat raja yang bijaksana

Berputera seorang elok rupanya

Empu Jatmika konon namanya

 

5. Memiliki rima akhir a-a-a-a

Ciri-ciri syair lainnya adalah memiliki rima atau akhiran a-a-a-a tiap barisnya. Ini berbeda dengan ciri pantun yang memiliki rima a-b-a-b. Contoh:

Paksi Simbangan konon namanya

Cantik dan manis sekalian lakunya

Matanya intan cemerlang cahayanya

Paruhnya gemala tiada taranya

 

6. Berisi cerita atau pesan

Syair biasanya berisi tentang sebuah cerita atau kisah yang mengandung unsur mitos, sejarah, agama/filsafat, ataupun rekaan belaka. Syair juga bisa berisi petuah atau nasihat bijak.

 

Unsur-unsur dan Fungsi Syair

Terdapat 8-12 Suku Kata
Ilustrasi Menulis Syair Credit: unsplash.com/Charice

Unsur-unsur dalam syair terbagi menjadi dua yakni unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik :

Unsur Instrinsik

1. Tema: merupakan ide pokok yang ingin penyair sampaikan melalui syairnya kepada para pembaca.

2. Perasaan: sesuatu yang ingin penyair utarakan/ungkapan yang berupa ciri khasnya, cara pandang, karakter dan lain sebagainya.

3. Nada: suatu intonasi atau juga penekanan dalam isi syair yang dapat berupa mengejek, menasehati, bergurau, bergembira,mengkritik, bernelas kasihan serta sebagainya.

4. Amanat: merupakan suatu pesan atau nasehat yang ingin penyair sampaikan kepada tiap-tiap pembaca.

Unsur ekstrinsik

Latar belakang kehidupan penyairnya

Pendidikan penyair

Latar belakang budaya dan sosial

Adat atau juga kebiasaan masyarakat setempat

 

Fungsi Syair

- Berfungsi dalam kegiatan kesenian dan kebudayaan masyarakat.

- Syair dijadikan sebagai hiburan. Syair sering dilagukan dalam majlis-majlis tertentu. Selain itu, ia juga digunakan dalam adat perkahwinan.

- Syair juga dilagukan atau dinyanyikan sebagai mengiringi tarian-tarian tertentu.

- Kemerduan suara atau kelembutan nada syair berupaya mengusik perasaan dan seterusnya meninggalkan kesan yang mendalam.

- Syair juga digunakan untuk menyampaikan pengajaran melalui cerita dan lagu tersebut.

 

 

 

Jenis-jenis Syair

Tidak Memakai Sampiran
Ilustrasi Menulis Syair Credit: unsplash.com/Neon

Syair adalah salah satu puisi lama yang memiliki beberapa jenis. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya syair berbeda dengan pantun, dimana syair tidak mempunyai sampiran. Oleh karena itu, setiap bait syair merupakan isi dan memiliki makna. Syair adalah puisi lama yang terdapat beberapa macam.

1. Syair Panji

Jenis syair yang pertama yakni adalah syair panji. Syair panji adalah syair yang isinya bercerita mengenai keadaan yang terjadi dalam istana (kerajaan), situasi orang-orang yang ada atau berasal dari dalam istana.

Contoh syair panji ialah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.

2. Syair Romantis

Jenis syair yang berikutnya yakni syair romantis. Syair romantis ialah syair yang berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita alipur laram hikayat, maupun cerita rakyat.

Contoh syair romantis yakni syair bidasari yang menceritakan tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya.

3. Syair Kiasan

Jenis syair berikutnya yakni syair kiasan. Syair kiasan adalah syair yang menceritakan kisah percintaan antara ikan, burung, bunga, lalu buah-buahan yang semuanya itu sebagai perumpamaan untuk di dalamnya, kiasan atau sindiran kepada peristiwa tertentu.

Contoh syair kiasan ialah syair burung pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat atau seperi perumpamaan “seperti pungguk merindukan bulan”.

4. Syair Sejarah

Syair adalah puisi lama yang memiliki beberapa jenis. Jenis syair yang keempat yakni syair sejarah yang merupakan syair yang berasal dari peristiwa sejarah terpenting, contohnya terkait peperangan. 

Contoh syair sejarah ialah syair perang mangkasar “dahulu bernama syair sipelman” berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.

5. Syair Agama

Jenis syair yang berikutnya yakni syair agama. Syair agama adalah syair yang terdapat tema ajaran ilmu tasawuf. Syair agama tergolong syair terpenting, terbagi menjadi 4, yakni syair sufi, syair mengenai ajaran Islam, syair riwayat Nabi, serta syair nasihat.

Contoh syair agama seperti syair perahu, syair dagang “banyak yang bilang karangan Hamzah Fansuri, tapi para ahli membantahnya” syair kiamat, bahr An-Nisa, syair takbir mimpi, syair raksi.

 

Contoh Syair

Ciri-Ciri Puisi
Ilustrasi Menulis Puisi Credit: pexels.com/Ylanite

1. Syair Panji Syair Abdul Muluk)

Berhentilah kisah raja Hindustan,

Tersebutlah pula suatu perkataan

Abdul Hamit syah padaku sultan,

Duduklah baginda bersuka-sukaan.

 

Abdul Muluk putra baginda,

Besarlah sudah bangsawan muda,

Cantik majelis usulnya syahdam

Tiga belas tahun umurnya ada.

 

Paras elok amat sempurna,

Petah menjelis bijak laksana,

Memberi hati bimbang gulana,

Kasih kepadanya mulya dan hina

 

2. Syair Kiasan (Syair Ikan Terubuk)

Bismillah itu permulaan kalam

Dengan nama Allah Khalik al-‘alam

Melimpahkan rahmat siang dan mala

Kepada segala mukmin dan Islam

 

Mula dikarang ikan terubuk

Lalai memandang ikan di lubuk

Hati dan jantung bagai serbuk

Laksana kayu dimakan bubuk

 

Asal terubuk ikan Puwaka

Tempatnya konon dilaut Malaka

Siang dan malam berhati duka

Sedikit tidak menaruh suka

 

Pagi dan petang duduk bercinta

Berendam dengan airnya mata

Kalbunya tidak menderita

Karena mendengar kabar berita

 

Pertama mula Terubuk merayu

Berbunyilah guruh mendayu-dayu

Senantiasa berhati sayu

Terkenang putrid ikan puyu-puyu

 

Putrid puyu-puyu konon namanya

Didalam kolam konon tempatnya

Cantik majelis barang lakunya

Patutlah dengan budi bahasanya

 

Kolam tu konon di tanjung padang

Disanalah tempatnya terubuk bertandang

Pinggangnya ramping dadanya bidang

Hancurlah hati terubuk memandang

 

Muda menentang dari saujana

Melihat putrid terlalu lena

Hati di dalam bimbang gulana

Duduk bercinta tiada semena

 

Gundah gulana tidak ketahuan

Lalulah pulang muda bangsawan

Setelah sampai ke tanjung tuan

Siang dan malam igau-igauan

 

 

Contoh Syair

Ciri-ciri Puisi
Ciri-ciri Puisi (Sumber: Pixabay)

3. Syair Agama (Syair Kiamat)

Bismillah itu permulaan kalam,

Dengan nama Allah Khalikul’alam,

Dipermulai  kitab diperbuat nazam,

Supaya ingat mukmin dan Islam.

 

Sudah memuji Tuhan yang kaya,

Salawatkan rasul Nabi yang mulia,

Itulah penghulu segala Anbia,

Sekalian Islam jin dan manusia.

 

Barang yang maksiat beroleh bala,

Kerana murka Allah Taala,

Di dalam neraka ia tersula,

Badannya hancur tiada terkala.

 

Dijadikan dunia oleh Tuhanmu,

Bukan di sini akan tempatmu,

Sekadar ibadah dengan ilmu,

Serta amalkan dengan yakinmu.

 

Barang bercinta akannya mati,

Tidaklah lupa berbuat bakti,

Siang dan malam diamat-amati,

Seumur hidup tidak berhenti.

 

Harta itu cari olehmu,

Sambil dengan menuntut ilmu,

Serta amalkan dengan baktimu,

Supaya jangan jadi selemu.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya