Liputan6.com, Jakarta Tujuan kebijakan moneter sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Bank sentral memainkan peran penting dalam memastikan stabilitas ekonomi dan keuangan. Hal ini dilakukan melalui tujuan kebijakan moneter.
Baca Juga
Advertisement
Peran kunci bank sentral adalah melakukan tujuan kebijakan moneter untuk mencapai stabilitas harga. Tujuan kebijakan moneter dilakukan oleh bank sentral. Tujuan kebijakan moneter diimplementasikan dengan cara mengendalikan keluar masuknya uang.
Tujuan kebijakan moneter penting untuk menjaga agar perekonomian tetap berjalan pada tingkat stabil. Berikut tujuan kebijakan moneter, pengertian, dan jenisnya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (7/11/2021).
Pengertian kebijakan moneter
Kebijakan moneter adalah serangkaian tindakan yang dapat dilakukan oleh bank sentral suatu negara untuk mengendalikan jumlah uang beredar secara keseluruhan. Tujuan kebijakan moneter yang utama adalah mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Secara sederhana, kebijakan moneter bisa diartikan sebagai pengendalian jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian. Bank sentral menggunakan kebijakan moneter untuk mencegah inflasi, mengurangi pengangguran, dan mempromosikan suku bunga jangka panjang yang moderat.
Kebijakan moneter meningkatkan likuiditas untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dengan menerapkan kebijakan moneter yang efektif, bank sentral dapat mempertahankan harga yang stabil, sehingga mendukung kondisi pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan lapangan kerja yang maksimal.
Advertisement
Tujuan kebijakan moneter
Menjaga stabilitas ekonomi
Tujuan kebijakan moneter yang utama adalah menjaga stabilitas ekonomi. Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan perekonomian yang berjalan sesuai dengan harapan, terkendali, dan berkesinambungan. Melalui stabilitas ekonomi, ertumbuhan arus uang yang beredar seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
Menjaga stabilitas tingkat harga
Tujuan kebijakan moneter adalah untuk menjaga stabilitas harga. Kebijakan moneter bisa dilakukan ketika terjadi ketidakstabilan tingkat harga. Ketidakstabilan ini terjadi ketika jumlah uang beredar tidak seimbang dengan jumlah barang. Ada kalanya harga naik atau turun tidak beraturan, sehingga perubahan harga dapat memengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.
Tujuan kebijakan moneter
Meningkatkan kesempatan kerja
Tujuan kebijakan moneter juga bisa membuka peluang kesempatan kerja. Jika jumlah uang beredar seimbang dengan jumlah barang dan jasa, maka perekonomian akan stabil. Pada keadaan ekonomi stabil, perusahaan akan mengadakan investasi. Investasi akan memungkinkan adanya lapangan pekerjaan baru. Adanya lapangan pekerjaan baru atau perluasan usaha berarti meningkatkan kesempatan kerja.
Perbaikan neraca pembayaran
Tujuan kebijakan moneter dapat memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Jika nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah maka, harga-harga barang yang diproduksi di Indonesia akan menjadi lebih murah di pasar internasional, sehingga memperkuat daya saing dan meningkatkan jumlah ekspor. Peningkatan jumlah ekspor akan memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran
Advertisement
Tujuan Kebijakan Moneter Bank Indonesia
Di Indonesia, Bank Indonesia-lah yang berwenang melakukan kebijakan moneter. Mengutip laman Bank Indonesia, Bank Indonesia mem​iliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang sebagaimana diubah melalui UU No. 3 Tahun 2004 dan UU No. 6 Tahun 2009 pada pasal 7.
Kestabilan Rupiah yang dimaksud mempunyai dua dimensi. Dimensi pertama kestabilan nilai Rupiah adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin dari perkembangan laju inflasi.
Sementara itu, dimensi kedua terkait dengan kestabilan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara lain. Indonesia menganut sistem nilai tukar mengambang (free floating). Namun, peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan.
Jenis kebijakan moneter
Secara garis besar, ada dua jenis kebijakan moneter, ekspansif dan kontraktif. Bank sentral menggunakan kebijakan moneter ekspansif untuk menurunkan pengangguran dan menghindari resesi. Bank sentral menggunakan kebijakan moneter kontraktif untuk mengurangi inflasi.
Kebijakan moneter ekspansif
Kebijakan moneter ekspansif adalah kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat. Bank sentral akan meningkatkan likuiditas dengan memberi bank lebih banyak uang untuk dipinjamkan. Bank menurunkan suku bunga, membuat pinjaman lebih murah.
Bisnis meminjam lebih banyak untuk membeli peralatan, mempekerjakan karyawan, dan memperluas operasi mereka. Individu meminjam lebih banyak untuk membeli lebih banyak rumah, mobil, dan peralatan. Tujuan kebijakan moneter ini pada akhirnya meningkatkan permintaan dan memacu pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan moneter kontraktif
Kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan meningkatkan suku bunga untuk memperlambat pertumbuhan jumlah uang beredar dan menurunkan inflasi. Bank sentral akan mengurangi jumlah uang beredar dengan membatasi volume uang yang dapat dipinjamkan oleh bank. Bank mengenakan tingkat bunga yang lebih tinggi, membuat pinjaman lebih mahal. Lebih sedikit bisnis dan individu meminjam, memperlambat pertumbuhan.
Advertisement
Alat kebijakan moneter
Melansir The Balance, semua bank sentral memiliki tiga alat kebijakan moneter yang sama. Ini meliputi:
Operasi pasar terbuka
Bank sentral semuanya menggunakan operasi pasar terbuka (OPT). Dengan OPT, bank sentral dapat menciptakan uang baru dengan membeli surat berharga pemerintah, seperti obligasi negara, dan menerbitkan uang baru. Bank sentral juga dapat mengontrak jumlah uang beredar dengan menjual sekuritas tersebut dari neraca dan mengeluarkan uang yang diterima dari peredaran.
Persyaratan cadangan
Persyaratan cadangan adalah ketika bank sentral memberi tahu anggotanya berapa banyak uang yang harus mereka simpan sebagai cadangan setiap malam. Tidak semua orang membutuhkan semua uang mereka setiap hari, jadi aman bagi bank untuk meminjamkan sebagian besar uangnya. Dengan begitu, mereka memiliki cukup uang tunai untuk memenuhi sebagian besar permintaan penebusan.
Tingkat diskonto
Tingkat diskonto adalah berapa banyak biaya bank sentral anggota untuk meminjam dana dari jendela diskon. Ini menaikkan tingkat diskonto untuk mencegah bank meminjam. Tindakan itu mengurangi likuiditas dan memperlambat perekonomian. Dengan menurunkan tingkat diskonto, ini mendorong pinjaman. Itu meningkatkan likuiditas dan mendorong pertumbuhan.