Liputan6.com, Jakarta Darul Arqam adalah sebuah rumah yang punya peran penting dalam penyebaran ajaran agama Islam, terutama di masa-masa awal Rasulullah SAW berdakwah. Disebut Darul Arqam karena rumah tersebut merupakan miliki Sahabat Nabi Muhammad SAW yang bernama al-Arqam bin Abdul Arqam al-Makhzumi.
Di Darul Arqam inilah Rasulullah SAW mengajarkan dan menyebarkan ajaran Islam secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari kaum Quraisy yang terus berusaha mengintimidasi dan melukai umat muslim. Selain menjadi tempat Rasulullah SAW berdakwah, Darul Arqam adalah rumah yang menjadi tempat pertemua para kaum muslimin.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu alasan mengapa rumah tersebut dipilih untuk menjadi tempat Rasulullah SAW berdakwah dan berkumpul dengan kaum muslimin, karena Darul Arqam adalah rumah yang terletak di atas bukit Shafa, di mana tempat ini sangat terpencil dan tersembunyi dari mata-mata kaum Quraisy saat jaman itu.
Untuk lebih memahami lebih dalam tentang Darul Arqam dan kontribusinya dalam perkembangan Islam hingga menjadi sekarang ini, berikut adalah penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (4/5/2023).
Sekilas tentang Darul Arqam
Darul Arqam adalah rumah yang menjadi tempat Rasulullah SAW berdakwah. Selain itu, Darul Arqam adalah tempat berkumpulnya kaum muslimin untuk mempelajari lebih dalam mengenai ajaran agama Islam.
Disebut Darul Arqam karena rumah ini adalah milik Sahabat Nabi Muhammad SAW yang bernama al-Arqam bin Abdul Arqam al-Makhzumi. Darul Arqam adalah salah satu dari beberapa rumah yang dimiliki oleh Arqam.
Arqam menyedekahkan salah satu rumahnya yang kemudian disebut sebagai Darul Arqam ketika usianya sekitar 12-16 tahun. Sebenarnya, Darul Arqam adalah rumah warisan dari ayah Arqam. Dia berasal dari Bani Makhzum, suku yang sama yang dipimpin oleh Abu Jahal.
Darul Arqam adalah tempat yang ideal untuk menyebarkan ajaran agama Islam pada masa itu. Ini tidak lepas dari lokasinya yang sangat tersembunyi, sehingga Darul Arqam menjadi tempat yang paling layak untuk menyebarkan ajaran agama Islam secara sembunyi-sembunyi. Sebab, Darul Arqam adalah rumah yang terletak di dasar utara Gunung Safa, dengan setidaknya satu pintu tersembunyi dari pandangan tetangganya.
Advertisement
Madrasah Pertama
Darul Arqam adalah cikal bakal dari apa yang kita sebut sekarang sebagai madrasah. Sebab, Darul Arqam adalah tempat kaum muslimin berkumpul dan belajar tentang Islam. Tidak hanya menjadi tempat kaum muslimin berkumpul dan belajar tentang Islam. Darul Arqam juga menjadi tempat kaum muslimin melaksanakan shalat.
Karena letaknya tidak jauh dari Ka'bah dan keramaiannya, orang-orang kafir yang tinggal di dekatnya tidak memperhatikan banyaknya orang yang biasa berkumpul di sini. Ini secara efektif menjadi Madrasah (sekolah Islam) pertama dalam Islam.
Banyak ayat Alquran diturunkan di sini. Bahkan Darul Arqam adalah tempat pertama beberapa ayat Alquran diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. untuk pertama kalinya. Di Darul Arqam pula ayat ke 64 dari Surah Al-Anfal diturunkan. Adapu bunyi Surat Al-Anfal ayat 64 adalah sebagai berikut,
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللّٰهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ ࣖ
Artinya: Wahai Nabi (Muhammad)! Cukuplah Allah (menjadi pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu. (QS. Al-Anfal: 64)
Tempat Para Sahabat Bersyahadat
Tidak hanya menjadi madrasah pertama yang memiliki peran penting dalam penyebaran ajaran agama Islam, Darul Arqam adalah rumah yang menjadi saksi bisu di mana para Sahabat Nabi Muhammad SAW memutuskan untuk memeluk Islam. Tidak sedikit Sahabat Nabi Muhammad SAW yang mengucapkan dua kalimat syahadat di Darul Arqam.
Ammar bin Yasir dan Suhaeb bin Sinan RA dan Hamzah juga mengucapkan dua kalimat syahadat di Darul Arqam. Sebelum memutuskan untuk masuk Islam, Umar bin Khattab sebenarnya berniat untuk membunuh Nabi Muhammad SAW.
Namun pada suatu hari Umar mendengar kabar bahwa adiknya, Fatimah beserta iparnya telah masuk Islam lebih dahulu. Kabar itu pun membuat Umar merasa marah, dan menganiaya keduanya.
Dengan nada marah Fatimah berkata, “Hai, Umar! Jika kebenaran bukan terdapat pada agamamu, maka aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah.”
Melihat adiknya berdarah, timbul penyesalan dan rasa malu di hati Umar. Ia pun meminta lembaran Alquran tersebut. Namun, Fatimah menolaknya seraya mengatakan bahwa Umar najis, dan Alquran tidak boleh disentuh kecuali oleh orang-orang yang telah bersuci. Fatimah memerintahkan Umar untuk mandi jika ingin menyentuh mushaf tersebut dan Umar pun menurutinya.
Setelah membaca lembar demi lembar, Umar berkomentar “Ini adalah nama-nama yang indah nan suci. Betapa indah dan mulianya ucapan ini. Tunjukkan padaku dimana Muhammad.”
Advertisement
Umar bin Khattab Bersyahadat
Umar bergegas menemui Nabi Muhammad SAW dengan membawa pedangnya. Namun sebelum menemui Nabi Muhammad SAW, Umar bertanya kepada Khabbab di mana dia akan menemukan rasulullah SAW, dan mengungkapkan maksud dan tujuannya.
Mendengar keinginannya untuk menerima Islam, Khabbab berseru,
“Umar, aku berharap bahwa Allah telah memilihmu melalui doa Nabi-Nya, yang kemarin aku dengar berdoa: 'Ya Allah, perkuat Islam dengan Abu Hakam (Abu Jahal) anak Hisyam atau dengan Umar anak Khattab!” . “Wahai Khabbab,” kata Umar, “ di manakah Muhammad sekarang, agar aku dapat pergi kepadanya dan masuk Islam?” Khabbab memberitahunya bahwa dia berada di rumah Arqam dekat Gerbang Safa bersama banyak temannya.
Umar pergi ke Safa, mengetuk pintu rumah, dan mengatakan siapa dia. Sahabat telah diperingatkan bahwa dia akan datang tetapi mereka dikejutkan oleh nada suaranya yang lembut. Salah satu sahabat pergi ke pintu dan melihat melalui celah dan kembali dengan cemas. “Wahai Rasulullah'' katanya, “itu memang Umar dan dia menyandang pedangnya.”
“Biarkan dia masuk,” kata Hamza, “jika dia datang dengan niat baik, kami akan memberinya banyak kebaikan; dan jika niatnya jahat, kami akan membunuhnya dengan pedangnya sendiri.”
Nabi Muhammad SAW setuju bahwa dia harus diterima, Hamza pun maju untuk menemuinya, dia mencengkeram ikat pinggangnya dan menariknya ke tengah ruangan sambil berkata,“Apa yang membawamu ke sini, wahai putra Khattab? Aku tidak dapat melihatmu berhenti sampai Allah menurunkan bencana atasmu”.
“Wahai Rasulullah,” kata Umar, “Aku datang kepadamu untuk menyatakan keimanannya kepada Allah, dan kepada Rasul-Nya dan kepada apa yang dibawanya dari Allah”.
“Allahu-Akbar!”, kata Nabi, sedemikian rupa sehingga setiap laki-laki dan perempuan di rumah tahu bahwa Umar telah masuk Islam; dan mereka semua bersukacita.
Karena kegagahan dan keberanian Umar diakui oleh semua orang, setelah dia masuk Islam, umat Islam mulai melakukan shalat di tempat terbuka dan Islam disebarkan di depan umum.