Liputan6.com, Jakarta Darul Arqam atau yang juga dikenal dengan rumah Arqam merupakan sebutan tempat tinggal dari Sahabat Nabi Muhammad SAW yang bernama al-Arqam bin Abdul Arqam al-Makhzumi. Darul Arqam atau rumah Arqam ini terletak di atas bukit Shafa, dimana tempat ini sangat terpencil dan tersembunyi dari mata-mata kaum Quraisy saat jaman itu.
Darul Arqam merupakan tempat dakwah Nabi Muhammad SAW dan pertemuan orang-orang muslim, sejak tahun kelima kenabian Rasulullah SAW. Saat itu Rasulullah SAW harus berdakwa secara sembunyi-sembunyi di mekah untuk menghindari kaum Quraisy yang terus berusaha mengintimidasi dan melukai umat muslim.
Darul Arqam menjadi salah satu tempat yang bersejarah bagi umat muslim di seluruh dunia. Karena menjadi tempat para sahabat nabi belajar ilmu tentang Islam secara langsung dari Nabi Muhammad SAW. Darul Arqam menjadi tempat pertama Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam hingga akhirnya kini ajaran Islam terus berkembang ke seluruh dunia.
Advertisement
Untuk lebih memahami Darul Arqam dalam sejarah perkembangn Islam, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Jumat (27/1/2023). Darul Arqam dalam sejarah perkembangan Islam.
Darul Arqam
Darul Arqam
Darul Arqam atau rumah Arqam tempat tinggal dari Sahabat Nabi Muhammad SAW yang bernama al-Arqam bin Abdul Arqam al-Makhzumi. Lokasinya diperkirakan terletak di kaki atas bukit Shafa yang terpencil dan tersembunyi. Di Darul Arqam inilah, Nabi Muhammad SAW diam-diam mendakwahkan ajaran Islam dan mengadakan pertemuan dengan umat muslim lainnya.
Rumah arqam atau Darul Arqam adalah milik seorang Sahabat Nabi Muhammad SAW yang bernama Arqam bin Abil Arqam (رضي الله عنه). Dia memiliki beberapa rumah di propertinya, dan dia menyumbangkan yang ini sebagai pusat penyebaran rahasia. Terletak di dasar utara Gunung Safa, dengan setidaknya satu pintu tersembunyi dari pandangan tetangganya.
Arqam baru berusia 12-16 tahun ketika dia memeluk Islam yang dia rahasiakan. Rumah itu merupakan warisan dari ayahnya. Dia berasal dari Bani Makhzum, suku yang sama yang dipimpin oleh Abu Jahal.
Madrasah Pertama dalam Islam
Untuk beberapa waktu setelah Nabi Muhammad SAW menyatakan kenabiannya, umat Islam berkumpul di sini untuk melakukan shalat dan belajar tentang Islam tanpa takut akan siksaan atau penganiayaan. Karena letaknya tidak jauh dari Ka'bah dan keramaiannya, orang-orang kafir yang tinggal di dekatnya tidak memperhatikan banyaknya orang yang biasa berkumpul di sini. Ini secara efektif menjadi Madrasah (sekolah Islam) pertama dalam Islam.
Banyak ayat Alquran diturunkan di sini dan di sini juga banyak ayat Alquran yang pertama kali diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Di Darul Arqam jugalah diturunkan ayat ke 64 dari Surah Al-Anfal yang berbunyi “Wahai Nabi, cukuplah Allah bagimu, dan bagi orang-orang yang mengikutimu di antara orang-orang beriman.” (Al Quran Surat Al Anfal : 64)
Advertisement
Kisah Pertobatan Umar bin Khattab RA
Kisah Pertobatan Umar bin Khattab RA
Banyak orang memeluk Islam di Darul Arqam termasuk Ammar bin Yasir dan Suhaeb bin Sinan RA yang memeluk Islam bersama-sama. Hamzah (ra dengan dia) juga memeluk Islam di sini, diikuti beberapa hari kemudian oleh Umar RA. Ketika Umar ingin mengucapkan Syahadat dia bertanya kepada Khabbab di mana dia akan menemukan Nabi Muhammad SAW. Mendengar keinginannya untuk menerima Islam, Khabbab berseru,
“Umar, aku berharap bahwa Allah telah memilihmu melalui doa Nabi-Nya, yang kemarin aku dengar berdoa: 'Ya Allah, perkuat Islam dengan Abu Hakam (Abu Jahal) anak Hisyam atau dengan Umar anak Khattab!” . “Wahai Khabbab,” kata Umar, “ di manakah Muhammad sekarang, agar aku dapat pergi kepadanya dan masuk Islam?” Khabbab memberitahunya bahwa dia berada di rumah Arqam dekat Gerbang Safa bersama banyak temannya.
Umar pergi ke Safa, mengetuk pintu rumah, dan mengatakan siapa dia. Sahabat telah diperingatkan bahwa dia akan datang tetapi mereka dikejutkan oleh nada suaranya yang lembut. Salah satu sahabat pergi ke pintu dan melihat melalui celah dan kembali dengan cemas. “Wahai Rasulullah'' katanya, “itu memang Umar dan dia menyandang pedangnya” . “Biarkan dia masuk,” kata Hamza. “jika dia datang dengan niat baik, kami akan memberinya banyak kebaikan; dan jika niatnya jahat, kami akan membunuhnya dengan pedangnya sendiri.”
Nabi Muhammad SAW setuju bahwa dia harus diterima dan, maju untuk menemuinya, dia mencengkeram ikat pinggangnya dan menariknya ke tengah ruangan sambil berkata,“Apa yang membawamu ke sini, wahai putra Khattab? Aku tidak dapat melihatmu berhenti sampai Allah menurunkan bencana atasmu”. “Wahai Rasulullah,” kata Umar, “Aku datang kepadamu untuk menyatakan keimanannya kepada Allah, dan kepada Rasul-Nya dan kepada apa yang dibawanya dari Allah”. “Allahu-Akbar!”, kata Nabi, sedemikian rupa sehingga setiap laki-laki dan perempuan di rumah tahu bahwa Umar telah masuk Islam; dan mereka semua bersukacita.
Karena kegagahan dan keberanian Umar diakui oleh semua orang, setelah dia masuk Islam, umat Islam mulai melakukan shalat di tempat terbuka dan Islam disebarkan di depan umum.