Apa Itu Netral dalam Islam? Simak Penjelasannya

Apa itu netral artinya sikap atau posisi yang tidak memihak atau tidak berpihak.

oleh Laudia Tysara diperbarui 24 Jun 2023, 12:45 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2023, 12:45 WIB
Tadarus Al-Qur’an Raksasa di Masjid Yaman
Umat Muslim berkumpul untuk membaca Al-qur'an pada hari pertama bulan suci Ramadhan di Masjid Al-Kabir di kota tua Sanaa, ibu kota Yaman, 2 April 2022. Pada bulan Ramadhan umat muslim memanfaatkan waktu untuk memperbanyak ibadah dengan membaca Al Quran. (MOHAMMED HUWAIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Apa itu netral? Netral artinya sikap atau posisi yang tidak memihak atau tidak berpihak pada pihak tertentu dalam suatu perdebatan, konflik, atau situasi yang kontroversial. Netralitas menunjukkan ketidakberpihakan dan ketidakterlibatan yang disengaja dalam rangka mempertahankan objektivitas, keseimbangan, dan keadilan.

Dalam Islam, apa itu netral memiliki interpretasi yang negatif. Ada pandangan yang menolak sikap netral dalam beragama, menganggapnya sebagai bentuk ketidakberanian dan ketidaksetiaan terhadap ajaran agama. Dalam perspektif ini, netralitas dianggap sebagai tanda kelemahan iman dan ketidakjujuran dalam mengamalkan agama.

Namun, perlu dicatat bahwa apa itu netral tidak selalu berarti ketidakaktifan atau tidak adanya pendirian. Dalam beberapa konteks, seperti mediator dalam konflik atau arbiter dalam kasus hukum, netralitas menjadi penting untuk memastikan keadilan dan penyelesaian yang adil. Dalam hal ini, sikap apa itu netral bisa menjadi bentuk kebijaksanaan dan tanggung jawab dalam mengambil keputusan yang objektif dan tidak memihak.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang apa itu netral dalam Islam, Sabtu (24/6/2023).

Netral Secara Bahasa

Taman Literasi Martha Christina Tiahahu
Perpustakaan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu juga dilengkapi pendingin ruangan, stop kontak, Wi-Fi serta bersih dan tertata yang membuat nyaman para pengunjung. Keberadaan ruang baca di area taman diharapkan mampu menjadi daya tarik pengunjung taman sekaligus untuk meningkatkan minat baca masyarakat. (merdeka.com/Imam Buhori)

Memahami apa itu netral adalah sebuah kata dengan makna yang beragam, tergantung pada konteks penggunaannya. Menurut Pustaka Digital Indonesia, netral artinya tidak memihak. Ini berarti bahwa dalam suatu perdebatan, konflik, atau pertentangan, netralitas menunjukkan ketiadaan preferensi atau sikap yang condong ke salah satu pihak. Dalam konteks ini, netralitas menjadi penting untuk menjaga objektivitas, keadilan, dan ketidakberpihakan dalam penilaian suatu situasi atau permasalahan.

Akan tetapi, dalam bidang ilmu linguistik, apa itu netral memiliki arti yang lebih luas dan mencakup beberapa makna lainnya. Selain tidak memihak, netral juga dapat merujuk pada makna "tidak berwarna." Dalam hal ini, netral menggambarkan suatu objek atau situasi yang tidak memiliki warna atau nuansa tertentu. Ini menunjukkan bahwa netral dapat mengacu pada suatu keadaan yang netral atau netralitas dalam hal warna atau tampilan.

Selanjutnya, apa itu netral secara bahasa juga dapat diartikan sebagai "bebas" atau "tidak terikat." Netral menunjukkan suatu objek atau individu tidak terikat pada preferensi atau pembatasan tertentu, melainkan bersifat terbuka dan fleksibel. Apa itu netral bisa menggambarkan suatu keadaan di mana tidak ada kecenderungan yang jelas atau ketiadaan preferensi terhadap satu pilihan tertentu.

Dalam pemahaman yang lebih teknis, netral juga digunakan sebagai kelas adjektiva atau kata sifat yang dapat mengubah kata benda atau kata ganti. Fungsi ini sering terjadi dengan cara menjelaskan atau membuatnya lebih spesifik. Sebagai contoh, dalam kalimat "Saya memiliki pandangan netral tentang masalah tersebut," kata "netral" digunakan untuk menyatakan bahwa pandangan yang dimiliki tidak memiliki kecenderungan kuat atau keberpihakan pada satu pihak atau sudut pandang tertentu, melainkan objektif dan seimbang.

Di sisi lain, dalam konteks agama dan adat, netral memiliki arti yang lebih khusus. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, menjelaskan apa itu netral seperti tidak memihak kepada salah satu nilai atau kepentingan agama dan adat tertentu. Netralitas dalam hal ini penting untuk menjaga kesetaraan, keadilan, dan pengakuan terhadap berbagai kelompok keagamaan dan adat yang memiliki kepentingan yang beragam. Netralitas mencerminkan sikap yang tidak memberikan preferensi atau dukungan kepada satu kelompok tertentu, melainkan memberikan ruang bagi semua pihak untuk diakui, dihormati, dan diterima.

 

Netral dalam Islam

Meningkatkan Pahala di Bulan Puasa dengan Membaca Al Quran
Umat muslim membaca al quran pada bulan Ramadhan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (25/3/2023).(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sikap netral dalam agama Islam merupakan topik yang rumit dan memiliki interpretasi yang beragam. Beberapa pandangan menunjukkan apa itu netral dalam beragama adalah bentuk kerapuhan dan pijakan tanpa dasar. Dalam perspektif ini, netralitas dianggap sebagai sikap yang tidak konsisten dan tidak kokoh dalam menjalankan ajaran agama.

Memilih untuk tetap netral dapat mencerminkan kurangnya keberanian dalam memperjuangkan atau mengungkapkan keyakinan agama secara tegas. Hal ini bisa dipandang sebagai kelemahan yang dapat menghalangi seseorang dalam mengambil tindakan yang konsisten dengan nilai-nilai agama yang dianutnya.

Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, apa itu netral dalam Islam disebut pula sebagai sebuah bias dan ilusi yang dibangun dengan persepsi tanpa dasar keimanan. Dalam perspektif ini, netralitas dianggap mencari muka di hadapan manusia dan mengabaikan kepatuhan terhadap perintah Allah. Sikap netral dipandang sebagai upaya untuk menyenangkan manusia dan mencari penerimaan, bahkan jika itu berarti mengesampingkan atau mengabaikan prinsip-prinsip agama.

Salah satu pandangan dalam Islam mengenai apa itu netral dalam Islam sebagaimana diungkapkan oleh Abu Ali Ad-Daqaq Rahimahullah dalam kitabnya berjudul Al Minhaj Syarh Shahih Muslim. Dalam kitab tersebut, disebutkan sikap netral dalam beramar ma'ruf nahi mungkar (menganjurkan kebaikan dan mencegah kemungkaran) disebut sebagai setan bisu.

Dalam hal ini, apa itu netral dalam Islam dianggap sebagai sikap yang membiarkan kejahatan atau ketidakadilan terjadi tanpa melakukan upaya untuk mencegahnya. Dalam Islam, mengamalkan ajaran agama berarti aktif mempromosikan kebaikan dan menentang kemungkaran, serta memiliki tanggung jawab moral untuk berbicara dan bertindak ketika ada pelanggaran terhadap nilai-nilai agama.

Penting untuk dipahami bahwa Islam tidak mengajarkan umatnya untuk diam dalam mengungkapkan kebenaran. Al-Qur'an dan hadis dianggap sebagai sumber kebenaran yang jelas dan nyata. Oleh karena itu, sikap netral dalam Islam bukanlah sikap yang memilih untuk diam atau tidak terlibat dalam mengungkapkan adanya kebenaran. Sebaliknya, Islam mendorong umatnya untuk aktif dan proaktif dalam mengemukakan kebenaran serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dengan keyakinan dan ketegasan.

Apa itu netral dalam beragama tidak dianggap sebagai kemajuan atau kemodernan dalam bersikap dalam pandangan Islam. Justru, netralitas dianggap sebagai sikap yang kaku, statis, dan konservatif dalam kehidupan. Islam mendorong umatnya untuk bergerak, berusaha, dan berjuang untuk menghadirkan kebaikan dan keadilan dalam masyarakat. Sikap netralitas yang diam dan tidak berpihak dinilai sebagai tanda ketidakaktifan dan kekakuan dalam memperjuangkan nilai-nilai agama yang seharusnya diwujudkan melalui tindakan nyata.

Dalam pandangan agama Islam, terdapat pembagian umat manusia menjadi tiga golongan, yaitu muslim, kafir, dan munafik. Menurut pemahaman ini, golongan yang netral tidak termasuk dalam kategorisasi tersebut. Sikap netralitas dianggap sebagai sikap yang tidak jelas atau tidak tegas dalam menjalankan keyakinan agama. Islam mengajarkan pentingnya memiliki keyakinan yang kuat dan bertindak sesuai dengan ajaran agama yang diyakini, bukan berada di tengah-tengah tanpa arah yang jelas.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya