Kandidat Terkuat Pengganti Paus Fransiskus Disebut Berasal dari Asia dan Afrika, Ini Alasannya

Dua kandidat kuat lainnya setelah Asia dan Afrika, datang dari Benua Eropa.

oleh Khairisa Ferida Diperbarui 27 Apr 2025, 08:05 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2025, 08:05 WIB
Kardinal Luis Antonio Tagle disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti Paus Fransiskus.Jika demikian, maka ia merupakan Paus pertama dari Asia. (AP/Wally Santana)
Kardinal Luis Antonio Tagle disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti Paus Fransiskus.Jika demikian, maka ia merupakan Paus pertama dari Asia. (Dok. AP/Wally Santana)... Selengkapnya

Liputan6.com, Vatican City - Paus berikutnya akan memimpin Gereja Katolik Roma yang keanggotaannya terus menyusut di Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Latin, namun justru mengalami lonjakan pesat di Asia dan Afrika.

Fenomena ini disebut sebagai alasan utama mengapa dua kardinal yang dianggap sebagai calon terkuat untuk memimpin gereja beranggotakan 1,4 miliar umat setelah Paus Fransiskus berasal dari Asia dan Afrika — kawasan yang menjadi fokus gereja untuk memperluas pengaruhnya.

Ketua Bidang Studi Katolik Walter F. Sullivan di Virginia Commonwealth University Andrew Chesnut seperti dikutip dari Axios memperkirakan bahwa Kardinal Luis Tagle dari Filipina dan Kardinal Peter Turkson dari Ghana adalah dua nama terdepan yang akan menjadi paus berikutnya.

Jika salah satu dari mereka terpilih dalam konklaf, momen itu akan menjadi sejarah besar bagi Gereja Katolik Roma.

Pasalnya, sudah lebih dari 12 abad tidak ada paus keturunan Asia dan bahkan lebih lama lagi sejak terakhir kali ada paus yang diyakini berasal dari Afrika. Dua belas tahun lalu, Fransiskus menjadi paus pertama dari Benua Amerika.

"Tagle, yang berasal dari keluarga kaya Filipina dan Tionghoa, datang dari kawasan yang dianggap sebagai pintu gerbang menuju China—negara yang sangat ingin dimasuki oleh gereja," kata Chesnut.

Sementara Turkson, yang dibesarkan dalam keluarga dengan 10 anak di Ghana Barat, berasal dari wilayah yang pertumbuhan umat Katolik-nya sedang meledak.

Jika Tagle atau Turkson terpilih sebagai paus berikutnya, mereka dinilai membawa arah yang lebih moderat atau dengan kata lain tidak terlalu konservatif, namun juga tidak seprogresif Paus Fransiskus.

"Namun, baik Tagle maupun Turkson pernah menyuarakan dukungan mereka terhadap para migran dan orang-orang yang hidup dalam kemiskinan," tutur Chesnut—seorang pengamat yang sebelumnya memprediksi dengan tepat terpilihnya Paus Fransiskus pada tahun 2013.

Kandidat lain yang dilaporkan turut bersaing adalah Kardinal Pietro Parolin dari Italia yang dianggap moderat dan Kardinal Peter Erdo dari Hongaria yang merupakan unggulan dari sayap konservatif gereja.

Tantangan untuk Paus Berikutnya

Kardinal Peter Turkson yang disebut sebagai calon kuat pengganti Paus Fransiskus. Jika demikian maka ia akan menjadi Paus kulit hitam pertama. (Alessandra Tarantino/AP Photo)
Kardinal Peter Turkson yang disebut sebagai calon kuat pengganti Paus Fransiskus. Jika demikian maka ia akan menjadi Paus kulit hitam pertama. (Alessandra Tarantino/AP Photo)... Selengkapnya

Lonjakan umat Katolik di Asia dan Afrika—ditambah kekurangan imam di Amerika Serikat (AS)—membuat gereja semakin banyak mengirim pastor dari kedua benua tersebut ke AS.

Pastor Afrika dilaporkan lebih banyak terlihat di Nebraska, New Mexico, Texas, dan Colorado, sementara di berbagai paroki di Massachusetts dan California, ada semakin banyak pastor Asia yang bertugas.

"Siapapun paus berikutnya, dia harus fokus menarik evangelis untuk mengimbangi penurunan jumlah umat Katolik global," ujar Chesnut.

"Ini salah satu kegagalan terbesar Paus Fransiskus ... Dia tidak fokus pada evangelisasi. Dia bahkan tidak mengunjungi tanah kelahirannya, Argentina."

Di bawah kepemimpinannya, jumlah umat Katolik di Amerika Latin turun 7-8 persen.

Kematian Paus Fransiskus akan memicu proses rumit bernama konklaf, di mana para pemimpin gereja dari seluruh dunia berkumpul di Vatikan untuk memilih pemimpin baru. Konklaf lazimnya berlangsung antara 15-20 hari setelah kematian paus.

Lamanya konklaf tergantung pada berapa waktu yang dibutuhkan untuk satu kandidat memperoleh dua per tiga suara dari para kardinal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya