Viral Pusat Kebugaran di Korsel Larang Emak-Emak Nge-Gym, Tuai Kontroversi

Aturan aneh pusat kebugarannya menjadi zona terlarang bagi emak-emak.

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 18 Jun 2024, 16:20 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2024, 16:20 WIB
Emak-Emak Nge Gym
Sebuah pusat kebugaran di Korea Selatan telah memicu kontroversi dengan melarang orang-orang yang disebut "bibi" memasuki fasilitas mereka. (Ilustrasi Pexels/Gustavo Fring)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah pusat kebugaran di Incheon, Korea Selatan, telah menjadi pusat perdebatan sengit setelah memberlakukan aturan kontroversial yang melarang "bibi" atau di Indonesia dapat julukan sebagai emak-emak masuk ke gym.

Larangan ini memicu gelombang kritik di dunia maya, terutama karena penggunaan istilah "bibi". Istilah ini merujuk pada wanita paruh baya yang sering dikaitkan dengan stereotip negatif, seperti suka menumpang, berisik, dan tidak modis. Pemilik gym berpendapat bahwa aturan ini dibuat untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan para anggota muda.

Pemilik gym mengungkapkan kepada saluran TV lokal bahwa pengumuman tersebut bertujuan untuk mengingatkan para "pelanggan nakal" agar menahan diri. Menurutnya, para bibi menggunakan mesin cuci di ruang ganti selama satu atau dua jam untuk mencuci pakaian mereka, yang menyebabkan tagihan air melonjak. Selain itu, mereka juga sering mengambil perlengkapan gym seperti handuk dan sabun.

“Bibi-bibi ini datang dan mengubah gym menjadi dunia mereka sendiri, menyebabkan generasi muda berusia 20-an dan 30-an meninggalkan gym,” kata pemiliknya dikutip Liputan6.com dari South China Morning Post, Selasa (18/6/2024). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tindakan Diskriminatif

Emak-Emak Nge Gym
Pusat kebugaran itu mengatakan bahwa para bibi itu menyusahkan anggota yang lebih muda dan fasilitasnya (Sumber: Ilustrasi Pexels/Web Daytona)

Langkah ini, meskipun dimaksudkan untuk mengatasi masalah internal, menimbulkan pro dan kontra di kalangan publik. Banyak yang menganggap kebijakan ini diskriminatif dan merendahkan martabat wanita paruh baya. Namun, ada juga yang mendukung tindakan ini, dengan alasan bahwa kenyamanan dan ketertiban di gym harus diutamakan.

Untuk mencegah hilangnya pelanggan muda dan biaya operasional yang semakin membengkak, pemilik gym memutuskan untuk mengubah tempat kebugarannya menjadi “zona terlarang bagi emak-emak. 

 Aturan ini mulai berlaku pada 7 Juni lalu dengan pengumuman yang dipajang di pintu masuk: “Hanya wanita yang santun dan elegan yang boleh masuk.”

Pan Lan, ketua Pusat Layanan Pekerjaan Sosial Perempuan dan Anak Hubei Yutong di Tiongkok tengah, menyatakan kepada The Post bahwa melabeli mereka sebagai “bibi” dan melarang perempuan paruh baya mengakses gym adalah tindakan yang tidak adil dan diskriminatif.


Dapat Kecaman Netizen

Emak-Emak Nge Gym
Pemilik fasilitas kebugaran mengklaim sekelompok emak-emak mengubah gym menjadi “dunia mereka sendiri (Sumber: Ilustrasi AFP)

Pendapat tentang kebijakan pusat kebugaran tersebut terbagi di media sosial. Kontroversi ini membuka diskusi yang lebih luas tentang bagaimana stereotip dan diskriminasi usia masih menjadi masalah di masyarakat modern. 

Pemilik gym berusaha mempertahankan kenyamanan pelanggan mudanya, namun banyak yang bertanya-tanya apakah ada cara yang lebih inklusif untuk mengatasi masalah tanpa harus melarang kelompok tertentu.

Salah satu pendukung di YouTube menyatakan bahwa bibi yang kasar sangat melelahkan. Orang lain dengan pandangan berbeda mengatakan bahwa istilah "bibi" salah digunakan di sini, karena perilaku tidak pantas tidak terbatas pada usia atau jenis kelamin tertentu. 

Seorang netizen juga mengungkapkan bahwa kebijakan ini gila, dan bertanya apakah ibu pemilik pusat kebugaran itu juga seorang emak-emak, serta menyarankan agar pusat kebugaran tersebut ditutup saja. Sementara itu, ada juga yang menyarankan untuk menerapkan sistem keanggotaan guna menaikkan ambang batas masuk ke pusat kebugaran.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya