Liputan6.com, Jakarta Hamzah Haz Wakil Presiden RI ke-9 meninggal dunia pada Rabu (24/7/2024). Dalam panggung politik Indonesia, nama Hamzah Haz terukir sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh dalam perjalanan demokrasi negeri ini. Sebagai Wakil Presiden Indonesia ke-9 yang menjabat dari tahun 2001 hingga 2004, Hamzah Haz memainkan peran krusial dalam membentuk kebijakan nasional pada masa transisi politik yang penuh gejolak.
Memahami sosok Hamzah Haz tidak hanya penting untuk mengapresiasi sejarah politik Indonesia, tetapi juga untuk memetik pelajaran dari perjalanan hidupnya yang penuh dedikasi. Dari seorang anak Kalimantan yang bercita-cita tinggi, hingga menjadi salah satu penentu kebijakan negara, kisah Hamzah Haz menawarkan wawasan berharga tentang dinamika politik dan tantangan kepemimpinan di Indonesia.
Artikel ini akan mengulas secara komprehensif profil lengkap Hamzah Haz, mulai dari latar belakang keluarga, pendidikan, karier politik yang panjang, hingga kontribusinya yang signifikan bagi bangsa Indonesia. Melalui pemaparan ini, kita akan menyingkap lapisan-lapisan kehidupan seorang negarawan yang telah mengabdikan hidupnya untuk kemajuan Indonesia.
Advertisement
Simak prosil Hamzah Haz selengkapnya, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (24/7/2024).
Biografi Singkat Hamzah Haz
Dr. (HC) H. Hamzah Haz MA, Ph.D., atau yang lebih dikenal dengan nama Hamzah Haz, lahir pada 15 Februari 1940 di Ketapang, Kalimantan Barat. Terlahir di bawah zodiak Aquarius, Hamzah tumbuh dalam lingkungan yang menanamkan nilai-nilai keislaman kuat, yang kelak menjadi fondasi bagi prinsip-prinsip politiknya.
Sebagai warga negara Indonesia yang taat beragama Islam, Hamzah Haz menjalani kehidupan yang mencerminkan keseimbangan antara dedikasi terhadap negara dan ketaatan pada ajaran agamanya. Hal ini tercermin dalam berbagai keputusan dan kebijakan yang ia ambil sepanjang kariernya.
Dalam kehidupan pribadinya, Hamzah Haz menikah dengan dua istri, yaitu Hj. Asmaniah dan Hj. Titin Kartini. Pernikahan ini memberkatinya dengan 12 anak, terdiri dari 4 putra dan 8 putri. Keluarga besar ini menjadi sumber kekuatan dan inspirasi bagi Hamzah dalam menjalani tugas-tugas kenegaraannya.
Meski terlahir di Kalimantan Barat, Hamzah Haz tidak membatasi dirinya pada politik kedaerahan. Sebaliknya, ia mengembangkan visi nasional yang merangkul keberagaman Indonesia, sebuah sikap yang kemudian menjadi salah satu ciri khas kepemimpinannya.
Perjalanan hidup Hamzah Haz dari Ketapang ke Jakarta, dari ruang kelas hingga istana negara, merupakan kisah inspiratif tentang bagaimana dedikasi, kerja keras, dan komitmen terhadap nilai-nilai dapat mengantarkan seseorang ke puncak kepemimpinan nasional.
Advertisement
Riwayat Pendidikan Hazah Haz
Perjalanan pendidikan Hamzah Haz mencerminkan semangat belajar yang tinggi dan keinginan kuat untuk terus mengembangkan diri. Dimulai dari tanah kelahirannya, Hamzah menempuh pendidikan dasar dan menengah di Kalimantan Barat.
Setelah menyelesaikan pendidikan di SMP Pontianak, Hamzah melanjutkan ke SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas) juga di kota yang sama. Pendidikan menengah ini memberikan dasar-dasar pemahaman ekonomi yang kelak menjadi bekal berharga dalam kariernya.
Tidak puas hanya dengan pendidikan menengah, Hamzah melangkah lebih jauh dengan menempuh pendidikan tinggi di Akademi Koperasi Negara, Yogyakarta, yang ia selesaikan pada tahun 1962. Pilihan ini menunjukkan minatnya yang besar terhadap ekonomi kerakyatan dan koperasi, sebuah konsep yang akan mewarnai pemikiran politiknya di masa depan.
Semangat belajar Hamzah tidak berhenti di situ. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Jurusan Ekonomi Perusahaan, Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura, Pontianak. Meskipun hanya sampai tingkat V pada tahun 1970, pengalaman ini semakin memperkaya wawasannya tentang ekonomi dan manajemen.
Perjalanan pendidikan Hamzah Haz menggambarkan sosok yang haus akan ilmu pengetahuan dan selalu berusaha meningkatkan kapasitas dirinya. Kombinasi antara pendidikan formal di bidang ekonomi dan pengalaman praktis dalam organisasi kemahasiswaan dan politik membentuk fondasi yang kokoh bagi kariernya di kemudian hari.
Perjalanan Karier Hamzah Haz
Perjalanan karier Hamzah Haz dimulai dari peran yang sederhana namun penuh makna sebagai seorang guru di SM Ketapang pada tahun 1960-1962. Pada periode yang sama, ia juga menjajal dunia jurnalistik sebagai wartawan surat kabar Bebas di Pontianak, Kalimantan Barat (1960-1961), yang kemudian berlanjut dengan posisinya sebagai Pimpinan Umum Harian Berita Pawau, Kalimantan Barat.
Jiwa kepemimpinannya mulai terlihat saat ia menjabat sebagai Ketua PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) pada tahun 1962. Ini menjadi batu loncatan baginya untuk terjun lebih dalam ke dunia organisasi dan politik. Pada tahun 1965-1970, Hamzah dipercaya menjadi Ketua Badan Pemeriksa Induk Koperasi Kopra Indonesia, menunjukkan keahliannya dalam bidang ekonomi koperasi.
Masa pergolakan politik tahun 1960-an membawa Hamzah ke posisi strategis sebagai Ketua Presidium KAMI Konsulat Pontianak (1968-1971). Pada periode yang sama, ia juga berkiprah di dunia akademik sebagai Asisten Dosen di Universitas Tanjungpura Pontianak (1968-1971).
Karier politik Hamzah Haz mulai menanjak saat ia terpilih sebagai anggota DPRD Tk I Kalimantan Barat (1968-1971). Ini menjadi pintu masuk baginya ke kancah politik nasional, yang ditandai dengan terpilihnya ia sebagai anggota DPR RI untuk masa jabatan yang panjang dari tahun 1971 hingga 2001.
Pengalaman legislatif yang panjang mengantarkan Hamzah ke berbagai posisi eksekutif yang prestisius. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Investasi/Kepala BKPM (1998-1999), Wakil Ketua DPR (1999-2001), dan Menko Kesra dan Taskin (1999).
Puncak karier politik Hamzah Haz tercapai saat ia dilantik sebagai Wakil Presiden RI pada 26 Juli 2001, mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri hingga tahun 2004. Posisi ini menempatkannya sebagai salah satu tokoh kunci dalam menentukan arah kebijakan nasional Indonesia di awal milenium baru.
Advertisement
Kontribusi di Masyarakat
Hamzah Haz dikenal luas sebagai seorang aktivis yang telah memulai kiprahnya sejak usia muda. Keterlibatannya dalam berbagai organisasi sosial dan politik tidak hanya membentuk pandangan hidupnya, tetapi juga menjadi landasan kuat bagi karier politiknya yang gemilang di kemudian hari.
Salah satu prestasi signifikan Hamzah Haz adalah perannya sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dalam kapasitas ini, ia memainkan peran krusial dalam mempersatukan beberapa partai Islam di Indonesia selama era Orde Baru. Upaya penggabungan ini menghasilkan PPP sebagai kekuatan politik yang diperhitungkan, memberikan suara yang lebih kuat bagi aspirasi umat Islam dalam kancah politik nasional.
Kontribusi Hamzah Haz dalam menjembatani kepentingan berbagai kelompok politik Islam tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia berhasil mengelola dinamika internal partai yang kompleks, sekaligus memposisikan PPP sebagai mitra konstruktif dalam pembangunan nasional. Keberhasilannya dalam hal ini mencerminkan kemampuan diplomasi dan negosiasi politik yang mumpuni.
Sebagai Wakil Presiden, Hamzah Haz turut berkontribusi dalam stabilisasi politik nasional pada masa transisi demokrasi yang krusial. Ia berperan penting dalam menjaga keseimbangan politik dan memastikan berjalannya agenda reformasi, terutama dalam aspek-aspek yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat dan pengentasan kemiskinan.
Hamzah Haz juga dikenal karena konsistensinya dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam konteks negara Pancasila. Ia berhasil mendemonstrasikan bahwa prinsip-prinsip Islam dapat diharmonisasikan dengan nilai-nilai kebangsaan Indonesia, sebuah kontribusi penting dalam menjaga kerukunan dan toleransi di tengah keberagaman bangsa.
Sepak Terjang di Panggung Politik
Karier politik Hamzah Haz dimulai dengan langkah yang mantap ketika ia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada tahun 1971, mewakili daerah pemilihan Kalimantan Barat. Kehadirannya di parlemen nasional membuka jalan bagi perjalanan politik yang panjang dan berpengaruh.
Selama kariernya yang panjang, Hamzah Haz menduduki berbagai posisi strategis dalam pemerintahan. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Investasi, sebuah pos yang membutuhkan keahlian dalam mengelola dan menarik investasi untuk pembangunan nasional. Selanjutnya, posisinya sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan menunjukkan fokusnya pada isu-isu sosial dan ekonomi yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat.
Puncak karier politik Hamzah Haz tercapai ketika ia terpilih sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia, mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri dari tahun 2001 hingga 2004. Dalam posisi ini, ia berkontribusi signifikan dalam mengarahkan kebijakan nasional, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat dan stabilitas politik.
Ambisi politik Hamzah Haz tidak berhenti di situ. Pada tahun 2004, ia mencalonkan diri sebagai calon presiden yang diusung oleh PPP, berpasangan dengan Agum Gumelar sebagai calon wakil presiden. Meskipun tidak berhasil memenangkan pemilihan, pencalonan ini menunjukkan tekadnya yang kuat untuk terus berkontribusi pada level tertinggi kepemimpinan nasional.
Sepanjang kariernya, Hamzah Haz dikenal karena keterlibatannya yang intens dalam berbagai isu sosial dan ekonomi. Ia konsisten dalam upayanya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, sebuah misi yang ia bawa dari awal kariernya hingga masa pensiunnya dari politik aktif.
Hamzah Haz meninggal dunia pada 24 Juli 2024, pada usia 84 tahun, meninggalkan warisan politik yang signifikan dan inspirasi bagi generasi politisi berikutnya.
Advertisement
Kehidupan Pribadi Hamzah Haz
Di balik sosoknya sebagai negarawan, Hamzah Haz juga dikenal sebagai seorang kepala keluarga yang penuh kasih sayang. Menikah dengan dua istri, Hj Asmaniah dan Hj Titin Kartini, Hamzah dikaruniai 12 anak yang terdiri dari 4 putra dan 8 putri. Keluarga besarnya menjadi sumber inspirasi dan kekuatan dalam menjalani tugas-tugas kenegaraan yang berat.
Meski memiliki jabatan tinggi, Hamzah Haz dikenal sebagai sosok yang sederhana dalam kehidupan pribadinya. Kesederhanaan ini tidak hanya tercermin dari gaya hidupnya, tetapi juga dari interaksinya dengan masyarakat. Ia sering terlihat bergaul akrab dengan warga dari berbagai lapisan sosial, menunjukkan sifatnya yang merakyat.
Selain aktivitas politiknya, Hamzah Haz juga aktif dalam kehidupan sosial dan keagamaan. Ia sering menghadiri acara-acara keagamaan dan sosial kemasyarakatan, memperlihatkan komitmennya untuk tetap dekat dengan akar rumput. Keaktifannya dalam kegiatan sosial ini menjadikannya sosok yang dihormati tidak hanya sebagai politisi, tetapi juga sebagai tokoh masyarakat.
Kehidupan pribadi Hamzah Haz yang seimbang antara tugas negara dan kehidupan keluarga menjadi contoh bagaimana seorang pemimpin dapat menjalankan peran gandanya dengan baik. Meskipun sibuk dengan urusan kenegaraan, ia tetap memprioritaskan keluarga dan masyarakat, sebuah sikap yang patut diteladani oleh para pemimpin masa kini dan masa depan.