5 Tantangan yang Sering Dihadapi Perempuan dalam Berbisnis, Yuk Simak

Meskipun tantangan dalam berwirausaha mungkin sulit untuk dihadapi, tetapi apa makna menjadi seorang perempuan dan wirausaha pada saat ini?

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 04 Okt 2024, 10:38 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2024, 10:38 WIB
Tantangan perempuan berbisnis
Berikut adalah beberapa masalah yang sering dihadapi perempuan dalam dunia bisnis dan cara mengatasi tantangan tersebut. (Foto: Freepik/Lifestylememory)

Liputan6.com, Jakarta Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, perempuan semakin menunjukkan peran signifikan mereka sebagai penggerak ekonomi dan inovator. Namun, meskipun banyak kemajuan telah dicapai, perempuan masih menghadapi sejumlah tantangan unik yang dapat menghambat perjalanan mereka menuju kesuksesan.

Tantangan-tantangan ini seringkali berakar dari stereotip gender, ketidaksetaraan akses terhadap sumber daya, dan hambatan sosial budaya yang telah mengakar kuat. Memahami dan mengatasi tantangan ini menjadi kunci bagi perempuan untuk memaksimalkan potensi mereka dan mencapai keberhasilan yang setara dalam dunia bisnis.

Salah satu langkah penting dalam mengatasi hambatan ini adalah dengan meningkatkan kesadaran dan memberikan dukungan yang tepat. Melalui pendidikan, jaringan yang kuat, dan akses terhadap sumber daya finansial, perempuan dapat diberdayakan untuk mengatasi berbagai rintangan yang mereka hadapi Dengan demikian, perempuan tidak hanya mampu mengatasi tantangan-tantangan tersebut, tetapi juga dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan inklusif, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (4/10/2024).

1. Kurang Percaya Diri

Merasa Kurang Percaya Diri
Ilustrasi Merasa Kurang Percaya Diri Credit: pexels.com/Marcelo

Meskipun tantangan ini mungkin terasa kecil jika dibandingkan dengan hambatan lainnya, namun faktor ini sangat nyata. Keyakinan adalah kualitas penting yang membantu melawan rasa takut akan kegagalan, mengambil risiko, dan membuat keputusan yang berani. Kualitas ini sangat diperlukan, tetapi kurang dimiliki oleh banyak perempuan. Kepercayaan diri dapat dikembangkan di masa dewasa melalui latihan, pengetahuan, dan pengalaman.

Namun, yang penting adalah menyadari bahwa kepercayaan diri berasal dari masa kanak-kanak dan didasarkan pada apa yang diajarkan, jumlah panutan, dan mentor yang tersedia. Oleh karena itu, cara terbaik untuk memberdayakan perempuan adalah dengan mendukung anak perempuan sejak usia dini, menjadikan pemimpin perempuan lebih terlihat, dan memberikan lebih banyak peluang untuk mencoba dan unggul dalam bidang dan disiplin ilmu yang biasanya didominasi oleh laki-laki.

2. Keterbatasan Akses terhadap Pengetahuan

Akses terbatas terhadap pengetahuan
Perempuan yang memiliki pengetahuan terbatas dapat menghadapi tantangan dalam berbisnis. (Foto: Freepik/pikisuperstar)

Perempuan memiliki tingkat pencapaian pendidikan yang lebih tinggi daripada laki-laki, namun perbedaan bidang pendidikan yang dipilih menjadi masalah utamanya. Laki-laki cenderung mengejar gelar di sektor sains, teknologi, teknik, dan matematika yang lebih populer dan menjanjikan. Sementara itu, perempuan cenderung memilih bidang seperti e-commerce, layanan kesehatan, dan pendidikan.

Permasalahannya adalah cara perempuan dibesarkan secara tradisional, kurangnya rasa percaya diri, dan dominasi laki-laki dalam bidang-bidang tersebut. Masalah ini penting karena ilmu komputer dan teknologi merupakan inti dari kewirausahaan dan memberikan peluang bisnis yang menguntungkan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan dorongan agar anak perempuan mengejar karir yang mereka inginkan, bukan yang diharapkan. 

3. Diskriminasi Berdasarkan Jenis Kelamin

Bias gender
Perempuan masih menghadapi tantangan dalam berbisnis akibat bias gender. (Foto: Freepik)

Sebagian besar masyarakat masih menganggap menjalankan bisnis sebagai atribut maskulin, yang mengakibatkan kesulitan bagi pengusaha perempuan untuk dianggap serius dan mendapatkan rasa hormat. Mereka juga dapat dianggap agresif ketika menunjukkan sifat-sifat yang terkait dengan kecerdasan bisnis.

Namun, masyarakat memiliki pendapat yang berbeda-beda, oleh karena itu penting untuk melawan stereotip gender dan mengatasi segala pembicaraan negatif tentang diri sendiri. Dengan cara ini, pengusaha perempuan dapat mencapai potensi maksimalnya dan mengundang lebih banyak perempuan untuk terjun ke bidangnya.

4. Dukungan yang Diberikan Terbatas

Dukungan terbatas
Perempuan menghadapi tantangan besar dalam berbisnis karena kurangnya dukungan yang ada. (Foto: Freepik/rawpixel.com)

Pendampingan, sponsorship, dan jaringan adalah alat yang sangat penting dalam membangun bisnis yang sukses. Lingkungan kewirausahaan bisa berbahaya, dan tanpa bimbingan, pemilik bisnis pasti akan melakukan kesalahan yang merugikan. Namun, perempuan menghadapi kesulitan yang lebih besar daripada laki-laki dalam mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.

Dengan biaya dukungan yang tinggi dan kurangnya perempuan dalam peran kepemimpinan, pengusaha perempuan sering kehilangan kesempatan untuk mendapatkan bimbingan dan jaringan. Untuk mengatasi tantangan ini, perlu ada lebih banyak peluang pendanaan yang tersedia bagi pengusaha perempuan. Selain itu, program pendampingan, acara networking, dan layanan dukungan bisnis yang disesuaikan dengan kebutuhan pengusaha perempuan harus dibentuk.

5. Kehidupan Tidak Seimbang

Keseimbangan kehidupan kerja
Berbisnis juga menjadi tantangan dalam mencapai keseimbangan kehidupan kerja perempuan. (Foto: Freepik)

Tradisi mengharapkan perempuan untuk mengurus rumah tangga dan anak-anak, sehingga sulit bagi mereka yang ingin mengejar karir yang menantang atau membangun bisnis sendiri. Namun, memilih jalur kewirausahaan dapat memberikan fleksibilitas jam kerja dan kebebasan yang lebih besar. Oleh karena itu, perempuan tidak boleh menyerah pada impian mereka hanya karena tekanan sosial.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya