Profil Connie Rahakundini Bakrie yang Dipanggil Polda Metro Jaya, Diduga Terkait Hoaks Pemilu 2024

Profil Connie Rahakundini Bakrie, analis militer yang dipanggil Polda Metro Jaya terkait diduga isu hoaks pemilu 2024. Connie memiliki latar belakang pendidikan dan karier yang panjang dalam bidang keamanan dan pertahanan.

oleh Nurul Diva diperbarui 03 Des 2024, 13:19 WIB
Diterbitkan 03 Des 2024, 13:13 WIB
Guru Besar Hubungan Internasional St. Petersburg University Connie Rahakundini Bakrie.
Guru Besar Hubungan Internasional St. Petersburg University Connie Rahakundini Bakrie. (Dok. Ist)

Liputan6.com, Jakarta Connie Rahakundini Bakrie, seorang analis militer dan akademisi, kembali menjadi sorotan setelah dipanggil oleh Polda Metro Jaya terkait kasus dugaan penyebaran hoaks awal Desember 2024 ini. Nama Connie dikenal luas di dunia pertahanan Indonesia karena kiprahnya sebagai pengamat militer dan keterlibatannya dalam berbagai diskusi strategis. Namun, kasus terbaru ini memunculkan berbagai spekulasi di tengah masyarakat.

Connie memiliki latar belakang pendidikan dan karier yang panjang dalam bidang keamanan dan pertahanan. Ia sering berbicara dalam forum internasional tentang kapabilitas militer Indonesia dan berbagai isu geopolitik. Selain itu, Connie juga dikenal karena pandangannya yang kritis terhadap berbagai kebijakan, termasuk isu yang menyangkut kepentingan nasional.

Meski terlibat dalam berbagai polemik, Connie tetap menjadi salah satu sosok yang dihormati dalam bidangnya. Artikel ini mengulas profil lengkap Connie, perjalanan kariernya, dan duduk perkara kasus yang tengah dihadapinya, dirangkum Liputan6 dari berbagai sumber, Selasa (3/12).

Latar Belakang Connie Rahakundini Bakrie: Tumbuh di Keluarga Berpendidikan Tinggi

Connie Rahakundini Bakrie lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 3 November 1964. Ia merupakan anak dari Bakrie Arbie, seorang ahli nuklir, dan Nyi Raden Sekarningsih Ardiwinata, seorang penulis dan fotografer. Connie memiliki darah Gorontalo dari ayahnya dan Sunda dari ibunya.

Latar belakang keluarga yang berpendidikan tinggi memberikan pengaruh besar dalam perjalanan hidup Connie. Ia tumbuh dalam lingkungan yang menghargai ilmu pengetahuan, yang kemudian mendorongnya menekuni bidang pertahanan dan keamanan. Connie menikah dengan Djaja Suparman dan dikaruniai tiga anak.

Sebagai akademisi dan profesional, Connie dikenal tidak hanya di Indonesia tetapi juga di forum internasional, di mana ia kerap menjadi pembicara tentang isu-isu strategis global.

Perjalanan Karier Profesional: Punya Kontribusi Besar di Kebijakan Pertahanan Indonesia

Connie menyelesaikan pendidikan tinggi di Universitas Indonesia dan melanjutkan studinya di Asia Pacific Center for Security Studies (APCSS) di Hawaii serta Institut Kajian Keamanan Nasional (INSS) di Tel Aviv. Ia juga menjadi bagian dari program kepemimpinan di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston, Amerika Serikat.

Dalam karier profesionalnya, Connie menjabat sebagai Direktur Eksekutif Institut Kajian Pertahanan dan Keamanan (IODAS) serta Institut Maritim Indonesia (IMI). Ia juga terlibat aktif dalam dunia pendidikan sebagai pengajar di berbagai lembaga, termasuk Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara serta Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut.

Melalui berbagai jabatan strategisnya, Connie memberikan kontribusi penting dalam pengembangan kebijakan pertahanan Indonesia, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Pengamat Militer dan Beri Kritik Konstruktif terhadap Pertahanan Indonesia

Connie telah menulis berbagai buku dan artikel yang mengupas tantangan serta kebutuhan pembangunan postur militer Indonesia. Beberapa karyanya, seperti Defending Indonesia dan Pembangunan Kekuatan dan Postur Ideal TNI, menjadi rujukan dalam kajian pertahanan nasional.

Sebagai pengamat militer, Connie sering memberikan kritik konstruktif terhadap kebijakan pemerintah. Ia juga dikenal karena sikap vokalnya dalam berbagai isu, termasuk penolakan terhadap keputusan kontroversial di sektor pertahanan.

Keterlibatannya di forum-forum strategis global menunjukkan perannya sebagai tokoh kunci yang mampu menghubungkan kepentingan Indonesia dengan dinamika global.

Kasus Pemanggilan Polda Metro Jaya tentang Dugaan Hoaks Pemilu 2024

Connie dipanggil Polda Metro Jaya atas dugaan penyebaran hoaks yang melibatkan isu pemilu pada awal 2024 lalu. Kasus ini diketahui merupakan buntut dari penyebaran hoaks di media sosial pribadinya yakni @connierahakundinibakrie.

Dalam unggahannya, Connie menyebut jika polisi memiliki akses terhadap Sirekap. Kemudian, dirinya menyebut bahwa formulir C1 bisa diubah dari Polres-Polres.  Setelah informasi tersebut beredar, Connie langsung meminta maaf dan meralat pernyataannya.

Pelaporan Connie sendiri sudah ditetapkan Polda Metro Jaya berdasarkan surat dengan nomor LP/B/1585/III/2024/SPKT/PMJ, per tanggal 20 Maret 2024 dan LP/B/1586/III/2024/SPKT/PMJ, tertanggal 20 Maret 2024. 

Dalam pemanggilan ini, Connie mengaku tidak tahu karena berada di St. Petersburg, Russia, sejak 29 November untuk bekerja sebagai akademisi di sana. Selama berada di Indonesia, dirinya mengaku tidak ada pemanggilan apapun.

 

Kontroversi dan Pengaruh Connie dalam Dunia Pertahanan

Sebagai sosok yang vokal, Connie tidak lepas dari kontroversi. Pada 2022, ia mengkritik pemberian pangkat Letnan Kolonel Tituler kepada selebritas Deddy Corbuzier, yang menjadi perbincangan luas di media sosial. Connie juga pernah mendapat sorotan setelah memberikan pidato di Pondok Pesantren Al Zaytun terkait infrastruktur militer di kawasan tersebut.

Selain itu, Connie juga sempat membuat pernyataan terkait skenario politik yang menyebut masa jabatan Presiden Prabowo Subianto hanya berlangsung dua tahun. Pernyataan ini langsung memicu respons keras dari berbagai pihak, termasuk tim pemenangan Prabowo-Gibran.

Connie mengklaim bahwa informasi tersebut berasal dari diskusi tertutup dengan salah satu tokoh politik, bukan pernyataannya sendiri. Kasus ini kemudian berkembang menjadi polemik yang melibatkan berbagai pihak, termasuk dukungan dan kritik dari publik.

Meski demikian, kontribusi Connie di bidang pertahanan tetap diakui. Pandangannya sering menjadi referensi dalam penyusunan kebijakan dan diskusi strategis di tingkat nasional maupun internasional.

Q: Siapakah Connie Rahakundini Bakrie?

A: Connie Rahakundini Bakrie adalah seorang analis militer, akademisi, dan penulis yang dikenal di bidang pertahanan Indonesia.

Q: Apa latar belakang pendidikan Connie Rahakundini Bakrie?

A: Connie merupakan lulusan Universitas Indonesia, APCSS Hawaii, dan INSS Tel Aviv, dengan berbagai program strategis di MIT dan Birmingham.

Q: Mengapa Connie dipanggil Polda Metro Jaya?

A: Connie dipanggil terkait dugaan penyebaran hoaks tentang skenario politik yang menyebut masa jabatan Presiden Prabowo hanya dua tahun.

Q: Apa saja kontribusi Connie dalam bidang pertahanan?

A: Connie menulis buku strategis seperti Defending Indonesia dan aktif dalam diskusi kebijakan pertahanan nasional serta global.

Q: Apa pandangan Connie tentang isu militer terbaru?

A: Connie sering memberikan kritik konstruktif terhadap kebijakan pertahanan, termasuk penolakan terhadap keputusan kontroversial.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya