AS Balas Serang Pusat Penyimpanan Rudal Houthi di Yaman, Ini Fakta di Baliknya

AS menyerang pusat rudal Houthi di Yaman sebagai respons atas serangan Tel Aviv. Ini latar belakang konfliknya.

oleh Rizka Nur Laily Muallifa diperbarui 23 Des 2024, 09:46 WIB
Diterbitkan 23 Des 2024, 09:46 WIB
Ledakan Meledak
Ilustrasi Foto Ledakan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Konflik memanas ketika kelompok pemberontak Houthi di Yaman meluncurkan rudal balistik yang menghantam Tel Aviv, Israel, dan melukai sedikitnya 16 orang. Serangan ini menambah ketegangan di kawasan Timur Tengah yang telah bergejolak akibat perang Gaza.

Militer Israel mengonfirmasi kegagalan sistem pertahanan udara mereka dalam mencegat serangan tersebut, sehingga memicu kepanikan warga sipil. Dalam pernyataan resminya, pihak militer Israel menuduh Houthi sengaja menargetkan warga sipil.

Juru bicara militer Israel menyebut serangan ini sebagai bentuk agresi yang direncanakan. Pihaknya pun bertekad meningkatkan sistem pertahanan.

Respons Cepat AS: Serangan Udara di Sana’a

Sebagai respons, militer Amerika Serikat melakukan serangan udara presisi ke ibu kota Yaman, Sana’a, yang dikuasai oleh Houthi. Serangan ini menyasar pusat penyimpanan rudal dan fasilitas komando yang digunakan kelompok pemberontak tersebut.

Komando Pusat AS (CENTCOM) menyatakan bahwa langkah ini diambil untuk melemahkan operasi Houthi dan melindungi kepentingan AS serta mitra regionalnya. Mereka juga menargetkan pesawat nirawak dan rudal antikapal Houthi yang beroperasi di Laut Merah.

Operasi ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menjaga keamanan kawasan dan melindungi pelayaran internasional.

Dampak Regional dan Internasional

Houthi Yaman
Kiprah kelompok Houthi menyita perhatian publik usai mendeklarasikan blokade terhadap kapal laut yang menuju Israel di Laut Merah. Blokade itu diklaim hanya akan berakhir jika Israel mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. (AP Photo)

Serangan ini memperparah ketegangan di kawasan, terutama karena Houthi merupakan kelompok yang didukung Iran. Dukungan Houthi terhadap Palestina dalam perang Gaza menjadi alasan utama mereka menargetkan Israel.

Sejak awal 2024, Houthi telah berulang kali menyerang kapal dagang di Laut Merah sebagai bentuk blokade terhadap Israel. Langkah ini memicu respons keras dari AS dan Inggris, yang secara berkala melancarkan serangan terhadap fasilitas Houthi.

"Komitmen berkelanjutan untuk melindungi personel AS dan koalisi, mitra regional, dan pelayaran internasional," demikian pernyataan Militer AS mengenai serangan yang mereka lancarkan ke kelompok pemberontak Houthi di Yaman, dikutip dari Liputan6.com, Minggu (22/12/2024).

AS Cari Dukungan

Kini, AS sedang mencari dukungan global untuk memberikan PBB kewenangan yang lebih jelas untuk mencegat kapal-kapal di Laut Merah yang menuju pelabuhan-pelabuhan Yaman yang dikuasai Houthi, sebagai bagian dari upaya bersama untuk melemahkan kelompok yang didukung Iran tersebut, menurut utusan khusus AS.

AS juga mempertimbangkan untuk menetapkan kembali Houthi sebagai kelompok teroris, sebuah langkah yang akan mempersulit organisasi-organisasi kemanusiaan untuk beroperasi di dalam wilayah-wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.

1. Mengapa AS Menyerang Houthi di Yaman?

AS melakukan serangan sebagai balasan atas serangan rudal Houthi ke Tel Aviv dan ancaman terhadap kapal-kapal di Laut Merah yang mengancam jalur perdagangan global.

2. Apa yang Membuat Houthi Menyerang Israel?

Houthi menyatakan dukungan terhadap Palestina dalam konflik Gaza dan menggunakan serangan ini untuk menekan Israel agar menghentikan perang.

3. Apakah Serangan Ini Akan Memicu Perang yang Lebih Luas?

Konflik ini berpotensi memicu ketegangan yang lebih luas di Timur Tengah, terutama karena melibatkan Iran sebagai sekutu Houthi dan AS sebagai pendukung Israel.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya