Liputan6.com, Jakarta Para ilmuwan di Australia telah mengonfirmasi penemuan spesies baru laba-laba jaring corong yang dikenal dengan nama Laba-Laba Jaring Newcastle. Spesies ini tidak hanya lebih besar, tetapi juga dianggap lebih berbahaya dibandingkan laba-laba jaring corong lainnya. Penemuan ini diterbitkan dalam jurnal BMC Ecology and Evolution oleh para peneliti dari Institut Leibniz Jerman, Museum Australia, dan Universitas Flinders.
Temuan ini menambah daftar spesies laba-laba jaring corong, yang sebelumnya hanya terdiri dari dua jenis utama. Spesies baru ini ditemukan melalui analisis DNA dan perbandingan spesimen yang dikumpulkan sejak awal 1900-an. Keberadaan spesies baru ini juga memunculkan pertanyaan tentang potensi racun dan efektivitas antibisa yang ada.
Advertisement
Dengan ukuran yang lebih besar, Laba-Laba Jaring Newcastle menjadi ancaman yang tidak bisa diabaikan. Meski begitu, antibisa yang telah digunakan selama bertahun-tahun tetap efektif untuk mengatasi gigitan spesies ini, asalkan diberikan dalam waktu cepat. Berikut informasinya, dirangkum Liputan6, Rabu (15/1).
Advertisement
Laba-Laba Jenis Ini Sudah Lama Ada
Proses penemuan spesies baru ini melibatkan penelitian panjang selama lebih dari dua dekade. Para ilmuwan mulai curiga akan keberadaan spesies baru ketika menemukan perbedaan morfologi pada laba-laba jaring corong di wilayah Newcastle. Untuk memastikan, mereka mengumpulkan spesimen baru dan membandingkannya dengan spesimen lama yang disimpan di museum sejak awal abad ke-20.
Analisis DNA menjadi kunci dalam mengidentifikasi spesies baru ini. Teknologi modern memungkinkan para peneliti untuk memetakan perbedaan genetika antara spesies jaring corong Sydney, jaring corong Sydney Selatan, dan jaring corong Newcastle. Hasilnya, Laba-Laba Jaring Newcastle dipastikan sebagai spesies yang terpisah, dengan karakteristik unik yang membedakannya dari dua spesies lainnya.
Penelitian ini juga menyoroti pentingnya koleksi spesimen historis dalam membantu penemuan baru. Spesimen lama memberikan data pembanding yang memungkinkan identifikasi perubahan genetik dan morfologi selama berabad-abad.
"Laba-laba ini sebenarnya selalu ada di sini, tetapi kami baru menyadarinya sekarang bahwa mereka sedikit berbeda," kata Director of the Department of Clinical Toxicology at the Calvary Mater Newcastle, Professor Geoff Isbister, mengutip abc.net.au
Advertisement
Ukuran dan Potensi Racun yang Mengerikan
Laba-Laba Jaring Newcastle memiliki ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan dua spesies lainnya. Salah satu spesimen terbesar yang ditemukan, dengan panjang mencapai 9,2 sentimeter, diberi nama “Hemsworth” sebagai penghormatan kepada aktor Australia, Chris Hemsworth. Ukuran besar ini tidak hanya membuat laba-laba terlihat lebih mengintimidasi, tetapi juga meningkatkan potensi racunnya.
Gigitan laba-laba yang lebih besar cenderung menyuntikkan lebih banyak bisa, yang meningkatkan risiko bagi korban. Selain itu, meski racun ketiga spesies jaring corong ini dianggap sama, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan apakah ada perbedaan dalam keampuhannya. Antibisa yang ada saat ini tetap dapat digunakan untuk semua spesies, tetapi efektivitasnya harus terus dipantau melalui kasus-kasus gigitan yang dilaporkan.
“Ada dua hal yang membuat laba-laba lebih berbahaya — yang pertama adalah ukurannya karena ia lebih mungkin menyuntikkan racun dalam jumlah lebih besar, tetapi juga potensi racunnya berbeda,” tambah, Professor Isbister.
Sosok "Big Boy" yang Unik
Spesies baru ini diberi nama ilmiah Atrax christenseni, sebagai penghormatan kepada Kane Christensen, seorang penggemar laba-laba di Central Coast yang pertama kali menarik perhatian para peneliti dengan ukuran laba-laba yang tidak biasa. Penemuan spesimen yang kemudian dikenal sebagai “Big Boy” menjadi titik awal penelitian ini.
Penamaan spesies baru ini mencerminkan pentingnya kolaborasi antara masyarakat umum dan ilmuwan dalam mengungkap keanekaragaman hayati. Peran Christensen menjadi contoh bagaimana pengamatan lokal dapat berkontribusi signifikan terhadap ilmu pengetahuan global. Dengan nama ini, kontribusinya diabadikan dalam dunia biologi.
"Hal pertama yang menjadi ciri khasnya adalah ukuran laba-laba ini yang sangat besar. Ukurannya jelas berbeda dibandingkan dengan corong-corong Sydney lainnya," ucap penggemar laba-laba asal Central Coast, Kane Christensen.
Advertisement
Dilakukan Penelitian Lebih Lanjut
Penemuan ini tidak hanya penting dari segi biologi, tetapi juga memiliki implikasi besar dalam bidang medis. Profesor Geoff Isbister dari Calvary Mater Newcastle menyatakan bahwa pemahaman yang lebih baik tentang spesies ini dapat membantu meningkatkan penanganan medis bagi korban gigitan. Selama lebih dari 45 tahun terakhir, tidak ada laporan kematian akibat gigitan laba-laba jaring corong, sebagian besar berkat efektivitas antibisa yang tersedia.
Selain itu, penelitian ini menyoroti pentingnya keanekaragaman hayati dalam ekosistem lokal. Laba-laba jaring corong memainkan peran penting dalam mengendalikan populasi serangga, sehingga keberadaan mereka memberikan manfaat ekologis yang signifikan. Namun, interaksi antara manusia dan laba-laba harus dikelola dengan hati-hati untuk menghindari risiko gigitan yang berbahaya.
Apa yang membuat Laba-Laba Jaring Newcastle lebih berbahaya?
Ukuran yang lebih besar meningkatkan jumlah racun yang disuntikkan, sehingga meningkatkan risiko bagi korban gigitan.
Advertisement
Bagaimana antibisa bekerja untuk melawan racun laba-laba ini?
Antibisa bekerja dengan menetralkan racun dalam tubuh, tetapi harus diberikan dalam waktu cepat setelah gigitan terjadi.
Mengapa penemuan spesies baru ini penting?
Penemuan ini membantu pemahaman tentang keanekaragaman hayati dan mendukung pengembangan medis untuk penanganan gigitan.
Advertisement
Apakah semua laba-laba jaring corong memiliki racun yang sama?
Racun ketiga spesies serupa, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan tidak ada perbedaan signifikan dalam keampuhannya.