Wiranto: 69 Tahun Indonesia Masih Bergantung Pihak Asing

Maka itu Wiranto mengimbau masyarakat, agar memilih calon pemimpin yang hanya menginginkan rakyatnya tertawa bahagia.

oleh Edward Panggabean diperbarui 30 Mar 2014, 09:11 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2014, 09:11 WIB
Wiranto: 69 Tahun Indonesia Masih Bergantung Pihak Asing
Maka itu Wiranto mengimbau masyarakat, agar memilih calon pemimpin yang hanya menginginkan rakyatnya tertawa bahagia.

Liputan6.com, Jakarta - Bangsa ini belum merdeka secara keseluruhan, melainkan hanya secara fisik saja. Sebab, negeri ini masih banyak bergantung kepada bangsa lain. Demikian disampaikan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto saat acara doa bersama bertema "Indonesia Aman Hanura Menang" di pinggir pantai Lapangan Desa Tunggul, Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

"Pendahulu kita menitipkan negara untuk dibangun dengan makmur aman adil dan sejahtera. Tapi setelah 69 tahun, ternyata belum terwujud," ujar Wiranto seperti disampaikan dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com di Jakarta, Minggu (30/3/2014).

Capres Partai Hanura itu menegaskan, bangsa ini belum dapat melaksanakan apa yang diamanatkan para pendahulunya, yang telah berjuang dan berkorban merebut kemerdekaan negeri ini. "Belum dapat wujudkan apa yang dimimpikan rakyat," kata Wiranto di hadapan majelis taklim dan simpatisan itu.

Tak Salah Pilih

Mantan Panglima TNI ini menilai, banyak pemimpin negara yang lupa kepada rakyatnya ketika sudah diberikan amanah jabatan. Karenanya, Wiranto mengimbau pada Pileg 9 April 2014 dan Pilpres 9 Juli mendatang, agar tidak salah memilih calon memimpin yang mengerti nasib rakyatnya.

"Kalau keliru memilih, maka 5 tahun lagi nasib kita tidak jelas dapat pemimpin yang tidak berakhlakul karimah. Kalau pemimpin tak jelas, nasib rakyat juga ikut tidak jelas," ujar pensiunan jenderal bintang 4 itu.

Menurut Wiranto, yang dibutuhkan masyarakat adalah pemimpin yang ber-akhlakul karimah atau akhlak mulia, tidak menyalahgunakan kewenangan, tidak mencari kekayaan, hadiah, uang, atau kebanggaan peribadi.

"Tapi pemimpin yang hanya ingin rakyatnya tertawa bahagia. Pak Wiranto sodorkan calon yang ber-akhlakul karimah karena di dadanya bersemayam hati nurani," ujar Wiranto.

Menurutnya, kalau pemimpin berhati buruk maka akan berbuat korupsi. Kalau pemimpin yang pakai hati nurani, akan selalu mengigngat siapa yang memilih dan mengangkatnya jadi pemimpin.

"Sakit dan susahnya rakyat harus dirasakan oleh para pemimpin yang berakhlakul karimah," kata Wiranto.

Jaminan Penyalahgunaan

Wiranto menegaskan, pemimpin harus bersih. Bahkan tidak hanya pemimpin, tapi juga anak, istri, dan keluarganya harus bersih.

Wiranto pun membanggakan Hanura sebagai partai terbersih. 17 Anggota DPR RI dan lebih dari 1000 anggota DPRD dari Hanura tidak ada yang terlibat korupsi.

"Berarti kita sudah buktikan bahwa hati nurani bisa mencegah tindakan melanggar hukum dan penyalahgunaan kewenangan," klaim wiranto.

Karenanya ia menjamin ke depan, Hanura siap mengabdi dan tidak menyalahgunakan kewenangan. Alasannya karena sudah terbukti, dan telah diberikan kesempatan untuk tidak menyalahgunakan kewenangan.

Pada bagian lain, Wiranto juga memuji model kampanye yang dilakukan warga Lamongan ini. Selain unik, kampanye ini juga tidak hura-hura dan menyuguhkan musik dangdut.

"Masyarakat bisa jelas mendengarkan gunanya memilih untuk apa, siapa yang harus dipilih dan bagaimana memilih," pungkas mantan ajudan Presiden RI kedua, Soeharto.

Baca juga:

Karaoke Mewah Ala Wiranto-Hary Tanoe

2 Pesan Hary Tanoe di Depan Ratusan Pengusaha

Percepat Pembangunan, Hanura Berjanji Tambah Subsidi Rakyat

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya