Liputan6.com, Jakarta - Satu mobil Mercedes-Benz berwarna hitam meluncur menuju kawasan Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat pada Minggu malam, 28 September 2014. Belum sampai tujuan, sedan mewah tersebut berhenti. Pintu mobil bernomor polisi B 1190 RFS pun terbuka. Sejurus kemudian sosok pria kurus tinggi yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam tampak keluar.
Ia adalah Joko Widodo alias Jokowi. Presiden terpilih itu kemudian berjalan kaki sejauh 30 meter menuju Rumah Transisi, kantor di mana Tim Transisi menggodok konsep pemerintahan mendatang Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
Jokowi tampak terburu-buru berjalan menuju ke Rumah Transisi. Politisi PDIP yang masih menjabat Gubernur DKI Jakarta ini mengenakan kemeja putih dengan celana hitam. Ia pun hanya melambaikan tangan kepada awak media yang sudah menunggu sejak sore.
Jokowi datang hanya berselang 30 menit setelah JK. Wakil Presiden terpilih itu tiba lebih dulu sekitar pukul 19.35 WIB, Minggu 28 September 2014. Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini dikawal ketat Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan hanya melambaikan tangan dari dalam mobil Mercedes-Benz yang ditumpangi.
Ternyata di kantor yang terletak di Jalan Situbondo No 10 itu ada acara istimewa. Tim Transisi Jokowi-JK mengadakan acara perpisahan sekaligus pembubaran 22 Kelompok Kerja (Pokja) yang selama ini sudah bekerja di bawah koordinasi tim itu.
Di sana sebuah tenda yang didominasi warna merah dan putih tampak menghiasi halaman Rumah Transisi dan jalan depan rumah bergaya kolonial itu. Makanan pun disajikan buat para undangan.
"Kami mempersiapkan acara perpisahan dengan seluruh anggota pokja maupun relawan-relawan yang ikut membantu dan menyiapkan program yang dikerjakan oleh pokja-pokja," kata Kepala Staf Tim Transisi Rini M Soemarno kepada para wartawan.
Menurut Rini, perpisahan itu digelar lantaran pokja-pokja Tim Transisi telah menyelesaikan kerjanya dan menyumbang ide maupun informasi yang dibutuhkan pemerintahan Jokowi-JK ke depan.
"Kami merasa perlu untuk bertemu dan mengucapkan terima kasih. Tentu juga bertemu dengan Pak Jokowi dan Pak JK karena hampir banyak dari mereka yang belum pernah bertemu. Jadi nanti ingin bertemu semua," papar Rini.
Dengan acara ini, imbuh Rini, maka nantinya tidak akan ada lagi Pokja Tim Transisi. Para anggota Pokja juga tak lagi jadi bagian dari Kantor Tim Transisi. "Sehingga anggota Kantor Transisi kembali seperti pertama kali, yaitu saya dan deputi-deputi, dan bagian kesekretariatan. Setelah ini tak ada bentukan apa-apa lagi. Kami saja yang bekerja, tinggal 5 orang," jelas Rini.
Ini berarti, tugas tersebut akan dilaksanakan oleh Kepala Staf Kantor Transisi Rini M Soemarno, dan 5 deputi. Kelima Deputi Tim Transisi itu, yakni Andi Widjajanto, Hasto Kristiyanto, Anies Baswedan, Akbar Faizal dan Eko Putro Sandjojo.
Rini menjelaskan pula, kerja Tim Transisi adalah pendampingan operasional untuk proses pelantikan Presiden dan Wapres terpilih pada 20 Oktober 2014. Usai pelantikan tersebut, Kantor Transisi akan dibubarkan.
Ucapan Terima Kasih
Sementara dalam sambutannya, Jokowi menyampaikan terima kasih kepada para anggota pokja yang selama ini membantu kerja Tim Transisi dalam menyusun program yang akan dilaksanakan selama dirinya memerintah.
"Pertama saya ingin menyampaikan penghargaan, apresiasi, atas kerja bapak ibu yang sudah bekerja pagi siang malam memberikan masukan, input, opsi, bagi kami Jokowi dan JK dalam rangka nantinya mengambil kebijakan yang baik," ujar Jokowi.
Jokowi bercerita, sejak awal dirinya berpesan pada pokja untuk memberikan masukan program yang bisa langsung dilaksanakan. Sehingga sesaat setelah memerintah, Jokowi dan JK dapat langsung mengimplementasikannya.
"Terutama saya pesan saat pokja kami suka yang langsung dioperasionalkan, cepat diimplementasikan. Jangan sampai saya dibuatkan konsep yang tinggi yang bacanya saja kesulitan. Kita berdua bisa tambah kurus nanti," ucap Jokowi.
Sekalipun dibubarkan, Jokowi ingin para pokja tetap bekerja di jejaring lain. "Walaupun hari ini pokja ini katanya dibubarkan...Tapi saya ingin tetap terlibat dalam jejaring kerja yang ada untuk mewujudkan kerja Indonesia yang lebih baik," kata Jokowi saat memberikan sambutan di Rumah Transisi, Jakarta, Minggu 28 September 2014.
Ia pun meminta para anggota pokja juga tetap mengawasi seluruh kerja pemerintahan yang akan dia pimpin. Jokowi ingin mereka tidak segan-segan mengingatkan kinerja pemerintahannya.
"Tolong kami tetap dikawal, diawasi, diingatkan diberi input yang berguna bagi negara tercinta ini. Dan, sekali lagi terima kasih segala bantuan," pungkas Jokowi.
Sehari sebelumnya atau Sabtu 27 September 2014, Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Andi Widjojanto menerangkan bahwa pekerjaan timnya sudah memasuki tahap akhir. "Secara substansi, kerjaan kami sudah selesai, tinggal menunggu penyelarasan Tim 3 dengan Pak Jokowi dan minggu ini Pak Jokowi akan kasih arahan apa yang akan dilakukan, dan hari Minggu 28 September Pokja bubar," ucap Andi.
Rekomendasi dan Kajian
Tim Transisi yang bertugas menyusun kabinet pemerintahan Jokowi-JK untuk periode 2014-2019 sebelumnya membentuk 22 kelompok kerja (pokja). Beberapa pokja yang dibentuk adalah Pokja APBN, Pokja Perumahan Rakyat, Pokja Petani Nelayan, Pokja Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar, Pokja Reformasi Birokasi, dan Pokja Energi dan Anti Mafia Migas.
Kelompok kerja Tim Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla dibubarkan setelah menyelesaikan seluruh kajian rekomendasi untuk pemerintahan mendatang. Kajian itu meliputi kelembagaan seperti struktur kabinet, lembaga kepresidenan dan reformasi birokrasi. Serta, kajian kebijakan bidang polhukam, perekonomian, kesejahteraan rakyat dan kebudayaan.
Hasil kajian itu telah diserahkan kepada presiden dan wapres terpilih untuk dipadupadankan oleh tim penyelaras akhir. Hasil kajian itu juga dibahas oleh para penasihat Tim Transisi.
Sejatinya, masa tugas mereka selesai pada Senin 15 September 2014 saat Presiden dan Wakil Presiden terpilih mengumumkan postur kabinet. Dalam pengumumannya itu, Jokowi menyatakan ada 34 kementerian pada pemerintahan mendatang. Kementerian akan disi 18 kaum profesional dan 16 profesional partai.
Desakan Relawan
Pada awalnya, pokja-pokja itu dibentuk untuk membantu kerja Tim Transisi. Pokja ini terdiri atas 22 bagian dengan ratusan anggota. Tujuannya untuk mengkaji beberapa aspek jelang pergantian pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono kepada Jokowi-JK.
Terbentuknya pokja-pokja itu sempat diwarnai desakan puluhan relawan. Pada pekan terakhir Agustus 2014, sebanyak 88 orang perwakilan relawan mendatangi Kantor Tim Transisi. Mereka menagih janji Presiden terpilih Joko Widodo yang akan melibatkan simpul-simpul relawan dalam Tim Transisi.
Juru bicara relawan, Boni Hargens mengatakan, relawan yang hadir telah didaftarkan ke dalam 22 kelompok kerja (Pokja) Rumah Transisi, namun mereka tak kunjung mendapatkan kepastian.
Deputi Tim Transisi Hasto Kristiyanto mengonfirmasi bahwa sebenarnya tak ada masalah. Dia menerangkan hal itu terjadi karena kurangnya koordinasi. "Dengan Bung Boni Hargens hubungan baik. Ini hanya persoalan koordinasi saja," kata Hasto di Rumah Transisi, Jakarta, Selasa, 26 Agustus 2014.
Hasto menerangkan, Tim Transisi dan relawan Jokowi-JK dapat bekerja sama dengan baik dan tidak ada masalah. Wasekjen PDIP itu juga menambahkan, tak hanya relawan saja yang diberikan kesempatan untuk membantu Jokowi-JK, tapi terbuka untuk seluruh masyarakat.
Sebelumnya, Presiden terpilih Jokowi membatasi 1 pokja hanya boleh 4 nama relawan. Dia menjelaskan, dalam pokja tersebut, tidak semua relawan dapat masuk. Hanya perwakilan saja yang dapat masuk dalam Pokja tersebut.
Menurut mantan Walikota Solo itu, urusan teknis keterlibatan relawan itu akan diserahkan kepada Deputi Transisi. Yang pasti, nama-nama relawan yang diajukan bakal diseleksi. "Ya memang boleh. Nyodorin 4 nama tapi ya memang tidak bisa semuanya masuk," ucap Jokowi saat itu.
Dalam Tim Transisi ada 22 pokja yang bekerja di bawah koordinasi 4 orang Deputi. Pokja itu membahas isu strategis mulai dari APBN hingga penyusunan kelembagaan kabinet pemerintahan Jokowi-JK.
Hingga pada Minggu malam, 28 September 2014, tugas 22 pokja tersebut berakhir.
Perhatian khalayak pun kini tertuju pada nama-nama kementerian yang akan mengisi postur Kabinet Jokowi-JK 2014-2019. Berikut, nama-nama menteri profesional dan profesional partai. Dan tentunya, pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Jokowi-JK pada 20 Oktober mendatang.