PPIH Solo: 5 Warga Semarang Belum Ditemukan Usai Tragedi Mina

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPHI) di masing-masing daerah terus berkoordinasi memantau jumlah korban tragedi Mina.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 29 Sep 2015, 03:57 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2015, 03:57 WIB
8 Tragedi Mina yang Pernah Terjadi Selain di 2015
Ternyata tragedi Mina sudah beberapa kali terjadi. Ini dia delapan tragedi Mina selain di tahun 2015.

Liputan6.com, Semarang - Usai tragedi Mina, tercatat masih ada 5 warga Semarang, Jawa Tengah, yang belum diketahui keberadaannya. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di masing-masing daerah terus berkoordinasi memantau jumlah korban tragedi Mina.

Sekretaris PPIH Embarkasi Solo, Ahyani mengungkapkan 5 warga Semarang tersebut merupakan satu rombongan dari Kloter 62 Embarkasi Solo Regu III Kelompok VII. Dalam rombongan, total ada 360 orang termasuk 5 petugas yang berangkat dalam kloter tersebut.

"Kita terus melakukan koordinasi," kata Ahyani kepada Liputan6.com di Semarang, Senin (28/9/2015) malam.

Data dari PPIH, 5 orang yang belum diketahui keberadaannya yaitu:
1. Khafsoh Maktub Ilyas, Pria, 45 tahun, B0877967
2. Rita Saadah, Pria, 48 tahun, B 0876430
3. Ahmat Khalimin Sambudi, Pria, 49 tahun, B0877075
4. Suimah Khasan Kusman, Pria, 64 tahun, B0877824
5. Hadi Murti Wibisono, Laki, 82 tahun, B1105098

Sebelumnya ada 3 jemaah haji lainnya yang terus dicari. Mereka adalah Fandi Priaastowo (32), Nila Widyastuti Sri Hartono (28), dan Widarti Djumadi Sipan (59). Namun kabar terbaru siang ini ketiganya sudah kembali ke Maktab.

"Ini baru saja dapat informasi, Alhamdulillah 3 orang sudah kembali. Mereka dari Jamarot lempar jumrah langsung ke Mekkah untuk Tawaf, tidak ke hotel, habis itu pulang ke Mina, malam tadi baru sampai," ucap Ahyani.

Sementara dari data resmi Kemenag, dari kloter yang sama terdata 2 jemaah meninggal. Yaitu Sri Priabandari dan Susimah Slamet Abdulah.

Ahyani menambahkan, suami Sri yaitu Sugeng Triyanto dikabarkan wafat dalam tragedi Mina. Hal itu diungkapkan saksi dari putra Sugeng, yaitu Aditya . Namun nama Sugeng belum tercatat resmi di Kemenag sebagai korban tragedi Mina karena harus mengikuti Prosedur di Arab Saudi.

"Informasi itu baru ada setelah ada COD atau sertifikat wafat dari rumah sakit setempat. Itu didapat dari berkas-berkas. Mungkin Pak Sugeng gelangnya (pengenal) lepas, jadi belum bisa konkret jadi salah satu (yang tercatat) walau anaknya melihat sendiri," tukas Ahyani. (Ali/Dan)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya