Cara Kelola Kadar Gula Darah bagi Diabetesi yang Berpuasa Ramadan

Diabetesi akan menghadapi beberapa risiko bila memaksa menjalankan puasa, seperti misalnya mengalami hipoglikemia atau hiperglikemia.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 01 Jul 2016, 06:01 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2016, 06:01 WIB
Keajaiban Jus Ini Sanggup Enyahkan Diabetes
Cara alami untuk hilangkan diabetes dari tubuhmu.

Liputan6.com, Jakarta Pasien diabetes atau diabetesi dengan kondisi khusus disarankan untuk tidak berpuasa. Diabetesi akan menghadapi beberapa risiko bila memaksa menjalankan puasa seperti misalnya mengalami kadar gula darah rendah (hipoglikemia), meningkatnya kadar gula darah (hiperglikemia) atau pembekuan darah dan dehidrasi.

Namun, momen bulan Ramadan yang hanya setahun sekali tentu sayang untuk dilewatkan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar diabetesi terhindar dari beberapa risiko kesehatan tersebut.

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RS Cipto Mangunkusumo, Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, SpPD-KEMD, memberikan beberapa tips puasa bagi penderita diabetes sebagai berikut:

1. Cek gula darah

Sebelum memasuki bulan puasa, cek selalu gula darah Anda. Saat puasa, baiknya monitoring gula darah saat mau sahur, sebelum buka dan setelah buka puasa.

Bagi Anda yang berisiko tinggi diabetes dan tetap ingin puasa meski dilarang, sebaiknya memiliki glikometer untuk mengecek gula darah selalu. Sedangkan penderita diabetes yang menggunakan insulin, suntikkan insulin sebelum sahur dan buka puasa. Dan selalu periksa atau kontrol ke dokter setidaknya dua atau tiga kali seminggu.

2. Perhatikan konsumsi obat dan insulin

Tanyakan pada dokter beberapa jenis obat pengontrol gula darah yang harus dikonsumsi termasuk kapan dan apakah ada pengurangan obat dan sebagainya. Karena obat seperti Metformin 500 miligram yang biasanya dikonsumsi 3 hari sekali, selama bulan puasa ditambah dosisnya 1.000 miligram saat berbuka dan 500 miligram saat sahur.

Untuk pengguna insulin pun demikian. Jika biasanya insulin digunakan sebanyak 30 unit pada pagi hari dan 20 unit pada sore hari, selama Ramadan, gunakan 30 unit insulin pada saat berbuka dan hanya 10 unit saat sahur.

3. Tetap olahraga dan diet sehat

Bulan Ramadan bukan alasan seseorang tidak olahraga. Pradana menjelaskan, aktivitas fisik saat puasa bukan hanya berupa olahraga seperti jalan sore atau bersepeda. Karena setelah buka puasa, tanpa Anda sadari, salat tarawih juga bagian dari aktifitas fisik.

Selain aktivitas fisik, diet sehat perlu dilakukan dengan menerapkan gizi seimbang. Konsumsi karbohidrat kompleks saat sahur termasuk buah. Sebelum dan setelah berbuka juga disarankan untuk mengonsumsi buah dan sayur.

4. Menjalani pemeriksaan medis pra Ramadan

The American Diabetes Association dan the South Asian Guidelines for Management of Endrocrine Disorders menyarankan pemeriksaan medis pra Ramadan guna meninjau ulang rencana pengobatan dan perubahan minum obat atau insulin selama Ramadan. Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi diabetes selama puasa serta menghindari fluktuasi kadar glukosa darah.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya