Liputan6.com, Jakarta - Sekitar dua dekade lalu, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyampaikan sebuah ramalan yang hingga kini masih membekas dalam ingatan banyak orang. Dalam sebuah wawancara pada tahun 2006, Gus Dur memprediksi bahwa peluang Timnas Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia membutuhkan waktu yang sangat lama.
Perkiraan itu pun kini menjadi bahan perbincangan di tengah perjuangan Tim Garuda di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Advertisement
Prediksi tersebut kembali mencuat setelah adanya pertandingan Indonesia vs Arab Saudi baru-baru ini. Mengutip video di kanal YouTube @SPORTS_30626, dalam video tersebut menampilkan wawancara Gus Dur dengan seorang presenter, yang saat itu bertanya tentang kemungkinan Indonesia menembus Piala Dunia.
Advertisement
“Indonesia lolos Piala Dunia? Masih lama,” ujar Gus Dur dengan gaya khasnya.
Ketika presenter menanyakan apakah kemungkinan itu baru terjadi dalam 20 tahun, Gus Dur hanya menjawab dengan santai, “Ya, masih lama sekali. Pokoknya masih lama.”
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Pandangan Gus Dur soal Sepak Bola Indoneia Kala Itu
Dalam wawancara tersebut, Gus Dur juga menyampaikan pandangannya tentang situasi sepak bola Indonesia pada masa itu. Menurutnya, perkembangan sepak bola nasional membutuhkan perubahan signifikan, baik dalam pengelolaan organisasi maupun kualitas kompetisi.
“PSSI-nya kayak gitu, gimana persepakbolaan kita mau maju? Gitu aja kok repot,” ujar Gus Dur, menyindir kondisi federasi sepak bola Indonesia kala itu. Sindiran ini sekaligus menjadi kritik tajam terhadap berbagai permasalahan yang menghambat kemajuan sepak bola nasional.
Kini, setelah 18 tahun berlalu, prediksi Gus Dur tampaknya mulai mendekati kenyataan. Timnas Indonesia berhasil menjadi wakil tunggal Asia Tenggara yang lolos ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026. Perjalanan skuad Garuda ini menjadi harapan baru bagi pecinta sepak bola Tanah Air.
Di babak ketiga, Indonesia tergabung di Grup C bersama Jepang, China, Australia, Bahrain, dan Arab Saudi. Untuk lolos ke Piala Dunia, Indonesia harus mampu meraih posisi empat besar di grup ini. Meski tantangan tersebut tidak mudah, peluang tetap terbuka bagi skuad Garuda.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa sepak bola Indonesia telah mengalami kemajuan signifikan. Dibandingkan 20 tahun lalu, kini Indonesia memiliki pemain-pemain muda berbakat, fasilitas yang lebih baik, serta dukungan yang lebih besar dari masyarakat dan pemerintah.
Namun, jalan menuju Piala Dunia masih panjang. Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, mengakui bahwa persaingan di Grup C sangat berat. “Kami harus fokus pada setiap pertandingan dan memberikan yang terbaik. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita bekerja keras,” ujarnya.
Advertisement
Sepak Bola untuk Dinikmati, Gitu Aja Kok Repot
Di sisi lain, dukungan masyarakat Indonesia terus mengalir. Stadion-stadion selalu dipenuhi oleh suporter yang memberikan semangat bagi para pemain. Dukungan ini menjadi salah satu faktor penting yang membuat tim semakin percaya diri.
Banyak yang menganggap ramalan Gus Dur sebagai motivasi untuk terus memperjuangkan mimpi besar Indonesia di dunia sepak bola. Sosok Gus Dur yang dikenal humoris dan penuh kebijaksanaan ini tetap menjadi inspirasi, bahkan dalam hal-hal yang terlihat sederhana seperti sepak bola.
“Gus Dur selalu punya cara unik untuk menyampaikan kritik sekaligus harapan. Prediksinya soal Piala Dunia ini benar-benar menggambarkan pandangan visionernya,” ujar seorang pengamat sepak bola nasional.
Perjuangan Timnas Indonesia saat ini menunjukkan bahwa perubahan memang membutuhkan waktu, tetapi bukan berarti mustahil. Dengan kerja keras, dedikasi, dan dukungan semua pihak, mimpi untuk melihat bendera Merah Putih berkibar di Piala Dunia bisa saja menjadi kenyataan.
Tahun 2026 mungkin menjadi awal dari babak baru sepak bola Indonesia. Jika Indonesia berhasil lolos ke Piala Dunia, hal ini akan menjadi tonggak sejarah yang membuktikan bahwa kerja keras selama ini tidak sia-sia.
Prediksi Gus Dur tidak hanya menjadi kenangan, tetapi juga menjadi motivasi untuk terus melangkah maju. Sepak bola, seperti halnya kehidupan, membutuhkan kesabaran, kerja keras, dan sedikit humor untuk menghadapi tantangan yang ada.
Di akhir wawancara pada tahun 2006 itu, Gus Dur menutup pernyataannya dengan senyum khasnya. “Sepak bola itu untuk dinikmati, jangan terlalu tegang. Kalau sudah waktunya, nanti Indonesia juga akan sampai ke Piala Dunia. Gitu aja kok repot.”
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul