Liputan6.com, Jakarta Lebaran adalah saat untuk bersukacita. Namun, Nabi Muhammad SAW pernah membuat peringatan tentang orang-orang yang bangkrut saat Lebaran. Suatu ketika Nabi Muhammad SAW bertanya kepada sahabat-shahabatnya: “Tahukah kalian siapa itu yang disebut orang bangkrut?” Mereka pun menjawab, “Kalau di kita, orang bangkrut ialah orang yang sudah tak lagi punya uang dan barang.”
Dikutip dari nu.or.id, ternyata Nabi Muhammad SAW mempunyai maksud lain. Terbukti Beliau berkata: “Sesungguhnya orang bangkrut di antara umatku ialah yang datang di hari kiamat kelak dengan membawa pahala-pahala salat, puasa, dan zakat; namun dalam pada itu sebelumnya pernah mencaci ini, menuduh itu, memakan harta ini, mengalirkan darah itu, dan memukul ini. Maka dari pahala-pahala kebaikannya, akan diambil dan diberikan kepada si ini dan si itu, kepada orang-orang yang yang telah ia lalimi. Jika pahala-pahala kebaikannya habis sebelum semua yang menjadi tanggungannya terhadap orang-orang dipenuhi, maka akan diambil dari keburukan-keburukan orang-orang itu dan ditimpakan kepadanya; kemudian dia pun dilemparkan ke neraka.” (Dari hadis shahih riwayat imam Muslim bersumber dari shahabat Abu Hurairah). Na’udzu billah min dzalik.
Dari pernyataan Nabi Muhammad SAW tersebut, kita menjadi tahu betapa pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama. Sering sekali kita menyaksikan orang yang mengaku umatnya Nabi Muhammad SAW seperti sangat mengandalkan amal ibadahnya bagi keselamatan dan kebahagiaannya di akhirat kelak. Orang ini begitu yakin akan selamat dari neraka dan akan masuk ke dalam surga karena dia merasa sudah melaksanakan sembahyang, puasa, zakat, dan haji. Bahkan, sering kita melihat orang yang seperti itu kemudian memandang sebelah mata kepada orang lain yang dinilainya tidak setekun dia dalam beribadah.
Advertisement