Konsep Sabar Klimaks Menurut Gus Iqdam, Penting Kita Ikuti

Gus Iqdam: Kalau marah tapi ngaku sabar itu konsepnya gimana? Beginilah konsep sabar sebenarnya menurut Islam.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Feb 2024, 00:30 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2024, 00:30 WIB
Gu Iqdam berpeci putih
Gus Iqdam Pendiri Majelis Sabilu Taubah Blitar, Jawa Timur. (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Sering kita dengar orang yang mengungkapkan kalimat, 'Selama ini saya sudah sabar, tapi sabar saya ada batasnya'. Akrab di telinga kita ungkapan seperti itu, apalagi bagi orang-orang yang marah.

Ini sebenarnya lucu, orang sedang marah tapi mengaku sabar. Mesti, jika bersabar maka tidak boleh marah.

Dai muda nan viral, Gus Iqdam dalam video unggahan TikTok singkat dalam akun @Harry, mengatakan ketika seseorang menganggap sabar ada batasnya berarti dia itu belum sepenuhnya memiliki sabar.

Nah masih ngaku sabar ada batasnya? Bagi Gus Iqdam hal itu berarti belum sabar sepenuhnya.

"Sabar sing tenanan, sabar sing klimaks iku sabar sang rak enek watese," kata Gus Iqdam.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Konsep Sabar Tanpa batas

Gus Iqdam (SS: YouTube Short @tv_pitu)
Gus Iqdam (SS: YouTube Short @tv_pitu)

Sebenarnya konsep, sabar tanpa batas merupakan konsep yang menggambarkan kesabaran yang mendalam dan tidak terbatas. Ini mencerminkan kemampuan untuk tetap tenang dan tabah dalam menghadapi segala rintangan, tantangan, atau keterlambatan tanpa batasan waktu atau tekanan eksternal yang dapat merusak kesabaran seseorang.

Orang yang memiliki "sabar tanpa batas" mungkin memiliki kemampuan untuk melihat gambaran besar hidup mereka, memahami bahwa perjalanan menuju tujuan besar seringkali melibatkan proses yang panjang dan penuh liku-liku. Mereka mungkin dapat mengatasi hambatan dengan kepala dingin dan menghadapi setiap situasi dengan ketenangan batin, tanpa terjebak dalam tekanan emosional yang dapat mengganggu kesabaran.

Konsep ini juga dapat berhubungan dengan kemampuan untuk menghadapi ketidakpastian dan tidak menentu dalam kehidupan tanpa menjadi gelisah. Orang yang memiliki "sabar tanpa batas" mungkin mampu menerima bahwa beberapa hal memerlukan waktu lebih lama untuk berkembang, dan mereka tidak tergesa-gesa atau mudah putus asa dalam menghadapi keadaan yang tidak terduga.

Namun, perlu diingat bahwa manusia, pada akhirnya, memiliki keterbatasan, dan kesabaran yang tampaknya tanpa batas mungkin tetap terpengaruh oleh pengalaman dan batasan pribadi. Meskipun demikian, mengembangkan sikap sabar yang lebih mendalam dapat membantu seseorang menghadapi kehidupan dengan lebih tenang dan menerima setiap momen dengan hati yang lapang.

Ini yang Terjadi Pada Kesabaran

Gus IQdam baru
Gus Iqdam, Pendiri Majelis Ta'lim Sabilu Taubah (TikTok)

Mengutip Muslim.or.id, sejatinya, kesabaran itu tidak memiliki batas. Namun, diri kitalah yang mempunyai keterbatasan dalam sabar, yaitu saat kita berhenti untuk bersabar. Kesabaran tak terbatas karena Allah Ta’ala juga menyediakan pahala tanpa batas bagi siapa saja yang mau dan mampu bersabar.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabar yang diberi pahala di akhirat tanpa batasan, hitungan, dan kadar. Ini adalah pengagungan terhadap balasan bagi orang-orang yang sabar dan pahala mereka.

Ketika seseorang memilih untuk bersabar, bukan berarti ia lemah tak berdaya, diam, dan tidak melakukan sesuatu. Sebaliknya, sabar adalah sumber kekuatan dan dapat mendatangkan pertolongan Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman,

وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ

“Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 45)

Dalam firman-Nya yang lain,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu.” (QS. Al-Baqarah: 153)

Sungguh menakjubkan keadaan orang yang beriman. Bagaimanapun kondisinya, ia tetap masih bisa meraih pahala yang banyak dengan kesabaran. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan, kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya, apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Kesabaran Merupakan Ciri Orang Beriman

iqdam baruu
Gus Iqdam (TikTok)

Allah Ta’ala juga menerangkan bahwa kesabaran merupakan ciri orang beriman dalam firman-Nya,

وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ

“Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan, mereka itulah orang- orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 177)

Orang yang beriman tentu memiliki sifat sabar yang melekat bersama dirinya. Inilah bukti kebenaran iman pada dirinya.

Salah satu anugerah terbesar yang Allah Ta’ala berikan adalah kesabaran. Siapa yang meraihnya, maka ia telah mendapatkan kebaikan yang banyak.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ مِنْ عَطَاءٍ خَيْرٌ وَأَوْسَعُ مِنَ الصَّبْرِ

“Tidak ada sebuah anugerah yang lebih baik dan lebih besar bagi seseorang daripada kesabaran.” (HR. Muslim)

Anugerah yang diberikan oleh Allah Ta’ala berupa berkah, rahmat, dan petunjuk-Nya. Hal ini sebagaimana firman-Nya,

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)

أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

“Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan berkah yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka (Allah), dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al- Baqarah: 157)

Sabar merupakan amalan yang tinggi nilainya di sisi Allah Ta’ala hingga Allah katakan bahwa Ia mencintai dan bersama orang yang bersabar. Allah Ta’ala berfirman,

وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ

“Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali- Imran: 146)

Dalam firman-Nya yang lain,

وَاصْبِرُوا إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Dan bersabarlah! Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)

Tatkala kita memilih untuk berhenti bersabar atau malah tidak mau bersabar, maka seolah-olah kita memutuskan untuk melepas kebersamaan Allah (berupa cinta, rahmat, dan perlindungan-Nya).

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya