Mengungkap Sumber Kekayaan Nabi Sulaiman yang Mencapai US$ 2,2 Triliun

Kekayaan Nabi Sulaiman 10 kali lipat dibandingkan orang paling tajir di penjuru dunia saat ini, Elon Musk yang pada 2023 hanya memiliki kekayaan US$ 232 Miliar

oleh Nanik Ratnawati diperbarui 19 Feb 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2024, 07:30 WIB
Ilustrasi emas harta karun
Ilustrasi emas harta karun (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk memimpin dalam daftar 500 orang terkaya di dunia dengan kekayaan tumbuh US$95,4 miliar menjadi US$232 miliar pada akhir 2023. Angka kekayaan yang benar-benar fantastis.

Namun tunggu dulu, kekayaan Elon Musk itu tak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekayaan Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman diyakini adalah orang terkaya yang pernah hidup di dunia, sejak zaman Nabi Adam hingga kiamat.

Nabi Sulaiman adalah raja bangsa manusia yang juga memiliki otoritas dan kekuasaan atas bangsa jin dan hewan. 

Salah satu mukjizat Nabi Sulaiman adalah kekayaannya yang tak akan disaingi oleh generasi-generasi manusia setelahnya.

Selama memerintah tersebut, Nabi Sulaiman as memiliki kekayaan sebesar US$2,2 triliun jika dikonversikan dengan mata uang saat ini.

Istananya sangat megah. Bahkan, digambarkan secara detail kala itu para arsitek dan ahli bangunan Nabi Sulaiman sudah bisa membangun lantai transparan (semacam) yang di bawahnya kolam air jernih. Akibatnya, Ratu Bilqis sampai takut melintas di lantai tersebut.

Pertanyaannya kemudian, dari mana sumber kekayaan Nabi Sulaiman? 

 

Simak Video Pilihan Ini:

Rahasia Kekayaan Nabi Sulaiman

Tabut Perjanjian (Ark of the Covenant) salah satu harta karun Nabi Sulaiman
Tabut Perjanjian (Ark of the Covenant) salah satu harta karun Nabi Sulaiman (Ancient Origins)

Melansir Citizens Liputan6.com, Minggu (18/2/2024), tertera dalam karya berjudul Qisas al-Anbya yang disusun oleh Abi Fida’ Ismail Ibn Katsir, Nabi Sulaiman merupakan anak bungsu dari Nabi Daud AS, dan ibunya dikenal sebagai Tasyayu’ bin Sura. Allah SWT memberikan kepadanya kenabian dan kekuasaan (kerajaan) untuk menjadi pemimpin Bani Israil.

Selama memegang peran kepemimpinan, beliau menunjukkan kepribadian yang bijaksana dan selalu mengemban tanggung jawab terhadap segala aspek kehidupannya. Tindakan-tindakan dan cara Nabi Sulaiman menggunakan harta serta kekuasaan yang dimilikinya mencerminkan kesungguhan dalam memikul tanggung jawabnya.

Sebagaimana dikisahkan dalam Alquran pada surat An Naml ayat 20-21, kala itu Nabi Sulaiman sedang mengumpulkan seluruh tentaranya yang terdiri dari manusia, jin, dan binatang. Namun, dalam pertemuan tersebut, burung hud-hud tidak hadir.

Beliau pun memeriksa tempat di mana para burung berkumpul, kemudian berkata yang artinya: “Mengapa aku tidak melihat burung hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datanglah dengan alasan yang terang.” (QS. An Naml: 20-21)

Menurut Muhammad Gufron Hidayat dalam buku Rahasia Kekayaan Nabi Sulaiman, sikap tegas Nabi Sulaiman terhadap burung hud-hud adalah bukti bahwa ia menyadari jika semua harta, kekuasaan, termasuk prajuritnya, merupakan karunia sekaligus titipan dari Allah SWT yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. 

 

Situs Lembah Timna

Lokasi diduga tambang harta Nabi Sulaiman
Lokasi diduga tambang harta Nabi Sulaiman (TAU Timna Expedition)

Sebelumnya, tim arkeolog yang dipimpin Profesor Erez Ben-Yosef dari Tel Aviv University menemukan situs arkeologi di Israel.

Situs arkeolog yang terletak di Lembah Timna tersebut diklaim sebagai salah satu dari sumber kekayaan Nabi Sulaiman as.

Nabi yang memerintah kerajaan besar sekitar 3.000 tahun yang lalu ini diduga berhasil melakukan penambangan tembaga.

Kekayaannya didapat dengan memisahkan bijih tembaga dari batuan yang ditambang dari situs arkeologi Lembah Timna.

Disebutkan bahwa produksi tambang di situs Lembah Timna berkembang pesat selama masa pemerintahan Nabi Sulaiman as.

 Tim arkeolog mulai menggali situs kuno di Lembah Timna, Israel Selatan, yang diduga peninggalan kerajaan Nabi Sulaiman as pada 1964.

Sejak saat itulah, para peneliti menemukan jaringan terowongan yang diduga adalah jalan untuk menambang bijih tembaga dari batuan.

"Semua bahan ampas bijih hitam yang ditemukan merupakan limbah dari tungku. Ini adalah bukti yang sangat penting untuk produksi tembaga kuno di Timna," jelas Prof. Ben-Yosef.

 

 

 

Bijih Tembaga

Ilustrasi harta karun Nabi Sulaiman
Ilustrasi harta karun Nabi Sulaiman (ancient-origins.net)

 Menurut Prof Ben-Yosef tembaga pada masa lalu merupakan sumber daya ekonomi yang paling penting dan industri yang paling menguntungkan.

Pada zaman Nabi Sulaiman as, tembaga menjadi salah satu logam yang paling dicari. Jika diibaratkan, tembaga di zaman itu sama pentingnya dengan minyak mentah di masa sekarang ini.

"Mirip seperti sekarang di mana manusia tidak bisa melakukan apa-apa tanpa minyak Bumi. Manusia zaman itu pun tak bisa melakukan apa-apa tanpa tembaga," jelas Dr. Mohammad Najjar dari Friends of Archaeology of Jordan.

Sementara itu, Profesor Ben-Yosef dalam keterangannya mengungkapkan bahwa Nabi Sulaiman as diperkirakan memerintah kerajaannya selama 39 tahun.

Selama memerintah tersebut, Nabi Sulaiman as memiliki kekayaan sebesar US$2,2 triliun jika dikonversikan dengan mata uang saat ini.

Hal ini tidak mengherankan karena Nabi Sulaiman as mampu memisahkan bijih tembaga yang merupakan komoditi penting seperti minyak Bumi saat ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya