Liputan6.com, Jakarta Fatima al-Fihri, seorang wanita Muslim dari Kairouan, Tunisia, yang lahir sekitar tahun 800 Masehi, telah meninggalkan warisan abadi. Fatima al-Fihri adalah pendiri universitas pertama di dunia.
Ia dikenal luas sebagai pendiri Masjid al-Qarawiyyin di Fez, Maroko, yang kemudian berkembang menjadi Universitas al-Qarawiyyin, universitas tertua di dunia yang masih beroperasi hingga saat ini.
Advertisement
Dengan menggunakan kekayaannya yang melimpah, Fatima mendirikan masjid megah antara tahun 857 dan 859 Masehi. Keberadaan masjid ini kemudian berkembang menjadi pusat pembelajaran yang luar biasa, menarik para cendekiawan dari berbagai penjuru dunia dan memberikan kontribusi besar bagi perkembangan intelektual Islam.
Advertisement
Pengaruh Fatima al-Fihri dalam sejarah pendidikan dan kepemimpinan perempuan Muslim tak terbantahkan. Ia menjadi simbol kekuatan dan pengaruh perempuan dalam dunia Islam abad ke-9, dan kisahnya terus menginspirasi hingga saat ini.
Universitas Al-Qarawiyyin: Warisan Fatima Al-Fihri
Universitas Al-Qarawiyyin, yang didirikan oleh Fatima al-Fihri, awalnya merupakan sebuah masjid yang kemudian berkembang menjadi pusat pendidikan. Berbagai disiplin ilmu diajarkan di sana, mulai dari agama Islam hingga ilmu-ilmu eksakta seperti astronomi dan kedokteran.
Lembaga pendidikan ini menarik banyak cendekiawan terkemuka dari berbagai belahan dunia. Salah satu tokoh terkenal yang pernah belajar di Al-Qarawiyyin adalah Paus Sylvester II, yang kemudian memperkenalkan angka Arab ke Eropa. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran universitas ini dalam menyebarkan pengetahuan.
Hingga saat ini, Universitas Al-Qarawiyyin masih beroperasi dan memiliki perpustakaan yang menyimpan lebih dari 4.000 manuskrip berharga, termasuk karya-karya dari sejarawan terkenal seperti Ibn Khaldun. Keberadaannya menjadi bukti nyata kontribusi Fatima al-Fihri bagi dunia pendidikan.
Advertisement
Pengaruh Fatima Al-Fihri terhadap Pendidikan dan Perempuan
Fatima al-Fihri bukan hanya seorang pendiri universitas, tetapi juga seorang tokoh yang menginspirasi. Ia menunjukkan bahwa perempuan mampu memainkan peran penting dalam dunia pendidikan dan kepemimpinan.
Pada abad ke-9, peran perempuan dalam masyarakat masih terbatas. Namun, Fatima al-Fihri berhasil melampaui batasan tersebut dan menciptakan warisan abadi. Ia membuktikan bahwa perempuan mampu berkontribusi besar bagi perkembangan peradaban.
Kisah Fatima al-Fihri sering dirayakan selama Bulan Sejarah Perempuan. Ia menjadi simbol kekuatan, ketekunan, dan visi seorang perempuan Muslim yang mampu mengubah dunia melalui pendidikan. Pengaruhnya terasa hingga saat ini, menginspirasi banyak perempuan untuk mengejar pendidikan dan cita-cita mereka.
Sebagai seorang perempuan dari keluarga kaya dan dermawan, Fatimah binti Muhammad al-Fihriya al-Qurashiyah menggunakan kekayaannya untuk membangun masjid yang megah dan kemudian berkembang menjadi universitas terkemuka. Hal ini menunjukkan kepeduliannya terhadap pendidikan dan keinginannya untuk memajukan ilmu pengetahuan.
Fakta Menarik Fatima
Fatima lahir sekitar tahun 800 M di kota Kairouan, di Tunisia saat ini. Dia adalah putri seorang pedagang. Menurut Ibn Abi Zar', ayahnya bernama Muhammad al-Fihri al-Qayrawani dan dia datang ke Fez sebagai bagian dari migrasi besar keluarga dari Kairouan selama periode Idrisid awal. Keluarganya tidak berasal dari kalangan orang kaya, namun ayahnya berhasil menjadi pedagang yang sukses. Ketika Muhammad al-Fihri meninggal, Fatima mewarisi kekayaannya.
Bernama lengkap Fatimah Muhammad al-Fihri, ia dijuluki "Umm al-Banīn", yang berarti "Ibu dari Anak-anak Laki-laki". Menurut sejarawan Mohammed Yasser Hilali, julukan ini mungkin diberikan karena:
- Kedermawanannya dalam pendidikan – Fatima dikenal sebagai seorang dermawan yang membangun Universitas al-Qarawiyyin, tempat banyak siswa belajar dan berkembang. Ia dianggap sebagai sosok "ibu" yang mendidik dan membimbing generasi intelektual.
- Amal dan perlindungannya terhadap para siswa – Dikatakan bahwa Fatima mengambil banyak siswa di bawah perlindungannya, seolah-olah mereka adalah anak-anaknya sendiri.
Julukan ini mencerminkan perannya dalam membina dan mendukung para pencari ilmu, yang akhirnya menjadi "anak-anak intelektual" yang ia asuh melalui lembaga pendidikannya.
Fatima al-Fihri, dengan tindakannya yang visioner, telah memberikan kontribusi yang tak ternilai bagi dunia pendidikan dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus. Warisannya akan selalu dikenang sebagai bukti nyata peran perempuan dalam memajukan ilmu pengetahuan dan peradaban.
Advertisement
