Cerita Panglima TNI Andika Perkasa Gandeng Unair Penuhi Kebutuhan Dokter Spesialis

Penandatanganan MoU ditandatangani langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa dan Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Feb 2022, 16:00 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2022, 16:00 WIB
Cerita Panglima TNI Andika Perkasa Gandeng Unair Penuhi Kebutuhan Dokter Spesialis
Panglima TNA Jendra Andika Perkasa bersama Rektor Unair Surabaya Mohammad Nasih di tengah suasana penandatanganan MoU pendidikan dokter spesialis. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyepakati kerjasama dengan Universitas Airlangga Surabaya. Panglima TNI Jendral Andika Perkasa datang langsung menandatangani MoU tersebut.

Kerjasama tersebut untuk menambah dokter spesialis bagi anggota TNI yang dianggap masih minim di lingkungan rumah sakit TNI seluruh Indonesia. Penandatanganan MoU ditandatangani langsung oleh Panglima TNI Jendral Andika Perkasa dan Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih.

"Jumlah dokter spesialis yang masih minim di lingkungan rumah sakit TNI di seluruh Indonesia," kata Jenderal Andika Perkasa, dilansir Antara, Sabtu (5/2/2022).

Andika mengatakan, jumlah doker di rumah sakit TNI yang ada di Indonesia baru ada 422 dokter spesialis. Idealinya, kata Andika, memiliki 939 orang dokter spesialis.

Jenderal Andika mencontohkan kekurangan tenaga spesialis di rumah sakit TNI yang ada di Merauke, Papua, yang berstatus rumah sakit kelas D. Di rumah sakit itu, jumlah tenaga medis hanya ada 13 orang dokter spesialis dan satu dokter umum.

"Baru 46 persen dokter spesialis yang terpenuhi. Kami baru tahu setelah ada evaluasi COVID-19 dan akhirnya baru kami tambahkan 25 tenaga kesehatan karena banyak anggota dan keluarganya di Merauke," ujarnya.

Dia berharap melalui kerja sama pendidikan dokter spesialis di Unair dapat menyelesaikan masalah kurangnya tenaga dokter spesialis di rumah sakit TNI.

Saksikan video pilihan berikut ini

Dokter Spesialis

Cerita Panglima TNI Andika Perkasa Gandeng Unair Penuhi Kebutuhan Dokter Spesialis
Panglima TNI Jendral Andika Perkasa usai menandatangani MoU dengan Unair terkait pendidikan dokter spesialis. Foto (Istimewa)

Sementara itu, Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih mengungkapkan jumlah dokter spesialis dan dokter umum jika dirasiokan dengan jumlah penduduk Indonesia masih cukup tinggi. Dengan kata lain beban dokter cukup besar.

"Dari sekian provinsi di Indonesia, baru ada belasan provinsi yang jumlah dokter spesialisnya cukup. Namun, meskipun cukup masih ada disparitas yang tinggi antar kota dan kabupaten," katanya.

Di Jawa Timur, lanjutnya, disparitas ini terlihat dengan dokter spesialis yang berkumpul di Surabaya. Sementara di kota kabupaten lain, seperti Pacitan masih kurang dokter spesialisnya.

Prof. Nasih menyebutkan, ada sembilan program studi PPDS yang siap menerima mahasiswa baru dari lingkungan TNI pada tahun 2022.

"Harapannya, dengan kerja sama ini nantinya akan ada tenaga-tenaga yang bisa ditempatkan secara strategis di daerah," ucapnya.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya Prof. Budi Santoso menyebutkan, kerjasama tersebut melalui program pendidikan spesialis secara hybrid.

Melalui perkuliahan hybrid ini, dokter militer yang sudah ada di rumah sakit milik TNI bisa mengambil program spesialis di FK Unair, namun program PPDS-nya bisa tetap dilaksanakan di rumah sakit milik TNI.

"Mereka menempuh proses PPDS di rumah sakit TNI. Namun untuk proses rekrutmen, penilaian, pelantikan sampai kelulusannya nanti di sini," katanya.

Bedanya dengan PPDS biasa, dokter militer ini nantinya tidak akan belajar di RSUD Dr. Soetomo maupun Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), namun di rumah sakit milik TNI yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

"Mereka akan belajar di RS pendidikan Unair hanya di waktu tertentu saja," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya