Liputan6.com, Jakarta "Wah, laut!" Seru saya spotan saat melihat perairan luas yang terdapat di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. "Dasar, orang Jakarta banget," timpal seorang teman seraya tertawa dalam perjalanan bersama Oppo dalam #OPPOSelfieTourWithF5 #TourdeBanjarmasin, Minggu (14/1/2015).
Padahal, sebelumnya saya sudah membaca-baca tentang Kota 1000 Sungai, Banjarmasin, di mana sepanjang mata memandang, akan beradu pandang dengan sungai. Tapi, saat Anda melihatnya sendiri, begitu respons kilat yang terucap.
Saya pun tak sabar untuk melakukan perjalanan wisata susur sungai dalam perjalanan #OPPOSelfieTourWithF5 #TourdeBanjarmasin, yang dimulai keesokan harinya, Minggu (15/1/2015). Sejak awal sudah challenging karena Anda sudah harus tiba di dermaga untuk naik perahu kelotok paling lambat pukul 05.00 WITA.
Advertisement
Tapi semua sepadan dan terbayar. Anda akan terbuai dalam arti sebenarnya yaitu terayun-ayun di dalam perahu dan terlena akan pengalamannya. Penasaran?
Kenapa Berangkat dari Subuh?
Kami berangkat dari dermaga Menara Pandang Taman Siring dalam kondisi hampir gelap gulita. Perahu kelotok kami pun sudah menunggu untuk ditumpangi dan siap melaju membelah sungai Martapura menuju pasar terapung Lokba Intan.
Kenapa berangkat sejak subuh? Sebenarnya wisata susur sungai Banjarmasin bisa dilakukan kapan saja, tergantung kebutuhan. Namun, jika Anda ingin menikmati sensasi susur sungai sesungguhnya memang dimulai sejak subuh untuk bisa melihat pasar terapung Lok Baintan.
Perjalanan dari dermaga Menara Pandang Taman Siring menuju Pasar Terapung Lokba Intan ditempuh selama 1 setengah jam dengan kecepata 60 km/jam. Sebab rute yang dilewati melawan arus dan membuat laju gerak kelotok lebih lamban.
Perlahan langit gelap gulita mulai berganti biru tua dan muncullah awan putih menampakkan diri. Dan keindahan ciptaan Tuhan membuat kita makin terbuai saat gelap berganti terang.
Â
Â
Â
Advertisement
Diserbu Ratusan Perahu Kayu
Saat sedang terbuai suasana sambil selfie dan berfoto, dari kejauhan nampak perahu kayu menghampiri perahu kami. Pertanda sudah memasuki pasar terapung Lok Baintan.
Kebanyakan wanita, karena menurut kapten kapal yang membawa kami, Paman Taufik, begitu ia ingin dipanggil, para pria sudah bertugas untuk mempersiapkan barang yang akan dijual. Seperti menanam dan memanen buah-buahan, jadi berbagi tugas.
Tak berapa lama, kelotok kami sudah dikerubuti perahu dan siap untuk memulai transaksi. Bisa dari dalam perahu melalui jendela-jendela, dari atas perahu, bahkan kita yang naik perahu penjual.
Pedangan Kebanyakan Wanita
Saat sedang terbuai suasana sambil selfie dan berfoto, dari kejauhan nampak perahu kayu menghampiri perahu kami. Pertanda sudah memasuki pasar terapung Lokba Intan.
Kebanyakan wanita, karena menurut kapten kapal yang membawa kami, Paman Taufik, begitu ia ingin dipanggil, para pria sudah bertugas untuk mempersiapkan barang yang akan dijual. Seperti menanam dan memanen buah-buahan, jadi berbagi tugas.
Tak berapa lama, kelotok kami sudah dikerubuti perahu dan siap untuk memulai transaksi. Bisa dari dalam perahu melalui jendela-jendela, dari atas perahu, bahkan kita yang naik perahu penjual.
Advertisement
Transaksi Jual Beli di Pasar Terapung
Barang dagangan pun bermacam-macam, mulai dari buah-buahan, menu sarapan, gorengan (tempting banget), replika kelotok, bedak dingin, sampai obat kuat. Lengkap, kan?
Saking lengkapnya, kami sampai kebingungan, antara ingin membeli, makan, foto-foto, sampai menikmati suasana di sana. Kuncinya, makan secukupnya, foto-foto sebanyak-banyaknya, sambil menikmati semua momennya.
Nah, bagi yang berencana ke Pulau Kembang setelah puas nongkrong di pasar terapung Lokba Intan, jangan lupa membeli pisang. Pulau Kembang merupakan hunian sekitar 600 monyet liar. Bagaimana keseruannya? Ikuti terus #OppoSelfieTourWithF5 #TourDeBanjarmasin di sini.
Â