Liputan6.com, Jakarta - Botox jelly roll muncul sebagai tren terbaru untuk mengatasi masalah lipatan dan kerutan di area dekat kelopak mata. Prosedur ini menjadi populer di kalangan mereka yang ingin mendapatkan tampilan segar dan terjaga tanpa harus bergantung pada krim dan serum.
Mengutip daro New York Post, Kamis (27/3/2025), para ahli memperingatkan bahwa tidak semua orang cocok untuk menjalani perawatan ini.Â
Baca Juga
Botox jelly roll mendapatkan namanya dari kue bolu klasik, bukan dari artis country atau rap. Teknik ini melibatkan penyuntikan Botox di bawah mata untuk merelaksasikan otot pretarsal orbicularis oculi, yang terletak tepat di bawah kulit dan di atas tulang rawan yang membentuk kelopak mata.
Advertisement
Dr. Julius Few, seorang dokter bedah plastik bersertifikat, menjelaskan bahwa area ini menutupi sekitar empat hingga enam milimeter kulit di bawah bulu mata. Sementara menurut Dr. Saami Khalifian, seorang dokter kulit, Botox ‘jelly roll’ dapat membantu mengendurkan otot untuk memberikan tampilan yang lebih halus dan segar.Â
Namun, ia juga mengingatkan bahwa prosedur ini dapat mengurangi efek tersenyum dengan mata, yang dikenal sebagai smize. Meskipun Botox jelly roll dapat menjadi solusi bagi beberapa orang, Dr. Khalifian memperingatkan bahwa prosedur ini tidak disarankan untuk semua orang. Mereka yang memiliki cekungan di bawah mata, bantalan lemak asli, atau kelopak mata bawah yang kendur sebaiknya menghindari perawatan ini. Â
Lebih Direkomendasikan Filler
Disebutkan bahwa, terlalu banyak mengendurkan otot dapat menyebabkan bawah mata tampak lebih kendur, dan Botox tidak akan memperbaiki kantung mata atau lingkaran hitam yang sebenarnya. Sebagai alternatif, Dr. Khalifian merekomendasikan perawatan lain seperti filler saluran air mata, laser, microneedling radiofrekuensi (RF), atau Platelet-Rich Fibrin (PRF) untuk mengatasi masalah cekungan.
Jika kontraksi otot adalah penyebab kantung mata bengkak, dosis kecil Botox dapat efektif. Dr. Melanie Palm, seorang dokter kulit bersertifikat, menambahkan bahwa penggunaan botox yang berlebihan dapat membuat otot terlalu rileks dan memperburuk bengkak. Otot ini biasanya membantu meningkatkan aliran limfatik di sekitar kelopak mata dan pipi, sehingga penting untuk mempertahankan keseimbangan yang tepat.
Meskipun botox ‘jelly roll’ sedang tren, penting untuk diingat bahwa ini adalah prosedur off-label, artinya belum mendapat persetujuan FDA, BPOM-nya AS. Karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan praktisi yang berpengalaman sebelum memutuskan untuk menjalani perawatan ini.Â
Advertisement
Pertimbangan Opsi Perawatan Lain
Dr. Palm mengaku telah menggunakan teknik ini selama lebih dari satu dekade untuk merawat area bawah mata pasiennya. Teknik ini sebenarnya berawal dari penggunaan neuromodulator awal pada 1980-an untuk mengatasi blepharospasm, kondisi kontraksi otot bawah mata yang terlalu aktif.
Dr. Samuel Lin, seorang ahli bedah plastik bersertifikat, menjelaskan bahwa meskipun botox jelly roll bisa menjadi solusi bagi sebagian orang, penting untuk mengevaluasi menyeluruh dan mempertimbangkan semua opsi yang tersedia. Dengan begitu, pasien dapat membuat keputusan yang tepat dan aman untuk kebutuhan kecantikan mereka.
Sementara itu, tren perawatan kecantikan terus berubah seiring penemuan teknologi baru. Salah satunya yang mulai gandrung dipakai yaitu perawatan biostimulator, khususnya menggunakan polinukelotida.
Penyanyi Charli XCX menjadi salah satu peminatnya. Lewat sesi tanya jawab dengan penggemar di akun Instagram pribadinya @360_brat, mengungkapkan bahwa perawatan kecantikan menggunakan polinukleotida jadi pilihannya usai meninggalkan botox dan filler.
Alternatif Filler dan Botox
"Aku memakai botox dan pernah melakukan filler satu atau dua kali, tetapi sudah lama," tulisnya menanggapi pertanyaan penggemar, dikutip dari Vogue, Minggu, 5 Januari 2025.
"Tapi jujur saja, menurutku filler sekarang agak berlebihan. Saya melakukan hal yang disebut polinukleotida, seperti suntikan di wajah - agak mirip dengan vitamin yang dalam. Saya juga menggunakan Dalacin dan Differin untuk kulit saya. Tetapi, lakukan riset sendiri - apa yang cocok untuk saya, tidak selalu cocok untukmu," jelasnya.
Mengenai perawatan tersebut, ahli bedah plastik bersertifikat ganda David Sheafer mendukung teknik perawatan kecantikan yang diterapkan Charli XCX. Ia menerangkan bahwa polinukleotida adalah contoh biostimulator, yakni senyawa yang disuntikkan ke dalam dermis (lapisan kulit terdalam) dengan tujuan merangsang pertumbuhan jaringan baru, mendorong kulit untuk menghasilkan volumenya sendiri alih-alih menambah volume dengan filler dermal.
"Biostimulator merangsang produksi kolagen alami tubuh Anda untuk meningkatkan tekstur dan kekencangan kulit," ungkap Dr. Shafer.
"Anda dapat melihat bahwa perawatannya berfokus pada kualitas kulit," sambungnya. "Filler dermal, di sisi lain, memberikan struktur dan definisi."
Â
Advertisement
