Cara Merawat Kulit Lansia agar Terhindar dari Luka Dekubitus

40 persen kasus luka dekubitus pada lansia terjadi saat berada di rumah. Karena itu, keluarga berperan penting dalam mencegah maupun menangani luka dekubitus.

oleh Asnida Riani diperbarui 26 Mei 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2023, 18:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi permukaan kulit pada lansia. (dok. pexels/pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Luka dekubitus masih jadi momok bagi para lansia. Kurangnya perawatan ekskresi yang tepat adalah salah satu penyebab tingginya angka luka dekubitus ditemukan pada lansia.

Menurut hasil riset Kementerian Kesehatan (Kemenkes) 2018, kata Ismiyati selaku Ketua Tim Kerja Sertifikasi dan Pengawasan Sarana Produksi Kemenkes, "Jumlah (kasus) luka dekubitus di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 33 persen, sehingga perlu dilakukan penanganan dengan excretion care yang sesuai agar tidak semakin memburuk," saat jumpa pers di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 24 Mei 2023.

Dari rasio tersebut, 40 persen di antara kasus luka dekubitus terjadi saat berada di rumah. Di kesempatan yang sama, Harwina Widya Astuti, selaku perwakilan Persatuan Perawat NasionalIndonesia (PPNI) DKI Jakarta menyebut, "Lansia yang terkena dekubitus memerlukan perawatan khusus dibanding dengan lansia yang tida kmemiliki masalah kulit"

Misalnya, ia menyambung, dengan membersihkan area kulit yang terkena dekubitus dengan air hangat, memberikan minyak salep secara rutin, menggunakan bantal agar area kulit yang terkena dekubitus tidak menerima tekanan, dan mengubah posisi tubuh lansia secara rutin.

Ia juga menjelaskan, secara general, ada dua jenis luka, yakni yang terjadi dalam jangka waktu kurang dari 21 hari, atau disebut luka akut, maupun luka lebih dari 21 hari. "Secara fisiologis, luka sebenarnya bisa sembuh sendiri, tapi pada pasien lansia, itu bisa terjadi karena dari faktor usianya, sehingga mudah sekali mengakibatkan terjadinya luka," ucap dia.

Luka ini, ia melanjutkan, harus dipemeriksa secara rutin, karena kondisi berbaring dalam waktu yang lama bisa mengakibatkan pada perubahan struktur kulit, apalagi pada kulit lansia, katanya. "Kalau kulit sudah kemerahan, itu kita sudah harus curiga," ujarnya.


Mencegah Luka Dekubitus

Pruritus dan Xerosis
Ilustrasi luka dekubitus pada lansia. Foto: Freepik.

Kemudian, perlu diperhatikan pula apakah daerah kulit yang kemerahan itu sering tertekan dalam waktu yang lama. "Kalau tertekan, kita bisa melihat itu sudah masuk ke dalam stadium I, bisa menimbulkan kerusakan pada lapisan (kulit) terluar yang kita sebut epidermis, itu (kulit) akan mengelupas," katanya.

Ia melanjutkan, "Baru setelah itu kita akan melihat lagi apakah ada kerusakan pada lapisan (kulit) di bawahnya, seperti lapisan kulit yang kedua: dermis. Luka dekubitus itu sebetulnya bisa sampai ke arah lebih dalam lagi. Yang dikhawatirkan adalah sampai kena jaringan di bawahnya, seperti otot, tulang, dan tendon."

Setelah menyadari penanganan luka dekubitus penting, tindak pencegahannya tentu harus diprioritaskan. Harwina menjelaskan, "Cara pencegahan luka dekubitus, yakni melakukan pemantauan secara rutin, terutama di daerah-daerah yang tertekan, apalagi kalau sudah ada kemerahan."

"Kemudian, kita bisa berikan fasilitas pada kulit tersebut dengan memastikannya dalam kondisi lembap yang cukup," tuturnya. "Jangan terlalu lembap atau kering. (Kulit) kering akan memudahkan terjadinya iritasi yang berakibat luka. Luka dekubitus itu kalau sudah terjadi, kemudian menutup, tapi ditekan terus, itu bisa jadi luka berulang."


Menjaga Kulit Lansia Tetap Lembap

Lifree
Jumpa pers ulang tahun ke-15 Lifree, produsen popok dewasa, di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, 24 Mei 2023. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Menjaga kulit lansia tetap lembap, Harwina menjelaskan merujuk hasil penelitian, bisa dilakukan dengan cara memastikan kulit itu bersih. "Kalau kulit bersih, diharapkan (kadar) air di dalam tubuh cukup. Itu biasanya kulitnya tidak akan mudah kering, apalagi sampai bersisik," ujar dia.

"Jadi, pastikan bagaimana minumnya (cukup). Bisa juga dengan (memakaikan) lotion untuk membantu kulit terlindungi kelembapannya," ia melanjutkan. "Penggunaan sabun juga penting, karena ada beberapa jenis sabun yang sifatnya lebih basah. Kalau lebih basah, itu berarti bisa mempercepat proses keringnya kulit, sehingga harus (memahami) tingkat kelembapan pH yang cukup."

Kebersihan sangat penting juga untuk mencegah luka pada kulit, katanya. "Secara umum, (luka) bisa terjadi di bagian kulit mana saja, seperti tumit, kemudian di daerah bokong saat bed rest, terutama di area sakrum," ia berbagi.

Luka dekubitus juga sebenarnya bisa terjadi di kepala karena berbaring. Ia menyebut, "Tulang menonjol itu rentan, seperti bahu. Bila posisi berbaringnya sering miring, bahu (rentan luka), kemudian siku, termasuk mata kaki."

Kulit lansia, ia menjelaskan, cenderung tidak elastis karena kadar elastinnya sudah menurun. "Kolagen sudah menurun, sehingga lebih kering," katanya. "Kelenjar keringat juga tidak seoptimal saat usia dewasa, maka itu mudah terjadi kekeringan pada kulit."

Juga, degeneratif secara sistemik di seluruh tubuh pun membuat luka pada lansia sembuh dalam waktu yang lama.


Popok Dewasa 2 Pieces Care

Lifree
Demo produk popok dewasa 2 Pieces Care dari Lifree di acara ulang tahun ke-15 merek itu di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, 24 Mei 2023. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Karena tulang menonjol seperti bokong rentan luka dekubitus, brand popok dewasa PT Uni-Charm Indonesia Tbk, Lifree, merespons dengan produk popok dewasa 2 Pieces Care. Dijelaskan bahwa 2 Pieces Care merupakan metode excretion care yang menggabungkan penggunaan popok dewasa, tipe perekat maupun tipe celana, dengan pad penyerap.

Piahknya telah bekerja sama dengan Clinical Research Supporting Unit - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (CRSU-FKUI) dalam melakukan riset untuk mendorong kampanye nol kejadian luka dekubitus. Dari hasil riset tersebut, diketahui bahwa rata-rata skor ruam iritasi kulit mengalami perbaikan setelah penggunaan 15 hari, untuk pengguna popok tipe perekat berkurang 24 perse dan pengguna 2 Pieces Care berkurang 42 persen.

"Kami juga telah memastikan manfaat yang dirasakan terhadap kulit pada dua orang pengguna popok tipe perekat, dan enam orang pengguna 2 Pieces Care. Oleh karena itu, kami juga berkesimpulan bahwa 2 Pieces Care berdampak lebih besar terhadap perbaikan kondisi kulit. Ini merupakan salah satu metode yang efektif untuk mencegah risiko terjadinya luka dekubitus," sebut Prof. dr. Kusmarinah Bramono,SpKK(K), PhD selaku perwakilan CRSU-FKUI.

Titiek Puspa sebagai duta merek Lifree bercerita pengalamannya memakai popok dewasa selama lima tahun. "Secara khusus, saya merasakan manfaatnya selama tidur malam, karena tidak bocor dan tidak harus ke kamar mandi. Tidur saya jadi nyenyak dan berkualitas," sebutnya.

"Karena hanya harus mengganti pad penyerap, kalau lagi di luar rumah, itu juga jadi memudahkan banget," katanya. "Saya yang sudah berusia 85 tahun jadi masih bisa ganti popok sendiri."

2 Pieces Care juga diklaim Presiden Direktur PT Uni-Charm Indonesia Tbk, Yuji Ishii, mengurangi sampah popok hingga 12 persen, karena "pad saja yang diganti," katanya. "Di Jepang, sudah ada teknologi untuk berdaur ulang popok dewasa jadi pokok lagi. Tentunya kami ingin membawa teknologi ini ke Indonesia suatu hari," tandasnya.

INFOGRAFIS: Lansia dan Panti Jompo di Indonesia
INFOGRAFIS: Lansia dan Panti Jompo di Indonesia (Ilustrasi: Tri Yasni/Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya