Liputan6.com, Jakarta - Seorang pendaki bernama Yodeka Kopaba meninggal dunia saat mendaki Gunung Arjuno bersama rombongannya. Pria berusia 21 tahun ini berasal dari Kubu Tapi Deli Serdang, Sumatra Utara.
Yodeka diketahui sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Malang. Mahasiswa UBÂ ini mengembuskan napas terakhir pada Minggu, 20 Agustus 2023 di pos 2 jalur pendakian Arjuno Welirang via Desa Sumberbrantas.
Dikutip dari laman resmi Tahura Raden Soerjo, Senin (21/8/2023), Gunung Arjuno Welirang menjadi salah satu gunung favorit para pendaki di Jawa Timur. Letak Gunung Arjuno bersebelahan dengan Gunung Welirang dan tidak memilki kawah, sehingga asap putih yang biasa terlihat sebenarnya berasal dari Gunung Welirang.
Advertisement
Puncak Gunung Arjuno dikenal dengan nama puncak Ogal Agil yang berada di ketinggian 3.399 meter di atas permukaan laut. Dari puncak Ogal Agil, pendaki dapat menikmati pemandangan alam yang indah.
Gunung Arjuno secara administratif terletak di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan, dan berada di bawah pengelolaan Taman Hutan Raya Raden Soerjo. Gunung Arjuno adalah gunung tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Gunung Semeru, serta jadi yang tertinggi keempat di Pulau Jawa.
Biasanya, gunung ini dicapai dari tiga jalur pendakian yang cukup dikenal, yaitu dari Lawang, Tretes, dan Batu. Nama Arjuno berasal dari salah satu tokoh pewayangan Mahabharata, Arjuna. Tak hanya Welirang, Gunung Arjuno juga bersebelahan dengan Gunung Kembar I dan Gunung Kembar II.
Kompleks Arjuno-Welirang
Puncak Gunung Arjuno terletak pada satu punggungan yang sama dengan puncak gunung Welirang, sehingga kompleks ini sering disebut juga Arjuno-Welirang.
Kompleks Arjuno-Welirang berada di dua gunung berapi yang lebih tua, Gunung Ringgit di timur dan Gunung Lincing di selatan. Area fumarol dengan cadangan belerang ditemukan di sejumlah lokasi pegunungan ini, seperti pada puncak Gunung Welirang, puncak Gunung Kembar II, dan pada sejumlah jalur pendakian.
Terdapat beberapa objek wisata di duning ini, salah satunya air terjun Kakek Bodo yang juga merupakan salah satu jalur pendakian menuju puncak Gunung Arjuno.
Di kawasan lereng Gunung Arjuno juga terdapat mata air Sungai Brantas yang berasal dari simpanan air Gunung Arjuno. Mata air Sungai Brantas terletak di Desa Sumber Brantas, Bumiaji, Kota Batu, yang merupakan sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo.
Beberapa destinasi wisata terkenal lain yang terletak di lereng Gunung Arjuno, yakni Tretes, Kota Wisata Batu, dan Taman Safari Indonesia 2. Gunung Arjuno mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Advertisement
Kawasan Wisata
Gunung Arjuno dapat didaki dan berbagai arah, arah Utara (Tretes) melalui Gunung Welirang, dan arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta), dan arah selatan (Karangploso), juga dari Sumberawan, Singosari. Desa Sumberawan adalah desa pusat kerajinan tangan di kecamatan Singosari, Kabupaten Malang dan merupakan desa terakhir untuk mempersiapkan diri sebelum memulai pendakian.
Selain itu, bisa juga mendaki dari Purwosari yang lebih gampang dilewati, karena hanya 30 menit dari jalan raya dan langsung sampai di Tambakwatu.
Harga Tiket:
Wisatawan Nusantara:
Rp. 11.000 pada Senin--Jumat per orang per hari (Karcis Rp10.000 + Asuransi Rp1.000)
Rp. 16.000 pada Sabtu--Minggu per orang per hari (Karcis Rp15.000 + Asuransi Rp1.000)
Wisatawan Mancanegara:
Rp. 201.000 per orang per hari (Karcis Rp200.000 + Asuransi Rp. 1.000)
Jam Operasional:
Senin hingga Minggu pukul 08.00--16.00 WIB.
Terkait kasus terbaru, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu Agung Sedayu, Minggu 20 Agustus 2023, dikutip dari Surabaya Liputan6.com, berkata, "Korban dievakuasi Minggu pagi tadi pukul 10.38 setelah kami dapat informasi dari petugas Taman Hutan Raya Raden Soerjo untuk membantu evakuasi."
Menunggu Visum
Dikatakan Agung, peristiwa ini berawal dari Yodeka dan keenam temannya mendaki Gunung Arjuno - Welirang via Desa Dumberbrantas, Kota Batu pada Jumat, 18 Agustus 2023. Esok harinya, ketika sampai di pos 2, korban tak kuat melanjutkan perjalanan.
"Sebagian rombongan melanjutkan pendakian dan ada teman korban yang tetap tinggal menunggu di pos 2 untuk merawat korban," ujar Agung. Teman korban merawat dengan memakaikan sleeping bag, sarung tangan, kaus kaki, dan memanfaatkan air hangat.
Namun upaya tersebut tetap tidak bisa menyelamatkan nyawa korban. Pada Minggu, 20 Agustus 2023, korban dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia di Pos 2 Gunung Arjuno. "Setelah dievakuasi, jenazah korban dibawa ke RS Hasta Brata, Kota Batu," kata Agung.
BPBD Kota Batu belum bisa memastikan penyebab utama korban meninggal dunia sebab masih harus menunggu hasil visum, kendati telah beredar dugaan hipotermia. Bahkan, ada kemungkinan jenazah korban dibawa ke RS Syaiful Anwar Malang, mengingat RS Hasta Brata Kota Batu tengah dalam perbaikan,.
"Kami belum mendapat informasi hasil visum, jadi belum bisa memastikan ada penyebab utama korban meninggal," kata Agung.
Menurutnya, setiap orang yang akan mendaki pendakian ke Gunung Arjuno - Welirang harus memiliki surat keterangan sehat dari fasilitas layanan kesehatan. Korban bersama rombongannya telah memiliki surat itu sebelum mendaki.
"Soal hasil visum itu nanti juga sudah jadi ranah kepolisian yang menyelidiki peristiwa itu," lanjutnya. BPBD Kota Batu mengimbau siapapun yang akan mendaki gunung agar tetap menjaga kondisi kesehatan dan memastikan tubuhnya sangat sehat dan tidak memaksakan diri mendaki gunung bila kondisi tubuh kurang sehat, apalagi sekarang cuaca cukup dingin saat malam hari.
Advertisement