Aktivis Lingkungan Greta Thunberg Tegaskan Lagi Dukungannya untuk Palestina Usai Dikritik Habis-habisan

Gerakan iklim Fridays for Future (FFF) cabang Swedia, yang terkenal dengan aktivis Greta Thunberg, pada Selasa, 5 Desember 2023, menegaskan kembali dukungannya terhadap Palestina. Hal ini menyusul kritik atas pendiriannya terhadap perang Israel di Gaza.

oleh Putu Elmira diperbarui 07 Des 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 07 Des 2023, 16:00 WIB
Greta Thunberg
Aktivis iklim Swedia Greta Thunberg (tengah) berbaris bersama aktivis iklim dalam unjuk rasa untuk iklim dan keadilan, di Amsterdam, pada 12 November 2023. (ROBIN UTRECHT / ANP / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Gerakan iklim Fridays for Future (FFF) cabang Swedia, yang terkenal dengan aktivis lingkungan Greta Thunberg, pada Selasa, 5 Desember 2023, menegaskan kembali dukungannya terhadap Palestina. Hal ini menyusul kritik atas pendiriannya terhadap perang Israel di Gaza.

Dikutip dari The New Arab, Rabu (6/12/2023), pada akhir Oktober 2023, beberapa politisi di Jerman mendesak cabang gerakan Jerman untuk memutuskan hubungan dengan cabang internasional. Hal ini dikarenakan pernyataan mereka dan Thunberg yang terang-terangan pro-Palestina.

"Bertentangan dengan apa yang diklaim banyak orang, Fridays for Future belum 'diradikalisasi' atau 'menjadi politis'," tulis FFF Swedia dalam opini yang diterbitkan di harian Swedia Aftonbladet dan surat kabar Inggris The Guardian.

Pihaknya menambahkan, "Kami selalu berpolitik, karena kami selalu menjadi gerakan untuk keadilan."

"Advokasi keadilan iklim pada dasarnya berasal dari kepedulian terhadap masyarakat dan hak asasi manusia mereka. Itu berarti angkat bicara ketika orang menderita, terpaksa meninggalkan rumah mereka atau terbunuh – apa pun penyebabnya," ungkap mereka.

Disampaikan pula, "Berdiri dalam solidaritas dengan warga Palestina dan semua warga sipil yang terdampak tidak pernah menjadi pertanyaan bagi kami."

Kelompok internasional Fridays for Future mengecam genosida di Gaza. Pihaknya juga mengecam "dukungan Barat dan mesin misinformasi".

Fridays for Future Swedia menulis pada Selasa, 5 Desember 2023 bahwa "pembunuhan mengerikan terhadap warga sipil Israel oleh Hamas sama sekali tidak bisa melegitimasi kejahatan perang Israel yang sedang berlangsung." "Genosida bukanlah pembelaan diri, juga bukan respons yang proporsional," katanya.

Greta Thunberg Bela Palestina Saat Demo soal Iklim, Mikrofon Sempat Dirampas

Greta Thunberg
Aktivis iklim Greta Thunberg disela oleh seorang aktivis iklim setelah Thunberg menyatakan solidaritasnya kepada Palestina saat puluhan ribu orang berbaris di Amsterdam, Belanda, Minggu, 12 November 2023, untuk menyerukan tindakan lebih banyak guna mengatasi perubahan iklim. Thunberg merupakan salah satu pembicara pada pawai yang diadakan 10 hari sebelum pemilu nasional di Belanda. (AP Photo/Peter Dejong)

Israel telah membom Jalur Gaza tanpa pandang bulu selama hampir dua bulan, menyusul serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan hampir 1.200 warga Israel. Serangan ini telah menewaskan lebih dari 15.900 orang, sekitar 70 persen di antaranya perempuan dan anak-anak, menargetkan rumah sakit dan sekolah tempat warga sipil berlindung dan mengubah bagian utara wilayah Palestina menjadi gurun pasir.

Gerakan FFF juga mengutuk "peningkatan tajam pernyataan, tindakan, dan kejahatan rasial antisemit dan Islamofobia di Swedia dan dunia", menekankan perlunya "untuk membedakan antara Hamas, Muslim dan Palestina; dan antara negara Israel, orang-orang Yahudi dan orang Israel."

Sebelumnya, Greta menjadi sorotan publik setelah lantang menyuarakan bela Palestina. Ia sempat diinterupsi oleh seorang pria yang mendekatinya di atas panggung setelah dia mengundang seorang perempuan Palestina dan Afghanistan untuk berbicara pada protes iklim di ibu kota Belanda. Dikutip dari AP, Senin, 13 November 2023, ia sedang berbicara di hadapan puluhan ribu orang ketika dia mengundang kedua perempuan itu ke atas panggung.

Tuntut Keadilan Iklim

Greta Thunberg
Aktivis iklim Swedia Greta Thunberg (kanan) dan Sahar Shirzad yang berdarah Belanda-Afghanistan menghadiri pawai untuk iklim dan keadilan, di Amsterdam, pada 12 November 2023. (ROBIN UTRECHT / ANP / AFP)

"Sebagai gerakan keadilan iklim, kita harus mendengarkan suara mereka yang tertindas dan mereka yang memperjuangkan kebebasan dan keadilan," kata aktivis asal Swedia itu.

 Ia menambahkan, "Jika tidak, tidak akan ada keadilan iklim tanpa solidaritas internasional."

Setelah perempuan Palestina dan Afghanistan berbicara dan Thunberg melanjutkan pidatonya, seorang pria naik ke panggung. "Saya datang ke sini untuk demonstrasi iklim, bukan pandangan politik," kata pria berjaket hijau itu sebelum dia dipaksa turun dari panggung.

Identitas pria tersebut belum jelas. Ia mengenakan jaket bertuliskan kelompok bernama Water Natuurlijk yang telah memilih anggota dewan air Belanda.

Perempuan Afghanistan bernama Sahar Shirzad mengatakan kepada The Associated Press bahwa Thunberg mengizinkan mereka naik panggung bersamanya. "Pada dasarnya, dia memberikan waktunya kepada kami," katanya.

Sebelum aktivis lingkungan berusia 20 tahun itu naik ke panggung, acara tersebut sempat terhenti ketika sekelompok kecil aktivis di depan massa mengibarkan bendera Palestina. Mereka juga meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina.

Greta Thunberg Suarakan Dukungan untuk Palestina

Aktivis Lingkungan Greta Thunberg Suarakan Dukungan untuk Palestina
Aktivis Lingkungan Greta Thunberg Suarakan Dukungan untuk Palestina (Tangkapan Layar X/GretaThunberg)

Greta sebelumnya menyuarakan dukungan kepada Palestina di tengah perang Hamas versus Israel. Hal tersebut tampak dari unggahannya melalui akun X (sebelumnya Twitter) pribadinya pada 20 Oktober 2023.

Dalam unggahan tersebut, Greta memegang kertas bertuliskan "Stand with Gaza". Ia bersama tiga orang lainnya yang juga memegang kertas berisi gambar bendera Palestina yang tertulis "Free Palestine","This Jew Stands with Palestine", hingga "Climate Justice Now!!".

"Hari ini kita melakukan aksi solidaritas terhadap Palestina dan Gaza. Dunia perlu bersuara dan menyerukan gencatan senjata segera, keadilan dan kebebasan bagi warga Palestina dan semua warga sipil yang terdampak," demikian bunyi cuitan Greta.

Dikutip dari Fox News, tak lama, Greta menghapus unggahan tersebut dan membagikan foto yang hampir mirip. Unggahan itu menunjukkan empat orang yang sama memegang empat tanda yang sama, kali ini dengan boneka gurita biru.

"Saya mengetahui bahwa boneka binatang yang ditampilkan di unggahan saya sebelumnya dapat diartikan sebagai simbol antisemitisme, yang sama sekali tidak saya sadari," tulisnya dalam unggahan itu. "Mainan pada gambar merupakan alat yang sering digunakan oleh penderita autis sebagai cara untuk mengomunikasikan perasaan."

Aktivis itu mengatakan dirinya dan para aktivisnya tentu saja menentang segala jenis diskriminasi, dan mengutuk antisemitisme dalam segala bentuk. "Ini tidak bisa ditawar. Makanya unggahan terakhir saya hapus," jelasnya.

Infografis Bencana-Bencana Akibat Perubahan Iklim
Infografis Bencana-Bencana Akibat Perubahan Iklim. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya