Kenang Anak-Anak yang Jadi Korban di Gaza, 8 Ribu Pasang Sepatu Terpajang di Jalanan Rotterdam

Aksi solidaritas pada Palestina terus mengalir dari berbagai belahan dunia. Salah satunya datang dari Stichting Plant een Olijfboom, sebuah organisasi yang mengadvokasi warga Palestina, menggelar peringatan mengharukan atas penderitaan Gaza dengan mengatur 8.000 pasang sepatu di pusat Kota Rotterdam, Belanda.

oleh Putu Elmira diperbarui 26 Des 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 26 Des 2023, 21:00 WIB
8 Ribu Pasang Sepatu Terpajang di Jalanan Rotterdam
Seorang perempuan menempatkan sepasang sepatu di antara ribuan sepatu lainnya untuk melambangkan anak-anak yang tewas di Gaza selama perang antara Israel dan Hamas, di De Binnenrotte di Rotterdam pada 20 Desember 2023. (ROBIN UTRECHT / ANP / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Aksi solidaritas pada Palestina terus mengalir dari berbagai belahan dunia. Salah satunya datang dari Stichting Plant een Olijfboom menggelar peringatan mengharukan atas penderitaan Gaza dengan mengatur 8.000 pasang sepatu di pusat Kota Rotterdam, Belanda.

Dikutip dari The New Arab, Selasa (26/12/2023), organisasi yang mengadvokasi warga Palestina tersebut menyatakan bahwa, "Ini di luar pemahaman untuk memahami besarnya jumlah korban jiwa yang terdampak, dan kami berupaya untuk memanusiakan hal tersebut."

Pihaknya menambahkan, "Inisiatif ini, yang dipimpin oleh Plant een Olijfboom (Menanam Pohon Zaitun), bertujuan untuk menyerukan gencatan senjata di Gaza. Ini menandai gencatan senjata di Gaza. Ini menandai acara perdana dari beberapa protes yang direncanakan."

Dalam sebuah unggahan di Instagram, Stichting Plant een Olijfboom mendesak masyarakat untuk bergabung dalam protes di Binnenrotte Square antara pukul 13.00 hingga 15.00. Inisiatif ini bertujuan untuk mengenang banyaknya anak-anak Palestina yang tewas di Gaza.

"Banyak orang yang sangat tersentuh dengan peristiwa ini, dan kami menyaksikan orang-orang dari berbagai latar belakang menitikkan air mata karena pemandangan tersebut memang mengerikan," lanjut pihaknya.

Menurut pihak berwenang Gaza, jumlah korban tewas di pihak Palestina akibat operasi Israel di Jalur Gaza telah melonjak menjadi lebih dari 20.000 orang. Meskipun jumlah pasti anak-anak yang menjadi korban masih belum diketahui secara pasti, perkiraan menunjukkan ada 8.000 anak, dan jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi. Hampir separuh penduduk Gaza berusia di bawah 18 tahun.

 

Kota di AS Bakal Ganti Nama Jalan Jadi Palestine Avenue

Ilustrasi Jalanan
Ilustrasi jalanan. (Photo by Simon Launay on Unsplash)

Sebagian besar jalan raya utama Hamtramck, kota di Michigan, Amerika Serikat, akan diganti namanya menjadi "Palestine Avenue". Ini merupakan bentuk dukungan terbaru untuk Gaza yang dilanda serangan Israel.

Dikutip dari Detroit Free Press, Minggu, 24 Desember 2023, sebuah resolusi untuk mengganti nama satu mil Jalan Holbrook sebagai "isyarat simbolis" dari "peringatan" dan "solidaritas" disetujui oleh Dewan Kota Hamtramck pada 12 Desember 2023. Resolusi ini menyusul pengesahan resolusi yang menyerukan gencatan senjata di Gaza pada awal November 2023.

Bill Meyer, dari organisasi berbasis keberagaman One Hamtramck, menyebut usulan penggantian nama jalan tersebut sebagai "tindakan yang berani dan kreatif menunjukkan rasa hormat yang mendalam kepada orang-orang yang telah menderita ketidakadilan selama beberapa dekade dan kini menghadapi genosida dan kepunahan di tanah mereka sendiri."

Dikutip dari CBS News, Minggu, 24 Desember 2023, pada 12 Desember, dewan memilih mendukung Resolusi 2023-184, yang mengganti nama Holbrook Street menjadi Palestine Avenue. Jalan tersebut berada di antara jalan Buffalo dan St. Aubin.

Warga di Gaza yang Punya Kerabat di Kanada Bisa Dapat Visa Sementara

Ilustrasi bendera Kanada (AFP/Geoff Robins)
Ilustrasi bendera Kanada (AFP/Geoff Robins)

Kanada akan menerima keluarga besar warganya di Gaza yang dilanda perang hingga tiga tahun ke depan. Kabar ini disampaikan Menteri Imigrasi Kanada Marc Miller pada Kamis, 21 Desember 2023.

Dikutip dari The New Arab, Minggu, 24 Desember 2023, langkah yang akan mulai berlaku pada 9 Januari 2024 tersebut akan memungkinkan warga Kanada untuk bersatu kembali dengan pasangan, anak dan cucu tanpa memandang usia, saudara kandung, keluarga dekat mereka, serta orangtua dan kakek-nenek. Miller mengatakan tujuan dari perubahan kebijakan ini adalah "untuk membuat masyarakat aman" karena perang Israel dan krisis kemanusiaan yang diakibatkannya telah membuat Gaza "tidak dapat dihuni."

Pemerintah negara ini sebelumnya fokus untuk mengeluarkan lebih dari 600 warga Kanada, pasangan dan anak-anak mereka dari Gaza. Miller memperkirakan ratusan orang lagi akan dimukimkan kembali di Kanada sementara pemboman Israel terus berlangsung di Gaza.

Namun, ia menekankan pada konferensi pers bahwa "sangat sulit meninggalkan Gaza dan mungkin tidak dapat dilakukan oleh semua orang." "Ini adalah situasi yang tidak berada di bawah kendali kita dan ada banyak skenario di mana segala sesuatunya berpotensi menjadi buruk," katanya.

Miller mengatakan dirinya juga memerintahkan pejabat imigrasi untuk memprioritaskan permohonan izin tinggal permanen bagi warga Palestina. Para pendatang baru akan memerlukan dokumentasi dan pemeriksaan keamanan, termasuk pemeriksaan biometrik di Kairo sebelum diizinkan naik penerbangan ke Kanada.

Aksi Protes Ratusan Aktivis di COP28 Dubai, Serukan Gencatan Senjata di Gaza

COP28
Aktivis meneriakkan slogan-slogan saat demonstrasi menuntut gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas pada KTT iklim PBB COP28 di Dubai pada 3 Desember 2023. (JEWEL SAMAD / AFP)

Lebih dari 100 aktivis mengadakan protes damai menyerukan gencatan senjata di Gaza pada pertemuan puncak iklim PBB di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada Minggu, 3 Desember 2023. Demonstrasi tersebut terjadi di Zona Biru konferensi COP28 yang dikelola PBB, tempat para pemimpin dunia berkumpul selama dua minggu untuk negosiasi iklim.

Dikutip dari The New Arab, Senin, 4 Desember 2023, ini adalah pemandangan yang jarang terjadi di UEA, di mana demonstrasi dibatasi namun "berkumpul secara damai" diperbolehkan selama konferensi berlangsung. Mengenakan keffiyeh dan mengacungkan tinju, para pengunjuk rasa membentangkan spanduk bertuliskan "Gencatan Senjata", "Akhiri Apartheid Lingkungan" dan "Dekolonisasi Iklim".

Teriakan "Bebaskan, bebaskan Palestina!" tak berlangsung lama, karena pembatasan PBB mencegah penamaan negara atau pengibaran bendera Palestina. Sebaliknya, para aktivis mengibarkan bendera dengan semangka yang merupakan simbol pro-Palestina.

Pidato di depan hadirin menyoroti hubungan antara perjuangan Palestina dan perjuangan untuk keadilan iklim. "Kami di sini untuk mengutuk kekuatan geopolitik negara-negara Utara, negara-negara kaya yang menghasilkan polusi dan termasuk di antara negara-negara besar yang memberikan subsidi dan mendanai genosida yang sedang berlangsung," kata aktivis keadilan iklim Kolombia, Gina Cortés Valderrama.

 

Infografis Ragam Tanggapan PBB Serukan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ragam Tanggapan PBB Serukan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya