Dispar Kepri Klaim Lokasi Wisata di Batam Aman, Tinggal 1 Ekor Buaya Lepas yang Belum Tertangkap

Kepala Dispar Kepri Guntur Sakti mengatakan buaya yang lepas dari penangkaran sudah dilakukan upaya preventif dari pihak perusahaan dan instansi terkait serta melibatkan para nelayan untuk melakukan penangkapan.

oleh Tim Lifestyle diperbarui 29 Jan 2025, 08:13 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2025, 08:00 WIB
Batam rengkam
Sebuah Pantai di pulau Penyanggah Batam yang dikenal sebagai penghasil rengkam atau rumput laut berkualitas bagus. Foto: liputan6.com/ajang nurdin... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari lalu, suasana libur long weekend Isra Mikraj dan Imlek 2025 sedikit terusik karena kabar teror buaya yang lepas dari penangkaran di Pulau Bulan, Kecamatan Bulang, Kota Batam. Jumlah buaya yang lepas awalnya belum diketahui secara pasti, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengunjung pantai.

Menanggapi kabar tersebut, Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri)) memastikan lokasi wisata di Kota Batam aman dari buaya yang lepas.  Kepala Dispar Kepri Guntur Sakti, di Batam, Selasa, mengatakan buaya yang lepas dari penangkaran sudah dilakukan upaya preventif dari pihak perusahaan dan instansi terkait serta melibatkan para nelayan untuk melakukan penangkapan hewan buas itu.

Pihaknya juga turut mengapresiasi upaya perusahaan untuk menggerakkan nelayan setempat melakukan pencarian buaya yang lepas, sehingga ada mitigasi yang cukup baik dilakukan perusahaan, pemerintah dan masyarakat.

"Itu yang membuat level kepercayaan wisatawan kita semakin meningkat. Kalau tak ada mitigasi itu yang mencemaskan. Kita berharap tidak ada pengaruhnya dengan wisatawan dan sekarang sudah ada upaya preventif yang dilakukan oleh perusahaan," terang Guntur., dilansr dari Antara, Selasa, 28 Januari 2025.

Ia menilai atas upaya yang telah dilakukan itu, seharusnya tidak ada pengaruh pada dunia pariwisata. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Seksi Konservasi Wilayah II Batam menyampaikan jumlah buaya yang lepas dari penangkaran PT Perkasa Jagat Karunia (PJK) di Pulau Bulan sebanyak 39 ekor.

Kepala BBKSDA Riau Seksi Konservasi Wilayah II Batam Tommy Steven mengatakan saat ini buaya yang sudah dievakuasi berjumlah 38 ekor. "Buaya yang sudah dievakuasi berjumlah 38 ekor. Tinggal satu lagi," kata Tommy.  Berdasarkan hasil perhitungan pada Kamis, 23 Januari 2025, jumlah buaya yang lepas sebanyak 39 ekor. Dengan begitu koordinasi terus dilakukan dengan tim terpadu dan pemerintah kota untuk menangani buaya yang masih belum ditemukan.

"Jumlah buaya yang lepas 39 ekor berdasarkan hasil stock opname kemarin 23 Januari. Jadi target tim, mencari 1 ekor lagi," ujar Tommy.. Sebelumnhya, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Batam, Ardi Winata, meminta pelaku usaha pantai, serta pengunjung meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya akibat keberadaan buaya di sekitar lokasi wisata.

 

Melindungi Keselamatan Pengunjung

Nelayan Batam
Nelayan Belakang Padang Batam merasa was-was turun melaut karena masih dihantui teror buaya. (Liputan6.com/ Ajang Nurdin)... Selengkapnya

"Jumlah buaya yang lepas 39 ekor berdasarkan hasil stock opname kemarin 23 Januari. Jadi target tim, mencari 1 ekor lagi," ujar Tommy. Sebelumnhya, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Batam, Ardi Winata, meminta pelaku usaha pantai, serta pengunjung meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya akibat keberadaan buaya di sekitar lokasi wisata.

"Kami mengimbau seluruh pengelola wisata pantai di Kota Batam mengambil langkah antisipatif guna melindungi keselamatan pengunjung, dan bagi semua pihak, untuk tetap waspada dan hati-hati dengan situasi ini," kata dia saat dikonfirmasi Lifestyle Liputan6.com, Sabtu, 25 Januari 2025.

Ardi menjelaskan, buaya yang lepas berpotensi mengancam keselamatan wisatawan, terutama yang melakukan aktivitas di air, seperti berenang maupun naik perahu. Karenanya, Disparbud Batam merekomendasikan beberapa langkah antisipasi yang harus dilakukan.

Pertama, pelaku wisata wajib menginformasi kemungkinan keberadaan buaya di sekitar pantai pada para pengunjung. Hal ini khususnya bagi wisatawan yang berencana melakukan aktivitas di air. Pengelola pantai juga diminta meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas pengunjung, terutama di area yang berdekatan dengan sungai, rawa, atau perairan lain yang berpotensi jadi jalur pergerakan buaya.

Tanda Peringatan di Titik Rawan

Buaya - Vania
Ilustrasi Buaya/https://unsplash.com/Shelly Collins... Selengkapnya

Kemudian, wisatawan dan pelaku usaha diimbau mengatur, serta menjaga jarak aman dari lokasi yang berisiko tinggi, seperti muara sungai atau tempat-tempat dekat habitat alami buaya. Demi menjaga keselamatan, dianjurkan menghindari aktivitas yang berisiko tinggi. Selain itu, disarankan memasang penghalang atau tanda peringatan di titik-titik yang rawan.

Jika ada yang melihat buaya di sekitar lokasi wisata, segera laporkan pada pihak berwenang agar dapat ditangani dengan cepat dan tepat. "Keselamatan pengunjung jadi prioritas," sebut Ardi. "Kami berharap langkah ini meminimalkan risiko dan memberikan rasa aman bagi masyarakat yang ingin berlibur ke pantai."

Sementra itu, nelayan yang juga Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Pulau Buluh, Bulang Muhammad Safid, mengatakan bahwa hingga saat ini, ia belum mendapatkan data pasti total jumlah buaya yang lepas dari penangkaran.

Menurutnya, pemerintah, dalam hal ini Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), bersama perusahaan yang bertanggung jawab atas situasi ini setidaknya mengetahui berapa jumlah data buaya yang kabur dari penangkatan."Perusahan punya data. BKSDA yang memberikan izin tentunya (menerima) laporan dari perusahaan, kenapa tidak diumumkan?" katanya saat dihubungi, Sabtu.

 

Penangkaran dan Evakuasi Buaya di Batam

Salam Senja
Suasana senja di kawasan pantai Tanjung Bukit Raya Botania, Batam, Kepulauan Riau. (Liputan6.com/Ajang Nurdin)... Selengkapnya

Peristiwa lepasnya buaya penangkaran terjadi Senin, 13 Januari 2025, pukul 07.00 WIB. Hal ini diduga terjadi karena jebolnya tembok pagar kolam penangkaran akibat debit air hujan yang tinggi.

Kadispen Lantamal IV Mayor Marinir Rio Aditya menyebut, personel TNI bersama masyarakat dan instansi terkait yang tergabung dalam tim terpadu melakukan operasi pencarian dan evakuasi buaya penangkaran tersebut. "Operasi ini dilakukan sejak 13 Januari hingga 18 Januari 2025, sudah berhasil dievakuasi 22 ekor buaya dalam keadaan hidup," katanya pada Antara, Minggu, 19 Januari 2025.

Dia menjelaskan, operasi ini di bawah kendali koordinasi utama di Pos Terpadu Satgas Penangkapan dan Evakuasi buaya yang berlokasi di Pos Binpotmar Mengkada. "Pos ini berperan penting sebagai pusat kendali operasi, tempat pengumpulan informasi dan lokasi koordinasi antara tim," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Kepulauan Riau (Kapolda Kepri) Irjen Pol. Yan Fitri Halimansyah menyebut, kekhawatiran masyarakat terhadap lepasnya puluhan buaya, hingga dirasakan negara tetangga Singapura, merupakan sifat alami manusia yang merespons bahaya.Dia mengatakan agar tidak memunculkan kejadian yang tidak diinginkan seperti buaya menyerang manusia atau pemukiman, masyarakat diimbau tidak mengancam keberadaan buaya.

 

Infografis Destinasi Wisata Bahari yang Populer di Indonesia
Infografis Destinasi Wisata Bahari yang Populer di Indonesia.  (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya