Buruh di Berbagai Daerah Kompak Tuntut Penghapusan Outsourcing

Peringatan Hari Buruh di beberapa daerah digelar sejak Rabu kemarin.

oleh Tim Liputan 6 SCTV diperbarui 01 Mei 2014, 08:13 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2014, 08:13 WIB
Aksi Buruh di Daerah
Sehari jelang Hari Buruh Sedunia, buruh di berbagai daerah menggelar aksi unjuk rasa. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)

Liputan6.com, Tangerang - Peringatan Hari Buruh di beberapa daerah digelar sejak Rabu 30 April 2014 sehari jelang Hari Buruh Sedunia yang jatuh pada 1 Mei. Buruh di berbagai daerah menggelar aksi unjuk rasa. Salah satu tuntutannya adalah menghapuskan sistem kerja outsourcing atau alih daya.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (1/5/2014), di Tangerang, Banten aliansi buruh Se-Kabupaten Tangerang memblokade akses jalan menuju Bandara Soekarno Hatta. Akibat penutupan jalan ini arus lalu lintas menuju bandara macet parah. Aksi mereka dihadang polisi yang berjaga dan memasang barikade 1 kilometer dari pintu bandara.

Melalui aksi ini, para buruh berupaya menarik perhatian pemerintah untuk memperhatikan kesejahteraan mereka. Yaitu dengan menghapus sistem kerja alih daya, meningkatkan upah minimum sebedar 30 persen, dan memperbaiki pengelolaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Di Semarang, ribuan buruh perusahaan tekstil PT Sai Garmet, pada Rabu 30 April 2014 kemarin melakukan mogok kerja sebagai protes terhadap kebijakan perusahaan yang tidak memberikan upah untuk kerja lembur. Padahal upah lembur sangat mereka harapkan untuk menambah kebutuhan hidup, apalagi ada dari mereka yang kerap bekerja hingga 15 jam setiap harinya.

Jika perusahaan tetap tidak memenuhi tuntutan mereka, para buruh mengancam akan kembali mogok kerja.

Unjuk rasa juga dipilih para buruh di Jember, Jawa Timur. Untuk menyuarakan perjuangan mereka, unjuk rasa digelar di 4 kantor pemerintah yaitu Kantor Perkebunan Daerah Dinas Tenaga Kerja, Kantor Bupati, dan DPRD Jembar.

Dalam orasinya buruh menuntut agar berbagai kasus ketenagakerjaan ditangani serius. Di antaranya nasib 40 buruh pabrik plastik Gebang yang kini terkatung-katung gara-gara menuntut gaji yang belum dibayarkan.

Unjuk rasa berakhir setelah perwakilan Kantor Disnakertrans, anggota DPRD, dan pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember menandatangai pakta komitmen bersama dihadapan para buruh.

Di kawasan timur Indonesia unjuk rasa peringati Hari Buruh Sedunia, Kamis juga sudah digelar kemarin di Makassar Sulawesi Selatan. Mahasiswa dan buruh berbaur di bawah jalan layang menuntut penghapusan sistem kerja alih daya.

Sedangkan di Kota Palu, Sulawesi Tengah lebih dari 100 buruh bangunan mendatangi kantor gubernur dan DPRD setempat menuntut upah layak.

Sementara itu, area di bawah jalan layang Urip Sumohardjo, Makassar kembali menjadi lokasi unjuk rasa mahasiswa dan buruh yang mengatasnamakan Aliansi Perjuangan Rakyat Makassar.

Dengan membawa sejumah poster, mereka menuntut agar upah buruh ditingkatkan dan sistem kerja outsorcing atau alih daya dihapuskan.

Mereka juga meminta adanya jaminan pendidikan dan kesehatan bagi kaum buruh. Rencananya hari ini unjuk rasa serupa juga akan kembali digelar dengan jumlah massa yang lebih besar di Kawasan Industri Kimia Makassar.

Di Palu, Sulawesi Tengah giliran buruh bangunan yang berunjuk rasa. Mereka yang tergabung dalam Asosiasi Pekerja Bangunan (Aspeban) Kota Palu mendatangi Kantor Gubernur Sulawesi Tengah.

Dari aksinya ini, para buruh berharap dapat bertemu langsung Gubernur Longky Djanggola. Sambil membentangkan spanduk, mereka menuntut kenaikan upah buruh yang masih minim. (Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya