Wildan si Pengantin Bom ISIS Pernah Mondok di Pesantren Amrozi

Selepas menuntut ilmu di pesantren, Wildan memilih melanjutkan studi di Mesir. Keinginan Wildan ini sempat ditentang keluarganya.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 14 Agu 2014, 13:44 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2014, 13:44 WIB
Ilustrasi ISIS Iraq (8)
Ilustrasi ISIS Iraq

Liputan6.com, Lamongan - Warga negara Indonesia (WNI) Wildan Mukhollad menjadi pengantin atau eksekutor bom bunuh diri di Suriah. Aksi nekatnya itu tak lepas dari keterlibatannya dengan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Keputusan Wildan untuk menjadi pengantin bom bunuh diri tidak terjadi begitu saja. Wildan yang menuntut ilmu di Pesantren Al Islam, Lamongan, Jawa Timur, ternyata sudah lama memendam keinginan untuk berjihad.

Menurut pengakuan sang kakak, Muhammad In'am saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (14/8/2014), Wildan memimpikan ikut jihad sejak sekolah di Al Islam. Pondok Pesantren ini sendiri pernah digeledah habis-habisan oleh aparat karena diduga terkait kasus bom yang didalangi gembong teroris Amrozi.

"Dia sempat mondok di Pesantren Al Islam yang miliknya Amrozi," kata In'am merujuk pada terpidana bom Bali yang sudah dieksekusi mati.

Selepas menuntut ilmu di pesantren, Wildan yang lahir pada 1995, memilih melanjutkan studi di Mesir. Keinginan Wildan ini sempat ditentang In'am dan keluarganya. Mereka tidak setuju, tapi Wildan bersikeras untuk berangkat. Keluarga pun tak bisa berbuat apa-apa dan mengizinkan Wildan pergi.

Siapa yang membiayai pendidikan Wildan di Mesir? In'am enggan menyebutkan sumber dana atau prestasi yang membuat adiknya bisa berangkat ke Negeri Piramida itu.

"Setelah itu dia ke Mesir. Jadi sekolah 1 Aliyah di Al-Azhar sana, setelah itu menghilang," tutur In'am.

Saat ini, kakak tertua Wildan hanya bisa berharap pemerintah berbuat lebih banyak agar penyebaran ISIS dapat segera ditekan. Sebab, ujar In'am, kondisi saat ini sudah sangat mengkhawatirkan.

"Saya sendiri tidak suka radikal seperti itu. Jadi saya minta pemerintah melakukan tindakan persuasif. Datang ke mereka, dialog, ke keluarga juga seperti itu. Karena saya khawatir ISIS kayak Al Qaeda dan bikin masalah di Indonesia," ucap In'am.

Menurut In'am, Wildan cukup nyaman menuntut ilmu di pondok pesantrean itu. Bahkan Wildan dikenal sebagai anak pintar. Keluarga tak pernah menyangka Wildan pada akhirnya terlibat gerakan radikal semacam ISIS dan tewas dengan mengebom dirinya sendiri.

Wildan diketahui menjadi martir ISIS setelah Kapolri Sutarman mengungkapkan, 56 WNI berada di Suriah dan menjadi pendukung ISIS. Di antara mereka, 4 orang diketahui tewas dan ada yang menjadi eksekutor bom bunuh diri.

ISIS merupakan kelompok gerakan radikal yang dipimpin bekas salah satu ketua kelompok teroris Al Qaeda di Irak, Abu Bakr Al-Baghdadi. Hanya sedikit yang mengetahui Baghdadi. Tapi dia diyakini lahir di Samarra, bagian utara Baghdad pada 1971.

Sebelum bergabung dengan Al Qaeda, Baghdadi merupakan anggota pemberontak di Irak setelah Negara Seribu Satu Malam itu diinvasi oleh Amerika Serikat pada 2003. (Sss)

Baca juga:

Kapolri: 4 WNI Tewas di Suriah, Ada yang Bom Bunuh Diri

WNI 'Pengantin' Bom ISIS di Suriah Bernama Wildan Asal Lamongan

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya