Liputan6.com, Jakarta - Memasuki hari kedua, pencarian pesawat latih jenis XL2 Libery milik sekolah penerbangan Lombok Institute of Flight Tecnology (LIFT) Mataram, yang hilang di perairan Pulau Moyo, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus dilakukan.
Pada pencarian kali ini, Tim SAR dibantu aparat unsur TNI/Polri, dan PMI menemukan barang-barang berupa alumunium foil dan life vest (pelampung) yang diduga kuat berasal dari dalam pesawat.
Kendati demikian, Tim SAR masih belum menemukan baik bangkai maupun 2 korban di dalamnya meskipun pencarian dibantu dengan helikopter jenis dufan, pesawat cassa TNI AL, perahu karet, dan tim penyelaman SAR.
"Sudah ditelusuri di bukit-bukit dan sungai-sungai. Tapi tidak ada tanda-tanda sehingga kemungkinan besar pesawat ada di laut," kata Dir Basarnas Proivinsi NTB, SB Supriadi, Jumat (31/10/2014).
Supriadi menerangkan, selain perairan Pulau Moyo, pihak Basarnas juga melakukan pencarian hingga ke perairan Lombok namun tetap belum menemukan bangkai pesawat.
Dia menambahkan, berdasarkan pantauan helikopter di lokasi jatuhnya, pesawat tersebut tidak terlihat. Diduga pesawat tersebut jatuh ke dalam palung perairan Pulau Moyo.
Tim penyelam juga belum bisa masuk ke palung tersebut sebab arus diperairan tersebut sangat deras dan peralatan tim penyelam hanya bisa menyelam sebatas 20 meter dari permukaan laut.
"Tali yang digunakan penyelaman hanya 20 meter," imbuh dia.
Proses pencarian ini diperkirkan akan berlangsung selama sepekan. Pencarian masih difokuskan di sekitar perairan Pulau Moyo. Konsentrasi pencarian dipusatkan di titik penemuan life vest dan alumunium foil. Pencarian pesawat hari ini diistirahatkan mulai pukul 16.00 Wita dan akan dilanjutkan besok pagi sambil menunggu kondisi laut tenang.
Pesawat latih jenis Liberty XL2 milik sekolah penerbangan Lombok Institute of Flight Technology (LIFT), Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), diduga jatuh di Teluk Saleh, tepatnya di antara Pulau Moyo dan Dusun Limung, Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa.
Pesawat latih tersebut berangkat dari Bandara Sultan Muhammad Kaharudin III, Sumbawa, diawaki dua orang yaitu, pilot Kapten Boon Hua Lua, warga negara Singapura, dan siswa penerbang Jati Wikranto.
Menurut Koordinator Keselamatan Penerbangan Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin III, Eko Purwanto, pesawat tersebut terakhir kali berkomunikasi dengan menara bandara pukul 11.04 WITA, Kamis 30 Oktober 2014. (Yus)
Advertisement