Liputan6.com, Jakarta - Beberapa pihak menilai penggunaan baju loreng yang dikenakan anggota satuan Brimob Polri, tidak tepat. Penggunaan loreng seperti TNI, Polri dinilai bakal kesulitan move on atau berubah menjadi polisi sipil. Namun Polri mengingatkan penggunaan seragam loreng pasukan Brimob tak dipersoalkan.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie menyatakan keputusan Kapolri Jenderal Sutarman terkait penggunaan kembali seragam loreng sudah melalui kajian mendalam.
"Jangan kita lihat penggunaan seragam loreng menjadi sesuatu yang bermasalah karena pengamat ada yang mencari-cari kesalahan di balik penggunaan itu," kata Ronny di Mabes Polri, Selasa (25/11/2014).
Bahkan Ronny menegaskan, soal adanya tudingan akan sulit melihat siapa pelaku bentrok yang biasanya terjadi antara TNI dengan Polri itu juga tidak tepat. Menurut Ronny, urgensi penggunaan seragam loreng itu sesuai dengan lokasi. Sebab, Indonesia ini ada hutan dan daratan. Menurut dia, penggunaan loreng juga memudahkan penyamaran Brimob saat melakukan pengejaran pelaku kejahatan di hutan.
"Polisi tidak selalu kerja di perkotaan. Kita ini negara yang punya hutan. Kalau pakai warna yang tidak bisa menyamar, sama saja menyerahkan diri ke penjahat," ujar Ronny.
Jenderal bintang dua berpengalaman di reserse ini juga menepis soal kritikan penggunaan loreng membuat polisi jadi berkarakter militer. Ronny menjelaskan untuk pengadaan seragam loreng juga menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara, yang diajukan ke Asisten Perencanaan (Asrena) Polri.
"Bagaimana dengan polisi di luar negeri yang pakai loreng, dan itu sudah lama. Kita hanya 10 tahun terakhir tidak pakai karena lepas dari ABRI. Mau bilang apa soal polisi yang di luar negeri itu? Kita ini negara yang punya hutan," tegas Ronny.
"Pengadaan seragam tidak mungkin gunakan uang di luar APBN. Itu melalui pengajuan ke Asrena kemudian APBN yang ada," tutup Ronny.
Polri Minta Penggunaan Seragam Loreng Tak Dipersoalkan
Menurut Polri, urgensi penggunaan seragam loreng itu sesuai dengan lokasi.
diperbarui 26 Nov 2014, 05:00 WIBDiterbitkan 26 Nov 2014, 05:00 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Seputar Tren Perawatan Kecantikan Polinukleotida, Pengganti Filler dan Botox yang Dianggap Ketinggalan Zaman
Aksi Mahasiswa Bandung: Buka 2025 dengan Luapan Kemarahan ke Pejabat Hedon
Polres Pemalang Pastikan Pengusutan Kasus Penipuan Penerimaan Polri Profesional, Pelaku Ditahan
Exco PSSI Ucap Terima Kasih STY dan Sebut Sang Pelatih Timnas Indonesia sebagai Bagian Sejarah, Sinyal Apa?
Menkomdigi Tegaskan Seluruh Sekolah di Daerah 3T Harus Dapat Akses Internet
Hasil PLN Mobile Proliga 2025: Sabina Altynbekova Sakit Kepala, Yogya Falcons Tak Berdaya Lawan Bandung bjb Tandamata
Candi Prambanan Dikunjungi 167 Ribu Orang periode Libur Natal dan Tahun Baru
Wujudkan Langkah Nyata Menuju Generasi Emas Indonesia 2045, Program Makan Bergizi Gratis Siap Dimulai
7 Berita dari Indonesia Curi Perhatian Warga di Australia, WNI Penipu hingga Harvey Moeis Korupsi
Miliarder Teknologi Panen Besar pada 2024, Elon Musk Puncaki Posisi Kekayaan
Petenis Korea Jadi Juara di Bali, Direktur Turnamen: Atlet Indonesia Dapat Pengalaman Berharga
Proporsionalitas dan Profesionalitas Polri Diuji Kasus Pemerasan DWP